Aku menitipkan semua pesanan Astro pada Pak Said. Kupikir akan lebih baik jika kami tak bertemu dulu untuk sementara. Astro tak membalas pesan yang kukirimkan padanya tadi pagi. Aku tahu dia membacanya walau tak membalas pesanku.
Aku juga berkali-kali memberi panggilan video call padanya, tapi sepertinya dia mengabaikanku walau aku masih mendapatkan laporan jalannya sidang dari Jian. Astro mungkin sedang merasa kesal padaku saat ini hingga tak menghubungiku sama sekali.
Aku sampai di galeri bersamaan dengan Zen dan Kak Sendy. Sudah ada lima orang yang datang. Semuanya adalah anggota klub lukis di SMA kami, termasuk Reno.
"Berita kalian bikin heboh kampusku." ujar Reno sambil menghampiriku.
"Tapi udah mendingan kan? Maksudku beritanya ga jelek lagi?"
"Iya sih. Itu yang di depan bukannya sopirnya Astro?"
"Iya itu Pak Deri. Pak Deri jadi sopirku sementara ini."
"Astro bener-bener tau caranya jagain kamu dari pengganggu ya."