Chapter 197 - Furniture

Rasa pahit dua gelas jamu brotowali masih menempel di lidah dan tenggorokan seolah tak mau pergi hingga siang hari. Membuatku memilih untuk tak banyak bicara pada siapapun.

"Kenapa kamu? Sakit?" Zen bertanya saat kami sedang menuju parkiran.

Aku menggeleng. Aku tak ingin membahasnya.

"Buket bunga kamu ada di mobil. Nanti ambil dulu."

Aku menoleh dan memaksakan diri untuk bicara, "Kan aku ga dateng."

Zen menaikkan bahu, "Kak Liana yang nitip soalnya udah berangkat ke Aussie kemarin sore."

Aku hanya mengangguk. Aku akan memberi pesan pada Kak Liana setelah sampai di rumah.

"Persiapan kamu udah sampai mana?"

"Tinggal nunggu semua pesenan jadi. Mungkin bulan depan udah siap."

"Udah punya tanggal?"

Aku menggeleng, "Aku biarin Astro yang ngatur. Aku belum tau tanggal berapa."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS