Kami sampai di galeri saat hujan baru saja turun. Hujan deras yang tiba-tiba membuat tubuh kami kebasahan hanya dengan berlari dari parkiran menuju gedung.
"Non Faza bawa baju ganti?" Pak Said bertanya.
"Ada di mobil, Pak, tapi ga usah. Ga pa-pa kok." ujarku sambil mengelap air hujan yang menetes di dahiku.
"Nanti kalau Non Faza sakit, den Astro marah sama saya. Saya ambilin ya. Ditaruh di mana bajunya?"
"Ga usah, Pak. Ga pa-pa kok. Nanti juga kering. Kalau nanti aku sakit aku salahin Astro. Siapa suruh biarin aku keluyuran sendiri."
Zen tertawa, tapi tak mengatakan apapun saat aku memberinya tatapan tajam.
"Siang Mas Sendy." ujar seorang perempuan yang menghampiri kami dengan membawa empat helai handuk.
"Siang, Miss. Ini Miss Sena." ujar Kak Sendy sambil mengambil satu handuk darinya. Miss Sena memberi kami masing-masing satu untuk menyeka tubuh.
"Makasih, Miss." ujarku.
"Mari saya anter ke dalam." ujar Miss Sena.