"Kamu lupa rumah ini dipasangin kamera?"
Rahangnya mengeras dan dia terlihat kesal sesaat sebelum tersenyum padaku, "Opa pasti ngerti. Aku kan ga ngapa-ngapain kamu."
Dia benar, tapi entah kenapa ini terasa menyebalkan.
Astro mengamit topeng dari tanganku dan memakainya, "Gimana?"
Dia tampan sekali. Seperti pangeran di semua cerita dongeng. Aku tak sanggup mengatakan apapun. Aku bahkan tak sanggup mengalihkan tatapan darinya.
"Berangkat sekarang, Honey?" Astro bertanya sambil mengulurkan tangan padaku.
Aku seharusnya menolaknya, tapi kenapa aku menerima uluran tangannya dengan begitu mudah? Bagaimana dengan janji kami?
Astro menggenggam tanganku erat dan membimbingku mengikuti langkahnya. Aku tahu dia membawaku dengan hati-hati. Andai saja kami sudah menikah, kurasa aku akan rela dia membawaku pergi ke manapun.
Aah, bagaimana ini? Kenapa aku begitu mudah berubah pikiran?