Aku membuka mata dengan jantung berdetak kencang. Sensasi lembut bibir Astro masih tertinggal di bibirku, bahkan aromanya masih menempel di hidungku. Aku menoleh ke arah jam dinding, pukul 07.52.
Aku memaksa tubuhku bangkit. Aku baru menyadari semalam aku tertidur saat masih melakukan panggilan video dengan Astro. Aku mengecek handphone yang ternyata sudah mati. Ternyata baterainya habis. Sepertinya aku juga lupa untuk mandi semalam.
Aku beranjak untuk mengisi baterai handphone di meja kerja Astro. Aku melihat pantulan diriku sendiri di cermin di dekat lemari dan meraba bibirku yang masih terasa berbeda.
Untunglah ciuman itu hanya mimpi. Aku tak yakin kami akan mampu menahan diri jika ciuman itu benar-benar terjadi. Ucapan Denada benar saat berkata sentuhan seperti itu akan terasa seperti candu.