"Apa tadi kamu bilang?" Astro bertanya padaku.
Kami sedang melakukan sambungan video call setelah menyelesaikan pekerjaan. Aku melirik jam di sudut layar handphone, pukul 22.43.
"Aku anter jemput Zen sementara sampai dia sembuh. Dia kan ga bisa bawa mobil atau motor ke kampus."
Astro terlihat kesal sekali, "Dia bisa naik taksi atau ojek, Faza. Atau dia bisa dianter kakaknya."
"Kakaknya lagi di Aussie, Astro. Lagian rumahnya deket. Aku ga masalah kok."
"Buatku itu masalah. Aku ga suka." ujarnya yang jelas sekali sedang marah, tapi berusaha untuk tak terlihat terlalu berlebihan.
"Cuma sampai dia sembuh, Astro. Sekitar dua minggu. Jahitannya sama jahitan di tanganku dulu mirip. Harusnya dua minggu ini dia udah bisa bawa mobil sendiri."
"Kamu ga ngerti ya? Aku ga suka."
"Aku udah terima lamaran kamu. Kamu ga perlu cemburu begitu sama Zen."
"Kamu udah tau aku pasti cemburu, kenapa kamu masih juga begitu?"