Di tengah tawa, terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Kemudian Teana muncul dengan tatapan sebal yang mengarah pada kami dan mengacak rambut Astro, "Ga bisa ya ngelamarnya nunggu pakai persiapan dulu? Kan bisa bilang aku. Nanti aku bikinin romantic planning."
Kakek muncul sesaat setelahnya. Disusul Opa dan Oma, kedua orang tua Astro, kedua orang tua Teana, juga Ray dan dan kedua orang tuanya.
"Bener-bener ga sabaran ya." ujar Kakek setelah aku mencium tangannya dan mendapati cincin dari Astro sudah terpasang di jari manis kiriku.
"Kan ga perlu ditunda lagi, Kek." ujar Astro, disambut gelengan kepala dari kakeknya.
Semua meja dan kursi diatur ulang menjadi deretan meja panjang dibantu oleh beberapa pramusaji. Kami semua duduk mengelilinginya. Aku duduk di sebelah Astro, dengan tangan kami terus saling menggenggam.