Sungguh mengherankan karena yang tetap berada dipikirannya adalah apakah aku akan menolaknya. Andai saja dia tahu aku akan langsung setuju jika dia memintaku menikah dengannya sekarang, tapi aku akan membiarkannya saja. Melihatnya khawatir tentang hal itu terasa menyenangkan untukku. Setidaknya, dia akan terus berusaha.
Aku menaikkan kaki untuk bersila menghadapnya dan menyandarkan kepala di punggung sofa. Kami saling menatap dalam diam dan aku baru menyadari sekarang sudah gelap, tapi lampu di rumah ini menyala. Mungkin dialah yang menyalakannya saat tiba.
"Kamu tau dari Opa soal adik Bunda yang meninggal ditembak kakeknya Donny?" aku bertanya untuk memastikan sebanyak apa yang dia ketahui tentang keluargaku.
"Aku tau dari oma."
"Kapan kamu tau?"
"Sebelum kita kenal. Oma cerita karena mungkin kesepian di rumah ini ga ada anak-anak."
"Oma ga pernah cerita ke aku."