Aku melepas tangan yang menutupi wajah untuk mendorong tubuh Astro agar menjauh. Namun dia menahanku tetap dalam pelukannya.
Aku menatapnya gusar, "Kita ga boleh begini."
Astro mengabaikanku dan menaruh dahinya di dahiku, "Aku tau."
"Astro, please."
"Sebentar aja. Aku kangen banget."
Aku menelan kalimat yang akan kuucapkan padanya. Aku bisa merasakan detak jantungnya berdebar kencang di telapak tanganku. Napasnya yang hangat membelai wajahku. Bibirnya dekat sekali. Aku mungkin saja akan lepas kendali jika dia tak segera menjauh.
"Bilang kamu cinta aku."
"I love you." ujarku gusar dengan kepala yang terasa semakin berat.
"Lebih tulus, bisa kan?"
Uugh, apa yang harus kulakukan agar dia tahu aku tulus padanya? Memangnya selama dua tahun ini dia menganggapku bagaimana?
"I love you, Astro. Aku cinta kamu. Please, jangan begini." ujarku yang berusaha memohon padanya dan mendorongnya menjauh dariku, tapi dia bergeming.