"Opa ga enak badan?" aku bertanya karena Opa terlihat murung. Padahal kami baru saja selesai berdiskusi tentang pembukaan cabang toko kain baru di Jogja dan Opa terlihat baik-baik saja sebelum ini.
"Opa sehat. Mafaza ga perlu khawatir. Opa ingin melanjutkan pembahasan kita yang lalu."
Sepertinya aku tahu maksudnya. Aku akan diam saja menunggu Opa yang memulai pembahasan, tapi Opa justru terus menatapiku dalam diam. Namun aku tak berani untuk mengatakan apapun.
"Mafaza pernah dengar cerita apa dari Danastri (Bunda) tentang rumah pohon?" Opa bertanya setelah terasa selamanya.
"Bunda pernah bilang itu tempat Bunda main kalau butuh sendiri."
Opa terlihat menimbang sesuatu sebelum bicara, "Mafaza tahu kenapa Danastri butuh waktu sendiri?"
Aku menggeleng dalam diam. Bunda tak pernah menyebut apapun tentang itu.