"Yang punya perusahaan senjata api paling gede itu?" Xavier bertanya.
Astro mengangguk untuk menjawabnya. Aku hanya diam karena baru tahu perusahaan milik Opa adalah yang terbesar. Bersuara dan memberitahu mereka tentang ketidaktahuanku akan memalukan sekali.
"Bukannya agen rahasia?" Paolo bertanya dengan suara pelan yang hampir berbisik.
Aku mendengarnya karena aku berjarak cukup dekat dengannya. Aku tak yakin apakah yang lain mendengarnya juga kecuali Astro dan Kak Sendy. Aku menatap Paolo cukup intens karena tak tahu apapun tentang hal ini.
"Oh, I shouldn't say that (Harusnya aku ga bilang soal itu)." ujar Paolo tiba-tiba.
Aku menatap Astro untuk meminta penjelasan. Dia pasti tahu sesuatu tentang ini. Dia hanya menatapku kembali, tapi tak mengatakan apapun.
"Bukannya satu-satunya anaknya meninggal bareng keluarganya bertahun-tahun lalu?" Viona bertanya yang membuat semua orang beralih menatapku. "Apa kamu ... sengaja disembunyiin?"