Kami sampai di restoran satu jam setelahnya. Sudah ada banyak mobil mewah yang berderet di area parkiran, yang membuatku menggeleng perlahan karena tak habis pikir pada cara mereka menghamburkan uang.
"Ready?" Astro bertanya saat aku sedang mengamati arsitektur depan bangunan restoran.
"Mau ga mau kan? Kita udah sampai sini."
Astro memberiku senyum menggodanya yang biasa, lalu mendahuluiku berjalan menuju restoran. Dia memberiku isyarat untuk berjalan di sisinya dan aku menurutinya.
Restoran itu dibangun dengan desain modern tradisional. Material kayu dan baja yang kokoh terlihat mendominasi bangunannya. Aku sempat menarik napas panjang saat memasuki area restoran.
Astro mengajakku melangkah lebih dalam, menaiki tangga yang memiliki teralis baja berukir elegan menuju lantai tiga. Dia menghentikan dan menoleh padaku sebelum sampai di anak tangga paling atas, "Mungkin lebih baik kalau kamu pegang tanganku."
