Anit mengedipkan matanya sekali lagi. Tatapannya terpaku dengan pantulan dirinya di cermin dengan perut yang mulai membulat dan wajah yang merona. Lalu di detik berikutnya, kedua tangannya dengan lembut membelai perutnya.
"Kamu cantik, Sayangku." Terdengar suara khas Angga yang dibarengi dengan kedua tangan cowok itu yang melingkari bahu Anit. Sepasang matanya pun lurus memandangi pantulan dirinya yang sedang memeluk mesra cewek itu. "Kamu udah siap?"
Anit mengangguk pelan dan memasang senyum tipisnya. Ingatannya melayang kembali ke dua tahun lalu. Saat akhirnya dia membuka lebar-lebar kedua tangannya untuk menerima Angga kembali di kehidupannya.
"Yessa biar sama Mama Letta dulu aja ya?" tanya Anit sambil menahan rasa sakit akibat kontraksi di perutnya.
Angga mengangguk. "Iya. Yaudah yuk. Kamu msih bisa tahan kan kontraksinya? atau mau aku gendong?"
Anit mencubit lembut lengan suaminya itu sambil tertawa. Sebelum akhirnya melangkah menjauh meninggalkan Angga menuju garasi rumah.
*