Mata Qiao Nan penuh kejutan ketika Dia menyadari bahwa itu adalah Kakak Zhai. "Kakak Zhai, kapan Kakak pulang? Masuklah, Aku akan menuangkan teh untukmu."
Setelah melihat Zhai Sheng, Qiao Nan tersenyum cerah, matanya yang berkilau membentuk bulan sabit yang menggemaskan. Dia menarik lengan bajunya secara natural dan membawanya masuk ke rumah.
Zhai Sheng melihat ke bawah dan memperhatikan bahwa tangan Qiao Nan yang cantik sangat menonjol dengan kulitnya yang kecokelatan. Lengannya ramping dan putih. Kulitnya lembut dan halus.
Senyum tipis terbentuk di bibir Zhai Sheng. Dia memindahkan semua kantung yang Dia bawa dari tangan kirinya ke tangan kanannya. Dia meraih tangan Qiao Nan yang lembut dan hangat dan berjalan berdampingan dengannya ke dalam rumah.
"Kakak Zhai, duduklah, Aku akan menuangkan air untukmu." Qiao Nan fokus untuk membuatnya nyaman karena Dia tidak menanggapi apa yang ia lakukan.
Zhai Sheng melepaskan tangannya dengan enggan. "Tidak perlu terburu-buru." Kemudian, Dia meletakkan kantung-kantung yang di tangan kanannya di tanah. Kantung-kantung itu begitu berat sehingga itu meninggalkan beberapa tanda merah di telapak tangannya yang kasar.
Namun, untuk memegang tangan Qiao Nan, Zhai Sheng sama sekali tidak keberatan dengan rasa sakit itu.
"Kakak Zhai, minum air hangatnya." Setelah menuangkan air hangat untuk Kakak Zhai, Qiao Nan menyadari dengan terlambat bahwa Zhai Sheng membawa banyak barang bersamanya dan menaruhnya di lantai. "Kakak Zhai, Kakak terlalu formal. Setiap kali Kakak datang ke sini, Kakak akan membawa begitu banyak barang. Sekarang ini adalah pergantian musim dingin dan Tahun Baru Imlek sudah dekat. Jangan beritahu Aku bahwa tidak ada orang di rumah, jadi Kakak ingin Aku menyiapkan makanan untuk Kakak?"
Sebelumnya, Kakak Zhai tidak akan menunjukkan kepeduliannya pada wanita. Mengapa Dia melakukannya secara terbuka sekarang?
"Apakah Kamu lupa bahwa Kamu berjanji untuk memasakkanku semeja penuh makanan? Apakah Kamu akan menarik kembali kata-katamu?" Zhai Sheng merasakan rasa manis saat minum air hangat yang dituangkan oleh 'istri mudanya'.
"Tidak." Qiao Nan melambaikan tangannya. Bagaimana Dia bisa menarik kembali kata-katanya? "Karena Aku yang mentraktir Kakak Aku yang harus membayar makanannya. Bagaimana Aku bisa meminta Kakak untuk membawa makanannya?"
Zhai Sheng mengangkat tangan kanannya dan mengulurkan tangannya ke arah Qiao Nan.
Qiao Nan mengedipkan matanya dengan bingung. Dia menatap telapak tangan Zhai Sheng. Apa yang Dia ingin ia lakukan?
Zhai Sheng mengarahkan pandangannya ke tangan Qiao Nan dan kemudian kembali ke Qiao Nan.
Qiao Nan mengangkat tangannya, tidak tahu harus berbuat apa, dan mengarahkan telapak tangannya ke tangan Zhai Sheng. Tangannya bersih. Tidak ada kotoran di sana.
Zhai Sheng tertawa dengan putus asa. Bagaimanapun, Dia adalah 'istri mudanya'. Dia tidak tahu apa yang ia maksud dengan gerakannya. Itu membuktikan bahwa Nan Nan melakukan apa yang Dia janjikan dan menjaga hubungan yang jauh dengan anak laki-laki di sekolahnya.
Bagus bahwa Qiao Nan tidak tahu semua ini.
Dia adalah pria paling penting dalam kehidupan Nan Nan, dan Dia akan membimbingnya selangkah demi langkah di sepanjang jalan.
_____
"Ulurkan tanganmu."
"Baiklah." Qiao Nan dengan patuh meletakkan tangannya ke telapak tangan Zhai Sheng.
Zhai Sheng menggenggam tangannya dan menarik Qiao Nan bersamanya. "Kemarilah duduk di sini."
"Oke." Qiao Nan mengangguk patuh. Dia duduk sangat dekat dengan Zhai Sheng sehingga paha Mereka saling bersentuhan. Setelah liburan musim panas karena duduk sangat dekat dengan Zhai Sheng, Qiao Nan sudah terbiasa dengannya. Dia tidak lagi merasa aneh atau canggung. "kakak Zhai, kakak bisa memberitahuku secara langsung jika Kakak ingin Aku duduk. Aku bukan anak kecil, jadi tidak perlu berpegangan tangan. "
Zhai Sheng menarik napas dalam-dalam dan menahan dorongan untuk mencubit wajah Qiao Nan. Sebagai gantinya, Dia meletakkan telapak tangannya di atas kepalanya dan menariknya kedalam pelukannya. "Kamu lebih buruk dari anak kecil!"
Saat di pelukannya, Qiao Nan mencium aroma cendana yang samar. Itu menyenangkan dan mempesona, membuat Qiao Nan merasa pusing. Dia mencengkeram pakaiannya dan bertanya, "Kakak Zhai, apakah Kakak memelihara seekor anjing ketika Kakak masih kecil?"
Kalau tidak, mengapa Dia memiliki kebiasaan mengelus kepalanya setiap kali Dia melihatnya?
"Kakak Zhai, apakah Aku sebaiknya membelikan Kakak seekor anjing dengan ras yang bagus ketika Aku memiliki uang di masa depan? Anjing jenis apa yang Kakak suka?" Ketika Dia dewasa dan mulai bekerja, Dia tidak ingin kepalanya dielus oleh Kakak Zhai.
_____
Mata gelap Zhai Sheng berkilat, nampak tatapan berbahaya di matanya. Dia mengencangkan pelukannya di pinggang Qiao Nan sementara tangan lainnya masih diletakkan di kepalanya. Dia bisa merasakan rambut halus lembut Qiao Nan menyapu jari-jarinya dengan ringan. Dia menyukai sentuhan lembut rambutnya. "Maksudmu ketika Kamu punya uang di masa depan, Kamu tidak akan sedekat ini denganku lagi?"
"Nan Nan, katakan padaku. Apakah Kamu berpikir untuk memiliki pacar, dan karenanya Kamu takut pacarmu akan cemburu?" Ada nada menggoda dalam nada bicaranya. Dia berhenti menyikat rambutnya, tetapi meletakkan tangannya di dekat telinganya, menyentuh lembut daun telinganya yang halus dan lembut. Mereka berbagi momen manis satu sama lain.
Qiao Nan tidak bisa untuk tidak gemetar, telinganya memerah. Dia dengan cepat menutupi telinganya dengan tangannya. "Kakak Zhai, geli!"
Qiao Nan mungkin lambat, tapi Dia bisa merasakan bahwa Dia terlalu dekat dengan Zhai Sheng. Jarak Mereka sudah melampaui seorang teman dekat. Dia mendorong dada Zhai Sheng, ingin memperluas jarak di antara Mereka. Namun, Dia dikunci dalam genggaman ketat Zhai Sheng. Jika Dia tidak mengizinkannya, maka Dia tidak akan bisa bergerak satu inci pun.
"Nan Nan, Kamu belum menjawab pertanyaanku." Zhai Sheng tidak akan melepaskannya kecuali Dia mendapatkan jawabannya.
Sebagai seorang prajurit, begitu Dia memiliki target dalam pikirannya, Dia hanya akan fokus pada targetnya dan tidak pernah membiarkan targetnya melarikan diri darinya.
_____
Qiao Nan merasakan campuran kemarahan dan rasa malu. Dia berteriak pada Zhai Sheng, "Tidak ada pacar. Selain itu, tidak ada pria yang menurutku menarik. Kakak Zhai, Aku akan menepati janjiku kepada Kakak, tetapi Kakak harus tetap memperhatikan diri Kakak sendiri. Kakak berbeda dariku. Aku masih seorang siswa, dan prioritas utamaku adalah belajar ku. Seharusnya Aku tidak punya pacar seusiaku. Sedangkan untuk Kakak, Kakak tidak muda lagi. Kakak harus mencari seorang pacar atau bahkan memutuskan untuk memiliki keluarga dan anak-anak. Kakak Zhai, Kakak adalah seorang prajurit. Kakak pasti tahu untuk menjaga perbedaan yang jelas antara teman dan keluarga. Kakak harus memperhatikan status dan sikap kakak. Ketika Kakak memiliki pacar nanti, Dia akan marah jika Dia melihat Kita bersikap sedemikian rupa! "
"Kita berdua tahu dengan jelas tentang Kakak memperlakukanku sebagai adik perempuanmu, tetapi pacar Kakak tidak tahu tentang itu. Ngomong-ngomong, jika Aku pacarmu, dan Aku tahu Kakak begitu dekat dengan adik perempuanmu, Aku akan cemburu dan marah. Aku pasti akan putus denganmu. Kakak Zhai, jika Kakak melakukan ini lagi, Aku akan marah! "
Bahkan, kata-kata Qiao Nan dimaksudkan untuk Zhai Sheng dan dirinya sendiri.
"Kakak Zhai, Aku memang bodoh. Aku suka hal-hal yang tegas dan benar. Kakak Zhai, Kakak adalah seorang prajurit. Kakak selalu mematuhi aturan di ketentaraan. Kakak harus menerapkan sikap ini dalam hidup Kakak juga. Apa yang Kakak lakukan sangat berbahaya!"
***