Chapter 229 - Siapa Yang Terburu-buru?

Saat memikirkan kalimat ini, Qiao Dongliang menekan bibir tipisnya menjadi satu garis, mengamati Qiao Zijin. "Zijin, kenapa Kamu begitu rajin hari ini? Ayah ingat Kamu membenci mengerjakan pekerjaan rumah."

"Ayah, akan Ayah terlalu memikirkan Aku. Ayahlah yang membeli sarapan. Yang Aku lakukan hanyalah mengatur meja, tidak lebih. Jika ayayh menyuruhku mencuci piring, Aku pasti tidak akan melakukannya. Ayah, Ayah tahu Aku benci tanganku basah." Qiao Zijin menggigit bibirnya dan mengatur ekspresinya.

"Begitukah?" Qiao Dongliang tidak percaya padanya, dan Qiao Nan juga tidak.

Ding Jiayi mungkin tidak diperlakukan seperti seorang ratu dalam keluarga Qiao, tapi Qiao Zijin jelas merupakan putri dalam keluarga Qiao. Dia tidak hanya menolak melakukan pekerjaan rumah tangga tetapi juga bermalas-malasan setiap kali Dia memiliki kesempatan.

Berdasarkan sifat Qiao Zijin dan karakter egoisnya, bahkan untuk pekerjaan sederhana seperti mengambil mangkuk dan sumpit, meskipun tidak lelah, Dia lebih suka duduk dan beristirahat, menunggu orang lain di keluarga untuk menyiapkan barang-barang untuknya. Mustahil baginya untuk membantu.

"Aku hanya membantu mengatur meja. Ayah, Nan Nan, Kalian melebih-lebihkan. Jika Aku tahu Kalian akan bereaksi seperti ini, Aku tidak akan membantu sama sekali. Nanti, jangan berharap Aku membantu lagi," Qiao Zijin mendengus. "Reaksimu sepertinya mengatakan bahwa Aku tidak pernah membantu pekerjaan rumah ketika Aku di rumah. Aku orang yang menyiapkan peralatan makan. Qiao Nan, Kamu tidak boleh menggunakannya. Ambil sendiri satu set alat makan baru!"

Gadis sialan yang menyedihkan! Dia sudah membantu menyiapkan peralatan makan, namun Qiao Nan masih sangat curiga padanya.

Bersikap baik kepada Qiao Nan hanya memberinya penghinaan bagi dirinya sendiri!

Selain itu, Qiao Nan yang berbutang padanya. Oleh karena itu, Qiao Nan harus baik padanya, bukan sebaliknya.

____

"Baik, Aku akan mengambilnya sendiri." Qiao Nan tersenyum. Dia lebih suka meluangkan waktu untuk mengerjakan tugas sendiri daripada dilayani oleh Qiao Zijin.

Qiao Nan tidak berani menggunakan peralatan makan yang disiapkan oleh Qiao Zijin, tapi Dia menikmati sarapan lezat yang dibeli Qiao Dongliang.

Qiao Zijin, yang duduk di samping dengan sebuah buku di tangannya, tidak tahan dengan Qiao Nan. Apa yang salah dengan Qiao Nan? Itu hanya sarapan sederhana, tetapi mengapa Qiao Nan menghabiskan waktu begitu lama untuk menyelesaikannya? Dia membuatnya tampak seperti Dia sangat sopan.

Bagi Qiao Zijin, Qiao Nan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mengunyah setiap gigitan.

"Kakak, mengapa Kamu menatapku? Apakah Kamu lapar? Ingin sarapan lebih banyak? Karena ada lebih dari cukup, Kamu dapat mengambilnya sendiri." Qiao Zijin akan memandang Qiao Nan dari waktu ke waktu, membuatnya sangat tidak nyaman.

"Aku tidak menatapmu! Selain itu, jika Kamu tidak melihatku, bagaimana Kamu tahu Aku memperhatikanmu? Qiao Nan, mengapa Kamu mengintipku?" Qiao Zijin menolak untuk mengakui bahwa Dia sedang menatap Qiao Nan.

"Cukup, masih pagi sekali." Qiao Dongliang sakit kepala. "Nan Nan, luangkan waktumu untuk makan. Makan lebih banyak. Ini botol air minummu. Ayah telah mengisinya untukmu." Qiao Dongliang tahu bahwa Qiao Nan memiliki kebiasaan membawa botol air ketika Dia keluar untuk membaca buku-bukunya.

Karena itu, Qiao Dongliang akan membantu Qiao Nan mendinginkan air terlebih dahulu.

Karena Dia bebas hari ini, Dia membantu Qiao Nan mengisi botolnya dengan air sehingga Qiao Nan bisa menghemat waktu.

"Terima kasih, Ayah." Setelah mengambil botol air, Qiao Nan menghabiskan gigitan terakhir dari roti goreng dan menyeka mulutnya.

Segera setelah Qiao Nan berdiri, mata Qiao Zijin langsung berkilat. Khawatir bahwa Qiao Nan dan Qiao Dongliang mungkin mengangga Dia mencurigakan, Qiao Zijin menutupi wajahnya dengan bukunya.

Qiao Nan menatap Qiao Dongliang dan mengangkat dagunya. Apa yang salah dengan Qiao Zijin hari ini?

Qiao Dongliang menggelengkan kepalanya. Dia tidak tahu apa yang salah dengan Qiao Zijin juga. Tapi Dia tidak memperhatikannya.

"Ayah, Aku akan pergi sekarang." Qiao Nan mengabaikan Qiao Zijin. Dia hanya khawatir bahwa perilakunya yang tidak biasa diarahkan padanya.

"Oke, jangan pulang malam-malam."

____

Qiao Nan keluar dengan botol minum yang diisi oleh Qiao Dongliang.

Setelah Qiao Nan pergi kurang dari satu menit, Qiao Zijin melempar bukunya dan berlari mengejarnya.

Qiao Zijin baru saja keluar dari kediaman Qiao ketika Dia dihentikan oleh Qiao Nan yang berjalan keluar dari balik tembok. Jika bukan karena Qiao Nan mencegatnya, Qiao Zijin akan langsung lari ke kediaman Zhai. "Kakak, apa yang kamu inginkan?" Qiao Zijin belum menyerah dan sekarang Dia ingin menguntitnya?

Tidak heran Dia merasa bahwa Qiao Zijin tidak tahan menunggunya keluar hari ini. Apakah Qiao Zijin bertindak seperti ini karena Dia ingin tahu di mana Dia menyembunyikan buku dan uangnya sehingga Dia bisa mendapatkan tiga ratus yuan?

"Aku, eh ... Aku tidak melakukan apa-apa." Qiao Zijin tersenyum canggung. Untungnya, Qiao Nan muncul lebih awal. Kalau tidak, Dia akan langsung lari ke kediaman Zhai.

Jika seperti itu, Dia pasti akan diketahui oleh Qiao Nan.

"Bukankah Aku sudah memberitahumu bahwa Aku juga akan keluar hari ini? Aku telah memberitahu Ayah tentang hal itu. Apakah Kamu satu-satunya yang bisa keluar selama akhir pekan? Apakah Aku tidak diizinkan melakukannya juga?" Qiao Zijin menggertak dan bertindak seolah-olah Dia tidak melakukan kesalahan.

"Tidak." Qiao Nan menyilangkan tangan di dadanya. "Kamu sepertinya sedang terburu-buru. Kamu pasti membuat janji dengan seseorang. Apakah Kamu terburu-buru? Jika demikian, maka Kamu dapat pergi terlebih dahulu."

"Tepat sekali. Aku benar-benar terburu-buru. Aku khawatir Kamu akan menghalangiku. Aku akan pergi dulu, kalau begitu." Qiao Zijin mendengus. Dia tahu bahwa Qiao Nan akan pergi ke kediaman Zhai. Dia tidak takut untuk pergi dulu.

Sekarang Dia tahu ke mana arah Qiao Nan, Qiao Zijin tidak perlu mengikuti Qiao Nan. Dia bisa pergi sendiri ke kediaman Zhai.

Apapun itu, Qiao Zijin akan lebih merasa yakin jika Dia bisa mengikuti Qiao Nan sampai ke kediaman Zhai.

Agar tidak menimbulkan kecurigaan Qiao Nan, Qiao Zijin pergi saat itu juga tanpa ragu sedikit pun. Dia bahkan berlari untuk membuatnya tampak seperti sedang terburu-buru.

Semakin Qiao Zijin bertindak berbeda dari cara biasanya, Qiao Nan semakin curiga.

Qiao Zijin juga berperilaku serupa ketika Dia bersekongkol dengan ibunya untuk mencuri uangnya terakhir kali. Kali ini sepertinya tidak berbeda.

Saat itu, ibunya pergi bekerja pagi-pagi, dan cara Qiao Zijin bertindak tidak seperti dirinya yang biasanya. Dia membantu Ayahnya jalan-jalan dan rehabilitasi. Dia bahkan meminta Qiao Nan untuk membantunya memapah Ayah Mereka kembali ke rumah.

Qiao Nan merenung sejenak dan mengubah arahnya. Daripada langsung pergi ke kediaman Zhai, Dia memutuskan untuk singgah di tempat lain sebelum pergi ke kediaman Zhai.

____

"Ding Jiayi, apakah Kamu salah? Nan Nan adalah anak yang baik. Dia tidak akan pernah melakukan hal-hal yang Kamu katakan. Kamu seharusnya tidak terlalu banyak berpikir. Sudah terlambat. Aku harus kembali untuk mencuci pakaian." Empat wanita paruh baya berkumpul di sudut dekat pintu belakang kediaman Zhai, mengobrol.

Tiga wanita membuat berisik, belum lagi empat wanita.

Di antara keempat wanita itu, salah satunya adalah Ding Jiayi. Tiga lainnya adalah orang-orang dari komplek. Yang istimewa dari Mereka bertiga adalah bahwa Mereka adalah tukang gosip. Mereka suka bergosip tentang lingkungan ini.

"Benar sekali. Sudah setengah jam. Aku harus kembali."

"Jangan pergi dulu!" Ding Jiayi sangat cemas sehingga wajahnya memerah. "Kalian semua harus tahu bahwa Nan Nan sangat handal."

***