Chapter 190 - Tidak Bisa Mentolerir Lagi

"Limpahkan kasusnya. Paling tidak, Saya berharap akan ada catatan kriminal untuk masalah hari ini," Qiao Dongliang mengertakkan gigi dan berkata dengan tegas.

Dia bersikeras mengajukan kasus polisi dan mengatakan atas kemauannya sendiri bahwa ada lima ratus yuan, bukannya tiga ratus yuan untuk memberi Ding Jiayi pelajaran.

Ding Jiayi tidak takut padanya dan berani melakukan apa pun demi Zijin sekarang. Dia tidak merasa banyak untuk dirinya sendiri tetapi akan sulit bagi Nan Nan yang harus menanggung penderitaan yang tak berkesudahan.

Qiao Dongliang telah mempertimbangkan bahwa meskipun Ding Jiayi bukan ibu yang baik, Dia adalah ibu kandung Qiao Nan. Dari sudut pandang orang luar, meskipun Ding Jiayi tidak sesempurna itu, sebagai anak perempuan, Qiao Nan tidak bisa terlalu berlebihan dalam melakukan hal-hal tertentu juga. Itu akan salah baginya bahkan jika Qiao Nan melakukannya demi melindungi dirinya sendiri.

China adalah negara yang pertama yang menganjurkan berbakti pada orangtua. Dalam pemikiran banyak orang, nilai tradisional 'menjaga bakti pada orangtua' masih ada.

Hal-hal ini harus dilakukan oleh Qiao Dongliang agar tidak membiarkan Qiao Nan menderita dan merusak reputasinya.

Qiao Dongliang dan Ding Jiayi memiliki senioritas yang setara dan Dia adalah kepala keluarga. Jika Qiao Dongliang adalah orang yang mengedepankan hal-hal ini, Qiao Nan tidak akan terlibat sama sekali. Semua orang mungkin akan mengarahkan jari Mereka pada Ding Jiayi.

Bahkan jika Ding Jiayi punya sepuluh ribu alasan, masalah hari ini tidak bisa dibiarkan begitu saja!

____

"Apakah Anda yakin?" Polisi itu bertanya.

"Saya yakin."

"Apa yang Kamu maksud dengan yakin? Tidak, Kamu tidak bisa memberiku catatan kriminal!" Ding Jiayi berlari ke petugas polisi, ingin mengambil buku itu dari tangannya. "Apa yang terjadi hari ini hanyalah urusan pribadi keluarga Kami. Bukan urusan polisi untuk ikut campur. Kalian semua tidak bisa memberiku catatan kriminal!"

Ding Jiayi tidak akan membiarkan hal memalukan terjadi.

Entah bagaimana, Ding Jiayi merasa bahwa jika Dia memiliki catatan kriminal karena masalah hari ini, akan sulit baginya untuk melakukan apa pun pada Qiao Nan di masa depan. Dia pasti akan dikuasai orang lain.

Mata polisi itu langsung kaku. "Anda berlebihan. Apakah Anda mencoba untuk menyerang polisi?"

Pikiran awal petugas kepolisian adalah meyakinkan Qiao Dongliang untuk tidak mengajukan kasus ini dan menyelesaikan konflik internal di antara Mereka. Dia merasa bahwa aib keluarga tidak boleh ditunjukkan di depan umum.

Tapi ketika Ding Jiayi menerkam Mereka tiba-tiba, para petugas polisi sangat marah. Dia memperlakukan Mereka seolah-olah Mereka adalah putrinya, seolah-olah Mereka harus mendengarkannya ketika Dia mengatakan kepada Mereka untuk tidak mengajukan kasus ini. Dia bahkan berani mengambil buku dari Mereka! Apakah Dia masih menganggap Mereka sebagai petugas pembela masyarakat?

____

"Bu, Bu!" Qiao Zijin sangat malu sehingga Dia ingin menutupi wajahnya sehingga petugas polisi tidak akan mengingatnya.

Namun, Qiao Zijin akhirnya tidak bisa mentolerir perilaku bodoh Ding Jiayi dan menahannya. "Bu, Ibu sudah gila. Maaf, Tn. Polisi. I ... ibu Saya tidak cukup istirahat akhir-akhir ini. Karena itu, Dia tidak dalam kondisi pikiran yang jernih. Tolong jangan hiraukan Dia. Kesalahpahaman, itu semua adalah kesalahpahaman. Walaupun begitu, Kami memahami bahwa Anda harus mencatatnya jika perlu. Lakukan apa pun yang Anda anggap pantas. Kami akan mematuhinya."

Nah, meninggalkan catatan kriminal lebih baik daripada mendarat di penjara.

Menyerang polisi?

Jika ibunya benar-benar dihukum karena kejahatan ini, Dia pasti akan dipenjara selama beberapa hari!

Dia tidak bisa kehilangan wajahnya seperti itu.

____

"Pasti sulit bagi Kalian semua untuk memiliki anggota keluarga seperti itu." Wajah petugas polisi itu cemberut ketika Dia menulis laporan secepat mungkin. "Baiklah, tolong tanda tangani."

Qiao Dongliang melirik isinya dan menandatangani namanya tanpa sepatah kata pun setelah Dia membaca intinya.

Sekarang giliran Ding Jiayi untuk menandatangani. Namun, Ding Jiayi ingin membantah ketika Dia melihat isi dalam laporan yang menyatakan bahwa Dia telah 'mencuri' lima ratus yuan dari putrinya, menghabiskan dua ratus lima puluh yuan, menyisakan dua ratus lima puluh yuan. Jelas, Dia hanya mengambil tiga ratus yuan dan menghabiskan lima puluh yuan!

"Bu!" Qiao Zijin berteriak dengan suara yang dalam. "Bu, bisakah Ibu berhenti membuat keributan? Apakah Ibu belum cukup malu? Kemungkinan besar, semua orang di komplek akan mendengar tentang masalah hari ini. Ibu ... Ibu berpikir sesaat! Bagaimana Saya akan menghadapi semua orang di masa depan? Jika ibu terus membuat keributan, apakah itu akan terlihat bagus untukmu?"

Qiao Zijin tidak bisa menunggu polisi agar segera meninggalkan kediaman Qiao sehingga Dia bisa menutup pintu masuk utama rumah ini dengan erat dan mengisolasi dirinya dari suara gosip para tetangga.

Setelah diteriaki oleh Qiao Zijin, Ding Jiayi hanya bisa menggertakkan giginya dan menandatangani namanya dengan malu-malu.

"Tidak apa-apa. Kalau begitu, Kami akan pergi." Setelah mendapatkan tanda tangan, petugas polisi menyimpan laporan dan langsung pergi.

____

"Pergi? Mereka langsung pergi begitu saja?"

"Saya tidak menduga bahwa Ding Jiayi akan menjadi orang yang mengambil uang itu. Orang macam apa Dia?"

"Ck ck ck, Dia menghabiskan semua uang yang Dia ambil dari Nan Nan dalam sepersekian detik. Nan Nan, anak ini, merupakan anak yang sangat malang."

"Terlebih lagi, Aku melihat Ding Jiayi membawa kantong pakaian ketika Dia kembali. Kemungkinan besar, uang itu dihabiskan untuk membeli pakaian. Coba tebak untuk siapa Dia membelinya?"

"Untuk siapa lagi Dia membelinya? Kita semua tinggal di komplek yang sama, tetapi apakah Kalian pernah melihat Nan Nan mengenakan pakaian baru? Ding Jiayi benar-benar 'baik'. Dia mengambil uang Nan Nan yang susah payah untuk membayar hutang untuk membeli pakaian untuk Qiao Zijin. Qiao Zijin akan senang memiliki ibu seperti itu tetapi Nan Nan akan menderita. Tidak ada alasan untuk menjadi pilih kasih dengan cara ini."

____

"Tutup pintunya. Tutup pintunya! Cepat, tutup pintunya!" Setiap kata dari gosip-gosip itu ditransmisikan dengan jelas ke telinga Qiao Zijin.

Wajah Qiao Zijin berubah pucat saat Dia menutupi telinganya dan menjerit. Dia tidak ingin mendengar kata-kata itu lagi!

Mengapa Qiao Nan bisa mendapatkan simpati semua orang seperti kelinci kecil yang menyedihkan tapi Dia harus diejek karena hubungannya dengan ibunya?

Dia tidak berpikir bahwa Qiao Nan menyedihkan. Faktanya, Qiao Nan menjijikkan dan sangat dibenci!

Ibunya adalah ibu kandung Qiao Nan, dan Dia adalah saudara kandung Qiao Nan. Karena hanya lima ratus yuan, Qiao Nan harus merusak reputasinya dan ibunya. Akibatnya, Mereka tidak bisa mengangkat kepala di atas yang lain. Mengapa Qiao Nan memiliki hati yang jahat?

Semakin Qiao Zijin memikirkannya, semakin Dia merasa terhina. Dia kemudian menatap Qiao Dongliang dengan wajah penuh air mata. "Ayah, Ayah sangat kejam. Aku sudah memberitahu Ayah bahwa Ibu mengambil uang itu. Kita semua keluarga yang sama. Mengapa Ayah harus melapor ke polisi dan membuat semuanya sangat memalukan? Ayah, bagaimana Aku akan menghadapi semua orang di masa depan? Sekarang, semua orang di komplek berpikir bahwa ibuku dan Aku adalah orang jahat! Bahkan jika Ayah melakukan ini untuk melindungi Qiao Nan, Ayah tidak bisa mengorbankanku demi Dia. Ini tidak adil! Ayah, apakah Ayah masih menganggapku sebagai anakmu?"

"Apa? Qiao tua, Kamu bsudah tahu tentang ini sebelumnya dan Kamu yang ingin melapor ke polisi? Qiao tua, Kau benar-benar ... " Ding Jiayi mengertakkan giginya dan menjerit, bergegas menuju Qiao Dongliang.

Jadi, Dia sangat malu hari ini dan Zijin marah semua karena Qiao tua.

____

Saat melihat Ding Jiayi yang bergegas ke arahnya, mata Qiao Dongliang menjadi dingin. Dia mengangkat tangannya dan menampar Ding Jiayi. Suara itu sangat memekakkan telinga dan keras di telinga.

Sisi wajah Ding Jiayi yang dipukul langsung mati rasa karena rasa sakit.

Ding Jiayi memegang sisi menyakitkan wajahnya dan menatap Qiao Dongliang dengan tak percaya. "Q-Qiao, Ka ... Kamu berani memukulku? Aku sudah menikah denganmu selama sembilan belas tahun. Kamu benar-benar memukulku hari ini?"

***