Chapter 102 - Paha Ke Paha

Zhai Sheng menjadi serius, mengepalkan tangannya dan meletakkannya di atas lutut. Dia bertanya kepada Qiao Nan dengan serius, "Apakah ada yang aneh denganku membaca di rumahku sendiri?"

"Tidak, sama sekali tidak!" Qiao Nan menegakkan punggungnya dan berdiri tegak seperti seorang prajurit yang patuh, menggelengkan kepalanya berkali-kali. Dia yang bukan anggota keluarga Zhai saja boleh diizinkan masuk ke gudang, Kakak Zhai berhak berada di sana.

Tapi, bukankah aneh?

Qiao Nan sangat kagum pada Zhai Sheng. Hilang sudah Qiao Nan yang tenang dan berhati-hati, sebaliknya Dia tidak bisa berpikir dengan benar dan lambat dalam bereaksi.

"Karena tidak ada masalah, kemarilah membaca disini." Zhai Sheng sedikit mendorong kursi di sampingnya dan memberi isyarat agar Qiao Nan duduk.

Di bawah tatapan Zhai Sheng, Qiao Nan menjadi gugup. Tubuhnya menegang dan Dia berjalan dengan canggung ke kursi.

____

Ketika Qiao Nan akhirnya sadar dan menyadari bahwa Dia sudah bertingkah bodoh sendiri di depan Pangeran Tampan, wajahnya memerah seperti apel.

Qiao Nan melirik Zhai Sheng dengan cepat. Dia menghela nafas lega ketika Dia menyadari bahwa Kak Zhai sudah kembali membaca buku-bukunya. Dia dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya dan duduk dengan kecepatan cahaya, jangan sampai Dia bertingkah bodoh sendiri lagi.

Tapi Dia baru duduk sebentar sebelum Dia menyadari bahwa ada lebih banyak saat-saat canggung yang akan datang.

Kursi dan kursi Zhai Sheng diletakkan berdampingan. Meskipun sekarang musim dingin dan Qiao Nan terbungkus pakaian, Dia bisa merasakan Zhai Sheng tepat di sampingnya dan merasakan kehangatan memancar dari pahanya. Dia merasa gelisah.

Qiao Nan melirik Kakak Zhai. Dia tampak dingin dan penyendiri namun suhu tubuhnya sangat hangat. Istrinya nanti tidak perlu khawatir bahwa kantong air hangatnya tidak cukup hangat untuk musim dingin, Dia sendiri adalah kantong air hangat alami manusia.

Selain itu, Qiao Nan masih merasa tidak nyaman.

Di kehidupan sebelumnya, meskipun Qiao Nan tidak lagi muda, sampai hari dimana Dia meninggal Dia masih perawan. Dia tidak memiliki banyak pengalaman bergaul dengan lawan jenis, apalagi menjadi begitu dekat dengan Mereka.

Bahkan dengan cinta pertamanya Chen Jun, Mereka hanya berpegangan tangan. Tapi Qiao Nan merasa malu terlihat berpegangan tangan oleh orang lain, jadi pada akhirnya Dia melepaskan tangannya.

Kehangatan yang memancar dari Zhai Sheng memberi kesan palsu kepada Qiao Nan bahwa Mereka duduk dengan menempelkan paha ke paha. Dia merasa tidak nyaman, dan canggung, dan tidak sabar untuk keluar dari ruangan.

____

"Jika Kamu ingin membaca duduklah dengan benar, apakah ada jarum di bagian bawahmu? Berhentilah gelisah." Zhai Sheng berkata dengan nada yang sedikit dingin dan keras. Qiao Nan memucat mendengar perkataannya, Dia meluruskan punggungnya dan membuka buku. Dengan pena di tangan, Dia mulai menghitung, tidak berani bergerak setengah inci pun.

Dia mengalihkan konsentrasinya pada belajarnya dan akhirnya lupa tentang kecanggungannya.

Akibatnya, Dia tidak menangkap kilatan di mata Zhai Sheng, juga tidak melihat sudut bibirnya yang terangkat ke atas. Zhai Sheng melirik lutut Qiao Nan yang menyentuh kakinya. Dia tidak bisa untuk tidak merasa nyaman dalam posisi ini, karenanya Dia tidak menggerakkan kakinya tetapi tetap dalam posisi seperti itu.

____

Ketika Qiao Nan kembali ke kediaman keluarga Qiao, Zhai Sheng juga meninggalkan gudang. Dia mengambil bukunya dan kembali ke gedung utama rumahnya, menuang secangkir teh untuk dirinya sendiri.

Zhai Hua yang masih basah baru saja keluar dari bak mandinya melihat Adiknya dan berkata, "Aku telah berubah menjadi wanita lumpur dalam misi kali ini. Aku tidak bisa membayangkan gumpalan lumpur yang baru saja Aku singkirkan dariku."

Itu hanya mandi, tetapi Zhai Hua merasa seolah-olah Dia hidup kembali.

"Sebagai seorang prajurit, jika Kamu tidak siap dan dipersiapkan secara mental, Kamu sebaiknya memberitahu Ayah bahwa Kamu ingin keluar dari tentara."

"Ayolah, Aku tidak keluar dari tentara. itu hanya ucapan sederhana, tidak bisakah Aku mengeluh sedikit?" Zhai Hua memutar matanya. Anak-anak dari keluarga Zhai dilahirkan untuk menjalani kehidupan seorang prajurit, meskipun Dia adalah seorang wanita, cinta akan kehidupan tentara ada dalam darahnya, Dia tidak akan pernah bisa mengubah kepribadiannya di kehidupan ini. "Ngomong-ngomong, Zhai Sheng, dari mana saja Kamu tadi? kenapa Kamu tidak di rumah ketika Aku kembali? "

Dia masih bertanya-tanya di mana Zhai Sheng sejak Dia pulang lebih awal darinya. Dia bukan seseorang yang suka menghabiskan waktunya di luar.

"Tidak banyak, Aku sedang membaca di tempat yang tenang."

"Tempat yang tenang? Apakah ada tempat bising di rumah Kita?" Zhai Hua memutar matanya. "Kamu telah mengosongkan ruang belajarmu dan memindahkan semuanya ke gudang, kemana lagi Kamu bisa membaca? Selain itu, Aku sudah mengatakan bahwa Aku jarang berada di rumah, jika Kamu mau, Kamu dapat menggunakan ruang belajarku." Zhai Hua memberi Zhai Sheng tepukan di bahu. "Tidak peduli apapun, Aku adalah kakak perempuanmu."

Zhai Sheng menatap Zhai Hua dengan tatapan dingin. "Kamu bisa menyimpan ruang belajarmu sendiri, Aku tidak ingin melihat hal-hal yang seharusnya tidak kulihat di ruang belajarmu. Aku akan berada dalam posisi yang sulit di depan Ibu dan Ayah. Kamu tidak perlu khawatir tentangku, Aku tahu apa yang harus Aku lakukan."

"Oh, apa maksudmu? Di mana Kamu membaca? Mau ceritakan?" Zhai Hua meninggikan suaranya pada Zhai Sheng yang akan pergi. "Aku sudah ke ruang belajarmu, Kamu tidak ada di sana. Kau anak nakal!"

Zhai Hua sangat kesal. Terlepas dari semua penolakkannya, Zhai Sheng menolak untuk memberitahunya.

Zhai Hua merasa bahwa Zhai Sheng memiliki peran besar yang dimainkan penyebab sifatnya yang buruk serta kepribadiannya yang tidak sabar dan tomboy. Jika bukan karena Adik nakalnya yang manja seperti Zhai Sheng, ia tidak akan berubah seperti ini.

___

Kembali ke kamarnya, Zhai Sheng melepas pakaiannya, bersiap untuk mandi air hangat.

Dia tidak bisa memberikan jawaban untuk pertanyaan Zhai Hua karena Dia juga tidak tahu apapun. Tanpa Dia sadari, Dia telah mengambil bukunya dan duduk di gudang. Ini bukan pertama kalinya Dia melakukan itu.

Karena Zhai Sheng suka pergi ke gudang, Dia tidak repot-repot mencari tahu alasannya. Dia hanya mengikuti kata hatinya.

____

"Nan Nan, apa yang salah denganmu?" Hari ini adalah hari terakhir kerja Qiao Dongliang di tahun ini. Ketika sampai di rumah, Dia memperhatikan bahwa Qiao Nan tampak tertatih-tatih dalam perjalanan pulang. "Apakah kakimu terkilir? Apakah ini serius? Biarkan Ayah melihatnya. Ayah akan merebus air panas untukmu. Jangan khawatir tentang air hangat, berendamlah, setelah itu Ayah akan menggosok kakimu dengan obat. Ayah berjanji, Kamu akan dapat berlari dalam waktu singkat. "

Qiao Dongliang berlutut, berpikir untuk melepas sepatu Qiao Nan untuk melihat lebih dekat ke kakinya. Tapi Qiao Nan bergeser ke satu sisi.

____

Qiao Nan tidak terlalu dekat dengan Zhai Sheng. Dia merasa tidak nyaman berada sedekat ini dengan ayah kandungnya juga. "Ayah, jangan khawatir, mungkin Aku terlalu asyik melakukan penjumlahan sehingga Aku tetap berada di posisi yang sama tanpa menggerakkan kakiku. Ini hanya mati rasa di kaki. Aku akan baik-baik saja ketika mati rasanya mereda."

Perkataan Qiao Nan dipenuhi dengan kebenaran dan kebohongan. Dia tidak lupa menggerakkan kakinya, bahkan Dia takut keluar dari akalnya, Dia sangat gugup sehingga Dia tetap berada di posisi yang sama selama itu.

***

Related Books

Popular novel hashtag