Alex mengemudi sendiri masuk ke hutan pegunungan di barat. Dia pergi ke perbatasan antara Bali timur dan Bali tengah, perjalanan ini membutuhkan beberapa jam. Dia pergi menuju sebuah kuil kuno.
Ada ratusan puri di Bali, di sini penduduk setempat menyebutnya Pura. Sebagian besar pura dibangun oleh penduduk setempat ratusan tahun yang lalu untuk menyembah dewa-dewa mereka. Tetapi ada beberapa pura yang sudah ada selama ribuan tahun, sejak beberapa generasi sebelumnya. Saat ini, tidak ada penduduk lokasl setempat yang tahu mengenai asal usul pura ini.
Kuil kuno seperti ini dapat ditemukan beberapa yang serupa di seluruh dunia, peesamaan dari reruntuhan ini biasanya diidentifikasi melalui tanda atau tulisannya.
Tulisan tertua yang pernah ditemukan adalah sejak 5000-6000 SM, sekitar 8000 tahun yang lalu. Meskipun ada banyak tulisan berbeda dari berbagai benua dan budaya, para sarjana masa kini percaya dari pola dan persamaan astronomi bahwa tulisan tertua sebenarnya berasal dari sumber yang sama.
Simbol Jiahu dari Cina, tanda-tanda Vinca dari Eropa tengah, naskah Indus dari India dan hieroglif yang paling dikenal dari Mesir. Ini adalah teori yang oleh para ilmuwan saat ini yakini sebagai teks Babel, nama tersebut berasal dari kisah mitos tentang bangsa di dunia yang dahulu kala pernah berbicara dalam satu bahasa, mereka menjadi sangat sombong dan membangun menara Babel untuk menantang Tuhan. Pada akhirnya, hukuman Tuhan datang dan memisahkan mereka ke banyak negara dan bahasa.
Di seluruh dunia, beberapa tempat dengan tulisan seperti ini telah ditemukan dan dipelajari oleh orang-orang paling cerdas di dunia, namun sebagian besar dari mereka masih tersembunyi.
Ketika Pilar Kiamat datang, semua tempat tersembunyi ini tiba-tiba aktifkan dan membuka diri kepada orang-orang. Masing-masing tempat memiliki peninggalan yang berbeda yang bisa digunakan manusia untuk membantu melawan monster. Alex tahu 3 lokasi di Bali dengan peninggalan tersebut. Tapi hanya satu dari mereka yang dia tahu dapat dia akses sekarang.
Hari sudah malam. Alex baru saja tiba di salah satu kuil yang terlihat sangat biasa. Hanya ada beberapa rumah kecil di dekatnya. Alex bisa melihat beberapa biarawan masih melantunkan mantra di depan kuil mengenakan jubah putih. Dia tidak ingin mengganggu mereka karena Alex sudah mengtahui kemana arah tujuannya.
Alex memarkir mobil, mengambil perlengkapannya dan berjalan beberapa ratus meter sampai dia mencapai danau. Ini adalah danau yang sangat besar, setidaknya 10 hektar kuadrat. Kondisi saat ini begitu gelap, tetapi Alex tidak ingin membuang-buang waktu, lagipula di tempat yang akan dituju, tidak masalah apakah itu siang atau malam.
Alex berjalan di sekitar danau sampai dia yakin bahwa dia menemukan tempat yang tepat. Dia mengenakan perlengkapan menyelam dan membawa tas perlengkapannya. Dengan menggunakan senter ia menyelam ke bagian paling dalam danau hingga menemukan apa yang ia cari, sebuah gua kecil yang hanya berukuran 3 meter persegi. Dia masuk ke dalam dan menelusuri sebuah koridor panjang. Alex menelusuri masuk terus kedalam bumi sekitar 500 meter, ketika dia keluar, dia menemukan sebuah ruang besar.
Alex mulai berjalan perlahan, atap langit-langit ruangan itu rendah tapi itu cukup lebar. Dia dapat menemukan beberapa peninggalan yang menunjukkan orang lain menjelajahi daerah ini sebelumnya. Dia terus berjalan sampai setelah salah satu sudut, ada tebing curam. Alex membuka tasnya dan menyiapkan perlengkapan pendakiannya. Dia mengambil tali dan perlahan-lahan menarik diri beberapa ratus meter, dan akhirnya dia menemukan kolam berikutnya, di dalam kolam ini ada lubang tersembunyi. Sekali lagi, dia menyelam selama beberapa menit sampai menemukan ruangan tersembunyi.
Dalam kehidupan masa lalunya, para pejuang mengakses kamar ini langsung dari jalan rahasia kuil, tetapi itu tidak akan dapat diakses sampai saat kedatanagn pilar akhir jaman ketika kuil diaktifkan oleh pilar.
Pada saat itu setelah menemukan ruangan dan melakukan eksplorasi di sekitar ruangannitu, secara tidak sengaja ia menemukan jalan alternatif ini untuk keluar dari gua.
jalan inilah yang kali ini dia gunakan untuk masuk.
Ruangan rahasia itu sangat kecil, seukuran lapangan basket. Ada beberapa tanda dan graviti di dinding. Alex mengambil beberapa foto dengan teleponnya, lalu berjalan ke tengah ruangan. Disitu terdapat sebuah peti mati batu, Alex membuka tutupnya, dan di sana dia melihat sisa-sisa kerangka. Kerangka yang terlihat kuno ini meletakkan kedua tangan di dadanya memegang cincin yang tampak biasa. Itu adalah cincin berwarna perunggu dengan beberapa tulisan kecil di atasnya.
Alex tersenyum lebar, dia mengambil cincin itu, membersihkannya dengan air dari gua, mengeluarkan pisau dari tasnya dan mengoleskan darahnya di atasnya. Dalam benaknya, ia terus mengulangi kalimat yang sama:
"Tolong bisa donk .. bisa donk ..bisa please"
Saat ini, ia hanya 50% yakin bahwa artefak ini akan berfungsi sebelum kuil diaktifkan.
Dan untungnya, itu benar-benar berhasil. Ada sedikit kilau sesaat yang datang dari cincin tersebut, darah Alex sebagai tanda pemilik baru dari cincin tersebut. Alex mengenakan cincin itu dan mengaktifkannya dengan pikirannya. Ini adalah cincin penyimpanan dimensi, artefak yang menciptakan ruang kecil untuk menyimpan item. Ukurannya hanya 3 meter kubik, tetapi akan sangat bermanfaat baginya. Cincin itu sendiri hanya artefak tingkat rendah tetapi yang dibutuhkan Alex adalah apa yang tersimpan di dalamnya. Dia membuka cincin itu dan di sana dia melihatnya menutupi lebih dari setengah ruang.
Itu adalah Golem, tepatnya itu Golem Peringkat 2, artefak tingkat menengah, yang siap mendengarkan setiap perintahnya.
Dengan ini, iaakan dapat lebih mampu bersaing dengan yang memiliki kemampuan khusus. Aled mengeluarkan Golem dan mengaktifkannya dengan darahnya. Untungnya, itu tidak mengharuskannya mencipratkan darahnya ke seluruh tubuhnya .. darahkan tidak akan cukup .. Golem ini terlalu besar. Ini adalah Golem berbentuk humanoid setinggi 3 meter. Tubuh hitamnya sekeras dan kasar seperti batu. Memiliki tubuh bagian atas yang lebar, kepala bundar, 2 mata kecil mengkilap. Tidak memiliki mulut sehingga tidak dapat berbicara, hanya mampu mendengarkan dengan telepati. Kedua lengannya terlihat berotot dan sangat panjang dan hampir menyentuh tanah. Itu membuat kaki Golem terlihat sangat pendek.
Akhirnya, artefak pertamanya dan itu adalah artefak tingat menengah, sebuah golem Peringkat 2. Dia kemudian menganalisis Golem menggunakan pikirannya. Seperti yang dia harapkan, sayangnya, golem ini memiliki hampir nol energi yang tersisa. Jika dia tidak mengisi daya, dengan energi saat ini, itu hanya akan sebanding dengan golem standar Peringkat 1. Bahkan mungkin berhenti bergerak sama sekali jika dia menggunakannya dengan sembarangan. Dia kemudian mencari sesuatu yang lain. Di cincin penyimpanan, seharusnya ada kotak yang datang dengan golem.
"Ya, ini dia."
Benda ini akan sangat berguna baginya, mungkin bahkan lebih dari Golem ini.
Alex membuka kotak yang penuh harapan.
Di dalamnya ada beberapa kerikil mengkristal kecil.
.
.
Itu adalah batu spirit