Chereads / Doomsday Pillars (Indonesia) / Chapter 46 - Kado Natal

Chapter 46 - Kado Natal

26 Desember 2019

Kota Teluk telah banyak berubah sejak 3 minggu terakhir. Alex berjalan berkeliling vila Kota Teluk dan markas utama. Tidak banyak yang dapat dia lakukan pada saat ini. Sudah terdapat dinding dan pagar sederhana sekeliling kota. Menara penjaga dapat terlihat di luar dinding.

Walikota masih juga menghilang. Benny, Asisten walikota, masih melakukan pekerjaan baik menanggani masalah kota dalam tangannya. Sejak Alex mengumumkan bahwa dia menyiapkan tempat perlindungan pengungsi beberapa hari lalu bersamaan dengan video viral dan laporan media terus menerus mengenai topik Akhir Jaman, masyarakat lokal sekitar Kota Teluk menjadi gelisah. Kedatangan angkatan darat dan kapal penghancur di Teluk juga menambah kekhawatiran publik. Hari ini berita seorang reporter TV lokal Bali datang untuk meliput hal ini.

Alex mengatakan pada seluruh staffnya, angkatan darat, angkatan laut dan seluruh pekerja untuk berkumpul di markas utama pada jam 16.00 hari ini. Dia juga menyuruh Hendrik memanggil keluarga besarnya. Sudah waktunya mengakhiri liburan panjang mereka. Dia akan membuat pengumuman penting. Alex juga mengundang reporter TV ke markas utama.

Ketika Alex tiba tadi di markas utama, dia mengemudi berkeliling dengan Tony, manager konstruksi, untuk melihat perkembangan markas. Prioritas utama adalah tembok batu tinggi. Alex mengemudi berkeliling dinding dan dia puas bahwa keseluruhan tembok 13 meter telah selesai. Hanya butuh sedikit sentuhan akhir. Apabila dinding batu belum selesai, markas akan sangat lemah. Walaupun tanggul batu hanya 70% selesai, Alex tidak terlalu khawatir karena fungsi utamanya adalah untuk pertahanan kedua.

Pembukaan lahan 20 hektar telah selesai dan petani telah selesai pembibitan ladang. Alur irigasi dari sungai masih sangat kasar dan dilakukan dengan kurang baik, namun masih dapat diperbaiki di masa depan.

Di dalam markas, 60 hanggar dari target 100 hanggar telah selesai. Bangungan besar untuk penyimpanan, taman dalam ruangan dan pusat penelitian sudah berfungsi. Markas yang ini memiliki kapasitas 30.000 orang. Jadi, saat ini cukup memuaskan bagi Alex.

Alex melihat berlusin-lusin kendaraan terparkir di dalam markas. 60 truk, 40 jeep dan 10 APC (Armoured personnel carrier /kendaraan personal bersenjata) telah diantarkan sesuai janji Bupati.

[Pindad Anoa APC]

Berat : 12.5 ton

Panjang : 6 m

Lebar : 2.5 m

Tinggi : 2.17 m

Kapasitas : 3 + 10 penumpang

Senjata utama: 12.7 mm senjata mesin, STK40 pelontar granat otomatis

Senjata cadangan : 2 x 366 m granat asap

Jangkauan operasional :600 km

Kecepatan : 90 km/jam

Ini adalah kendaraan sempurna untuk Akhir Jaman. Agar kendaraan tetap berfungsi ketika serangan EMP mulai, tim mekanik dan teknisi harus mengubah kendaraan ini. Sebagai hasilnya, kecepatan maksimum turun menjadi 70 km/jam. Kemudian, Kapten Donnie memandu Alex ke salah satu hanggar dan menunjukkan Autocanon

[Rh202 senjata kembar]

20 mm autocannon kembar

Berat : 1640 kg

Panjang : 5 m

Panjang laras : 1.8 m

Lebar: 2.3 m

Tinggi : 2 cm

Anggota : 3-4

Transverse : 360

Kecepatan menembak : 880rpm

Jangkauan tembakan efektif: 1600 m target terbang tinggi dan 2500 m target darat

Bupati memberinya 4 buah Canon seperti ini. "Kado natal yang bagus", pikir Alex. Sekarang ini Alex menyimpannya di hanggar karena belum diperlukan. Alex kemudian pergi memantau perkembangan bangunan terakhir.

Di pusat komando, seluruh perwira dari angkatan laut, angkatan darat, termasuk pemimpin geng Ular Hitam dan seluruh managernya ada disini.

"Waktunya hampir tiba. Ayo kumpulkan semua orang di lapangan terbuka"

16.00

Alex berdiri di panggung utama, disebelahnya ada Kapten Donnie, Komandan Tom, Benny, Dokter Andy dan Nina. Ada lebih dari 7000 orang yang telah berkumpul di depannya, 200 pekerja dari Jakarta, 4000 pekerja bayaran, 1000 petani, 100 mekanik, 100 dokter, 300 anggota geng Ular Hitam, 250 tentara deathaquad dari foxtrot, 80 marinir angkatan laut dan beberapa ratus keluarga mereka. Ada beberapa masyarakat lokal Kota Teluk yang membantu beberapa minggu terakhir. Juga ada Hendrik, Devita, Keluarga besar Alex, Cindy dan Theo.

Alex berjalan beberapa langkah ke depan dan memulai pidatonya,

"Terima kasih untuk kerja keras kalian semua dalam mempersiapkan markas ini. Beberapa dari kalian mungkin sudah tahu dan saya disini untuk menghilangkan keraguan kalian. Kita membangun tempat ini sebagai pusat pengungsian untuk mempersiapkan Akhir Jaman. Ya, beberapa dari kalian mungkin telah mendengarnya dari TV atau berita. Kami percaya Akhir Jaman akan datang, sehingga kami mempersiapkannya dengan serius. Seperti yang dapat kalian lihat, tempat ini akan menjadi tempat sempurna untuk bertahan dari wabah. Kami telah mempersiapkan dinding untuk perlindungan, senjata untuk mempertahankan diri, makanan dan persediaan untuk bertahan. Kami bahkan mempiliki laboratorium dan pusat medis"

Angkatan darat, angkatan laut dan geng ular hitam telah mengetahui berita ini, namun para pekerja belum. Beberapa dari mereka adalah pekerja sederhana, sehingga mereka sulit memahami hal ini. Sementara mereka yang mengerti mulai khawatir mengenai keluarga mereka.

Alex melanjutkan, " Akhir Jaman akan mulai pada tanggal 31, 5 hari dari sekarang. Kami tahu sebagian besar dari kalian memiliki keluarga diluar markas. Sehingga mulai sekarang, kontrak kalian sy anggap sudah selesai, kalian semua akan mendapat gaji sesuai yang dijanjikan ditambah 3x lipat sebagai bonus. Gunakan uang itu untuk membeli persediaan dan bersiap untuk Akhir Jaman. Namun saya menginggatkan kalian, ketika Akhir Jaman tiba, seluruh uang itu akan kehilangan maknanya. Untuk mereka yang ingin tetap tinggal dan terus membangun markas ini, kalian boleh tinggal. Kami akan menyediakan makanan, tempat tinggal dan perlindungan. Saya mendesak kalian yang pulang ke rumah untuk menyebarkan berita dan membawa keluarga serta teman kalian ke markas ini. Tapi saya ingatkan, bila kalian berada di dalam tembok ini, kalian akan mengikuti peraturan saya"

Tak lama kemudian, staff Alex mulai membagikan gaji pekerja. Dari 5000 pekerja, kurang lebih 800 orang memutuskan tetap tinggal. Alex melanjutkan pengumumannya,

"Pesan ini juga ditujukan pada yang lainnya. Untuk mereka yang berasal dari Jakarta atau tempat lain, kami akan menyediakan tiket pulang ke kota kalian. Saya ingin kalian berpikir baik baik, ketika Akhir Jaman tiba, akan sulit menghubungi keluarga dan teman kalian di tempat yang jauh. Pastikan kalian tidak menyesal bila kalian memutuskan untuk tinggal"

Setelah beberapa jam, hitungan terakhir adalah: 150 staffnya, 600 pekerja, 200 petani, 30 mekanik, 50 dokter, 250 geng Ular Hitam, 250 angkatan darat dan 80 angkatan laut. Tidak ada satupun orang dari angkatan darat dan angkatan laut pergi. Dengan beberapa keluarga mereka dan masyarakat Kota Teluk lainnya, hanya ada 2000 orang yang memutuskan tinggal. Pekerja akan meneruskan pekerjaan harian, dokter dokter akan melanjutkan penelitian dan yang lainnya akan melanjutkan latihan.

Alex mengumpulkan keluarganya dan membawa mereka makan malam. Ayah Alex, adiknya Hendrik, Kakaknya Jimmyy, istri dan dua putri, orang tua Devita, adik adik Devita, Vily dan Victor serta pacarnya. Anggota keluarga Alex dan Devita total berjumlah 14 orang. Alex tidak tahu siapa yang akan dapat selamat melewati wabah. Alex perlahan menjelaskan situasi pada mereka. Mereka merasa putus asa. Tidak ada orang yang sanggup mempersiapkan kematian anggota keluarganya dalam 5 hari.

Keesokan paginya, Alex mengobrol dengan Devita dan Hendrik. Alex meminta mereka mengurus keluarga karena dia hanya punya 4 hari mempersiapkan segalanya. Walaupun dia ingin menghabiskan waktu 4 hari dengan mereka, dia tetap memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan untuk semua orang di markas ini.

Alex menempatkan Jerry dan Nina bertanggung jawab terhadap managemen dan keamanan. Dia berharap dengan awak media dan orang – orang yang pergi, masyarakat akan mulai berdatangan ke markas.

Sebelum dia pergi, Cindy datang dan berbicara dengannya. Dia telah berbicara dan mendengarkan berita dari professor, dia ingin tinggal dan membantu Alex.

"Apakah kamu tidak punya keluarga yang perlu kamu jaga?"

"Aku punya kakek, tapi dia sudah hilang berminggu-minggu"

".."

"Apakah ini normal untuk keluarga orang Amerika?"

"Tidak. Tidak. Jangan salah paham, dia juga seorang profesor arkeologi dan normal baginya untuk bertualang selama beberapa bulan. Dia cukup terkenal sebenarnya, kamu mungkin tahu. Dr. Henry Walton Jones?"

"Tidak. maaf saya tidak tau" Dalam hati Alex, sepertinya kegilaan diturunkan dalam keluarga.

"Jadi, bagaimana menurutmu? Aku bisa berguna, aku bisa membaca tanda di reruntuhan untukmu. Aku bisa berbicara dalam 8 bahasa dan aku tidak takut menggunakan senjata… Aku ingin berada tepat dimana aksi berada.. bagaimana menurutmu?"

Akhirnya, Alex membawa Cindy, Theo dan tentu saja Aria untuk persiapan terakhirnya.