Shirou yang sudah merasa muak, dengan keberadaan Kurt memutuskan untuk mengalahkan Kurt dalam sekejap. Bahkan tanpa melihat ke arah Kurt sama sekali, sebab bagi Sirou meladeni Kurt hanya akan membuang-buang waktu berharga yang ia miliki. Tubuh Ghoulnya Kurt terbelah menjadi dua bagian, tepat setelah Shirou menebas Kurt dengan menggunakan Kanshou.
Bahkan Kurt sama sekali tidak menyadari kapan tubuh terbelah menjadi dua, sebab ketika rohnya Kurt keluar dari tubuh barunya roh Kurt hanya melihat kalau tubuh Ghoul yang ia tempati sudah terbelah dua dan di saat yang bersamaan pula, roh Kurt tersegel di dalam kartu yang sama yang dipakai oleh Irisviel untuk mengurung Chamo.
Shirou memegang kartu yang berisi rohnya Kurt di tangan kanannya, lalu ia memasukkan kartu itu ke dalam kantung dimensi miliknya. Shirou belum tahu apa yang akan ia lakukan dengan kartu itu, tapi yang jelas Shirou tidak bisa membiarkan roh Kurt untuk menempati tubuh cadangan lain yang dimiliki oleh Kurt.
"Sigh satu masalah sudah beres, sekarang yang perlu kulakukan adalah membuka jalan untuk seluruh kapal dari pasukan gabungan dan melindungi kapal-kapal itu dari kehancuran."
Musuh yang ada di hadapan Shirou memang sudah tidak sebanyak sebelumnya. Sebab Shirou sudah menghabisi sebagian besar musuh dengan serangan lima ratus ribu Noble Phantasm yang hampir membuat Shirou kehabisan energi.
Hanya saja saat ini ada banyak sekali monster asli yang muncul entah darimana. Seperti sekelompok Wyvern, Lesser Dragon, bahkan ada beberapa Dragon level A yang cukup kuat untuk mengalahkan Negi dan Kotarou yang menggunakan Magia Erebea.
Dan Shirou harus menangani semua monster itu sendirian tanpa bantuan siapapun. Sementara monster-monster dengan level yang lebih rendah ditangani oleh kekuatan dari pasukan gabungan dengan mudah.
***
Fujimura Taiga, yang saat ini berada di Ariadne, sedang sibuk mengalahkan monster-monster yang menyerang Ariadne dengan menggunakan Tora Shinai miliknya yang bisa disebut sebagai Noble Phantasm khusus miliknya sendiri. Tora Shinai mungkin hanya terlihat sebagai pedang kayu biasa yang digunakan untuk kendo.
Tapi Tora Shinai dibuat dari kayu pohon khusus yang bahkan tidak bisa dihancurkan oleh ledakan dari bom nuklir. Pohon itu hanya bisa di potong dengan cara khusus dan ritual tertentu yang sangat amat rumit untuk dilakukan. Bahkan Shirou yang membuatkan Tora Shinai itu untuk Taiga tidak mau lagi membuat pedang kayu dengan cara yang sama. Sebab waktu yang dibutuhkan untuk membuat Tora Shinai sangat amat lama dan tenaga serta sumber daya yang harus Shirou kerahkan juga sangat banyak.
Makanya Shirou tidak mau lagi disuruh untuk membuat Tora Shinai yang lain.
Tora Shinai yang dibuat oleh Shirou penuh dengan nafsu membunuh, sama dengan Tora Shinai yang dimiliki oleh Taiga di kehidupan sebelumnya sebab Taiga adalah seseorang yang memiliki nafsu membunuh yang amat besar jika ia melihat ketidakadilan di depan matanya. Makanya saat ini Taiga secara tidak sadar membungkus Tora Shinai dengan nafsu membunuh miliknya.
Tidak ada guru lain dari Ariadne yang berani mendekati Taiga sebab saat ini Taiga terlihat seperti seorang Shinigami, ditambah lagi karena nafsu membunuh milik Taiga yang mengerikan. Tidak ada yang bisa berada di jarak dua meter dari Taiga, sebab kalau ada orang yang berada di jarak itu. Maka orang itu akan langsung pingsan sampai mengeluarkan busa dari mulutnya.
***
"Ahahahaha sudah lama sekali aku tidak berolahraga sepuas ini!" Teriak Taiga yang saat ini terlihat sangat menakutkan untuk orang-orang yang berada tidak jauh dari dirinya. "Bahkan permainan berburu robot yang ada di Mahora Festival tidaklah semenyenangkan ini!"
Di saat sibuk membuat bagian depan dari Ariadne menjadi tempat pembantaian monster. Di bagian belakang Ariadne, Nekane Springfield yang saat ini sudah menjadi lebih waras secara mental. Setelah Nekane mendapatkan terapi yang mengerikan dari Arika setelah Arika mengetahui kalau Nekane memiliki obsesi yang tidak sehat kepada Negi.
Berkat terapi itu, saat ini obsesi Nekane kepada Negi sudah jauh berkurang. Nekane bisa bersikap jauh lebih normal di hadapan Negi. Dan Nekane sudah tidak lagi memiliki keinginan untuk melakukan hal yang tidak senonoh kepada Negi.
Di tangan kiri Nekane ada sebuah cincin perak dengan batu berwarna kebiruan terpasang pada cincin itu.
Nama cincin itu adalah five elemental ring, dan cincin itu ialah Artefak yang ia dapatkan dari hasil Pactio yang ia lakukan dengan Negi (secara paksa). Bagi Nekane cincin itu adalah bukti cinta antara dirinya dengan Negi. (Menurut yang ia pikirkan sendiri)
Berkat cincin itu, Nekane bisa mengeluarkan lima elemen yang berbeda di saat yang sama, Air, Api, tanah, angin dan kegelapan. Empat elemen dasar dan satu elemen khusus yang muncul dari dalam diri Nekane semenjak ia memiliki obsesi yang tidak sehat kepada Negi.
Berkat serangan dari lima elemen yang berbeda, Nekane mampu mengalahkan banyak sekali monster di saat yang sama dan kalau Taiga terlihat seperti Shinigami. Maka Nekane terlihat seperti penyihir wanita jahat yang ada di dalam cerita anak-anak. Sebab ketika Nekane membantai semua monster yang hendak menyerang Ariadne, suara tawa yang keluar dari mulut Nekane terdengar sangat mirip dengan tawa jahatnya penyihir wanita jahat.
"Hihihihihihihi! Mati kalian semua! Matilah! Jangan berani mengganggu kedamaian yang di Ariadne! Jadi matilah kalian semua para monster sialan!"
***
Berbeda dengan anggota Ala Alba yang lain, Saotome Haruna tidak ada di dalam kapal milik Rin. Sebab ia memilih untuk menaiki kapal miliknya sendiri yang ia buat dengan menggunakan Arfefak miliknya. Kapal itu sendiri berbentuk seperti ikan mas koki dan memiliki daya tahan serta kecepatan yang lumayan. Dan kapal itu dilengkapi dengan persenjataan yang lumayan lengkap seperti peluncur roket ditambah dengan penembak laser.
Selain Haruna di kapal itu juga ada Chachamaru lain berukuran kecil yang berbagi pikiran dengan Chachamaru yang asli. Chachamaru kecil bertugas sebagai Navigator kapal itu, sedangkan di sebelah Chibi Chachamaru ada Kazumi yang bertugas untuk menembaki musuh yang ada.
"Arrgh saat ini kapal kita sedang dikelilingi oleh tiga fire dragon berukuran sekitar dua puluh meter! Dan saat ini ketiga fire dragon itu sedang bersiap untuk menggunakan fire dragon breath ke arah kapal ini! Waktu yang dibutuhkan untuk ketiga fire dragon itu menembakkan dragon breath itu kepada kita adalah setengah menit! Kita harus bersiap untuk kabur dari kapal ini atau kita bertiga akan mati!" Kata Kazumi yang terlihat panik setelah ia melihat hasil analisa dari Artefak miliknya. "Oii, Haruna apa kapal buatanmu itu dilengkapi oleh sistem teleportasi?"
"Eh, aku sama sekali tidak membuatnya ketika mendesain kapal ini! Tapi aku membuat kursi pelontar untuk kabur kalau-kalau kapal ini akan hancur!"
***
"Dasar bodoh! Kenapa kau malah membuat kursi pelontar di kapal yang bergerak dengan menggunakan sihir! Apa kau pikir kalau kapal ini adalah jet tempur dari dunia lama!" Teriak Kazumi.
"Habisnya kursi pelontar itu keren tahu! Lagipula teori sihir yang berhubungan dengan ruang dan waktu bukanlah sesuatu yang bisa kukuasai karena sihir ruang dan waktu sangat rumit! Jadinya aku tidak memasang fungsi teleport di kapal ini! Tolong jangan samakan aku dengan penyihir jenius seperti Tohsaka atau Edelfelt yang bisa menguasai teori sihir super rumit semudah membalikkan telapak tangan!"
Haruna memang memiliki otak yang lumayan pintar sebagai seorang remaja berumur empat belas tahun. Tapi kalau ia disuruh mempelajari sihir ruang dan waktu entah berapa lama waktu yang ia butuhkan untuk menguasainya. Sebab ia sadar kalau ia bukanlah jenius seperti Rin ataupun Luvia.
"Tapi tolong jangan remehkan Pal-Sama ini! Sebab aku sudah memiliki rencana lain kalau-kalau kapal ini dikelilingi oleh banyak musuh!"
Setelah berkata begitu, Haruna yang berada di kursi pilot menekan salah satu tombol yang ada di kokpit dan dalam sekejap kapal milik Haruna bergerak dengan lebih cepat berkat dua buah roket yang muncul di bagian belakang kapal.
"Saat ini kecepatan kapal meningkat dua ratus persen, dan kemungkinan untuk menghindari Fire Dragon Breath adalah seribu persen. Tapi karena kecepatan yang tinggi kapal ini tidak dapat menahan kecepatan semacam itu, kemungkinan kapal meledak setelah percepatan kapal terhenti ialah dua ribu persen," Kata Chibi Chachamaru dengan nada yang datar.