"Apa kau bilang Chibi Chacha! Kapal buatanku yang sudah susah payah kubuat ini akan meledak! Kalau begitu aku harus segera menghentikan percepatan dari kapal ini! Kalau tidak kapal ini akan hancur! Membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk membuat Great Pal-Sama! Kalau rusak sekalipun aku bisa membuatnya lagi akan dibutuhkan waktu yang sama! Aku tidak mau membuang waktu tiga bulan hanya untuk memperbaiki Great Pal-Sama!"
Haruna berusaha untuk menghentikan percepatan dari kapal miliknya, tapi karen kecerobohan yang ia lakukan ketika ia mendesain kapal miliknya. Haruna lupa membuat tombol untuk menghentikan percepatan dari roket darurat yang berada di bagian belakang kapal yang ia buat.
"Haruna, percepatan kapal ini tidak akan bisa dihentikan karena kau lupa membuat tombol stop untuk percepatannya. Jadi kita akan terus bergerak dengan cepat sampai roket yang ada di bagian belakang kapal ini kehabisan bahan bakar. Jadi berharaplah kapal ini tidak akan hancur begitu percepatannya berhenti atau kita bertiga akan mati."
Ucapan Chachamaru membuat dagu Haruna dan Kasumi menganga. Sebab mereka berdua belum mau mati.
"Haruna dasar bodoh! Kenapa kau lupa membuat tombol stop ketika kau membuat kapal bobrok ini!" Kata Kasumi sambil mencekik lehernya Haruna. "Karena kecerobohanmu sekarang kita akan mati!"
"Hei Great Pal-Sama itu bukan kapal bobrok tahu! Great Pal-Sama adalah sebuah maha karya yang kubuat dengan seluruh pengetahuan fiksi ilmiah yang kumiliki! Dan bukan salahku kalau aku lupa membuat tombol stop untuk roket darurat itu!"
Haruna yang dari segi tenaga berada di bawah Kasumi karena ia tidak melatih tubuhnya dengan benar seperti anggota Ala Alba yang lain dan memilih untuk bermain-main. Tidak dapat melepaskan cekikannya Kasumi seberapa keras pun ia berusaha. Dan bodohnya karena ia terlalu bangga dengan kapal bobrok yang ia buat Haruna sama sekali tidak mau mengakui kesalahan yang ia buat.
***
"Waktu yang dibutuhkan sampai kapal butut ini hancur ialah sepuluh detik lagi, sembilan, delapan, tujuh, enam, lima, empat tiga, dua," Chibi Chachamaru yang adalah tubuh cadangan dari Chachamaru yang asli dan karena Chibi Chachamaru sama sekali tidak memiliki emosi. Chibi Chachamaru tidak peduli sekali kalau ia dihancurkan sekalipun.
Dan tepat sebelum kapalnya Haruna meledak, karena percepatan. Haruna, Chibi Chachamaru, dan Kazumi tertelan oleh bayangan mereka sendiri. Sehingga mereka bertiga selamat dari ledakan itu.
Mereka bertiga muncul di dalam kapal milik Rin, dan Rin berdiri tepat di depan mereka bertiga dengan lengan yang terlipat di dada. Dan pandangan mata Rin tertuju kepada Haruna yang berusaha mengalihkan pandangannya dari Rin.
"Ooi Haruna! Apa yang kau pikirkan dengan mengajak Kazumi dan juga Chibi Chachamaru masuk ke dalam kapal bobrok yang kau buat itu! Kalau saja Shirou barusan tidak menyelamatkanmu, Kazumi dan Chibi Chachamaru dengan memasukkan kalian bertiga ke dalam bayangan mungkin saat ini kalian bertiga sudah tewas terkena ledakan."
Haruna sama sekali tidak memiliki keberanian untuk membalas ucapannya Rin. Sehingga saat ini Haruna hanya bisa menundukkan kepalanya di depan Rin. Sebab ia tahu kalau ia berusaha untuk melawan Rin maka itu sama saja dengan menggali lubang kuburnya sendiri.
"Sigh, karena cara pikirmu yang mesum dan penuh dengan kekacauan itu. Selama kau menjadi anggota Ala Alba yang kau lakukan hanyalah hal-hal mesum dan tidak berguna. Dan kalau kau masih ngotot dengan cara berpikirmu yang seperti itu, mungkin aku harus mengambil kembali Artefak milikmu. Sebab sekalipun kau melakukan Pactio dengan Shirou, tapi yang bertanggung jawab sebagai agen Pactio dari Artefak milikmu adalah aku. Jadi aku memiliki hak untuk membatalkan Pactio antara dirimu dengan Shirou."
***
Ucapannya Rin membuat Haruna menelan ludahnya, ia tidak mau kehilangan sesuatu yang mengikat dirinya dengan Shirou. Selama ini ia memang hanya menggunakan Artefak miliknya untuk iseng dan berbuat hal mesum atau untuk keegoisannya sendiri. Ia hampir tidak pernah menggunakan Artefak miliknya untuk membantu Ala Alba.
"A-aku berjanji aku tidak akan lagi menggunakan Artefakku kalau hal yang mesum dan kalau aku melanggar janjiku ini maka kau boleh mengambil kartu Pactio milikku!" Kata Haruna yang kali ini berjanji dengan serius sebab ia tidak mau kehilangan kartu Pactio miliknya yang ia anggap sebagai bukti penting ciuman pertama antara dirinya dengan Shirou.
"Ini benar-benar sesuatu yang langka," Kata Kasumi yang terkejut melihat Haruna yang adalah orang paling mesum di Mahora bisa berjanji begitu kepada Rin. Kasumi tahu kalau Haruna adalah seseorang yang bangga dengan kemesuman yang ia miliki. Sebab bagi Kasumi kemesuman yang ia miliki adalah sumber inspirasi utama dan kreativitas ketika ia berkarya sebagai mangaka.
"Aku tidak tahu kalau Haruna si mesum bejat yang anti tobat bisa berjanji untuk berhenti berbuat mesum begitu."
"Oii! Aku akui kalau aku memang mesum bejat! Tapi apa maksudmu dengan kalau aku ini anti tobat! Aku ini masih bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah kau tahu!"
Haruna bisa menerima ucapannya Kazumi, sebab ia pun tahu kapan harus berhenti kalau kemesuman yang ia lakukan sudah terlalu berlebihan. Tidak seperti Chamo yang akan menjual jiwanya kepada iblis supaya ia bisa mendapatkan kesenangan dunia. Haruna tidak akan pernah menjual jiwanya sekalipun ada iblis yang menawarinya sesuatu yang menggiurkan. Sebab Haruna tahu kalau jiwa yang ia miliki bukanlah miliknya melainkan milik sesuatu yang jauh lebih berkuasa dari apapun yang ada di dunia.
***
Ketiga naga yang tadi memburu Haruna, Kazumi dan Chibi Chachamaru tewas di tangan Kaede, Setsuna dan juga Mana yang bekerja sama untuk membunuh naga-naga itu. Mereka bertiga diperintahkan oleh Shirou untuk membunuh ketiga naga itu.
Dan karena Ketiga naga itu cukup kuat dan sulit untuk dibunuh, dan kalau bukan karena Kaede, Setsuna dan Mana mendapatkan suplai energi sihir dari Shirou yang memperkuat mereka bertiga melalui kartu Pactio. Ketiga naga itu adalah musuh level A sedangkan Kaede, Setsuna dan Mana yang setara satu sama lain hanyalah petarung level B tidak akan mampu menghadapi ketiga naga itu dalam pertarungan satu lawan satu.
Jadi satu-satunya jalan bagi mereka bertiga untuk bisa membunuh ketiga naga itu hanyalah dengan mendapatkan bantuan dari Shirou melalui suplai energi sihir melalui perantaraan Kartu Pactio. Dengan energi sihir dari Shirou yang diubah langsung menjadi versi penguatan yang lebih tinggi. Maka kekuatan Kaede Setsuna dan Mana akan meningkat ke level A untuk sementara.
Dengan peningkatan kekuatan itu, Setsuna, Mana dan juga Kaede bisa dengan mudah membantai ketiga naga itu tanpa mengalami kesulitan apapun. Tapi setelah efek dari penguatan itu berakhir, maka efek samping dari peningkatan kekuatan sementara akan mulai terasa dan membuat tubuh ketiga gadis itu menjadi tidak dapat bergerak untuk sesaat.
"Arrgh! Mengalahkan naga level A memang terkesan keren de Gozaru! Tapi efek sampingnya membuat tubuh kita bertiga pegal-pegal dan sulit untuk digerakkan!" Kata Kaede yang beristirahat di salah satu batu melayang.
"Yah, tapi karena kita hanya akan merasa begini untuk sepuluh menit ke depan, akan lebih baik bagi kita untuk diam dulu disini baru meminum Elixir untuk memulihkan stamina. Setelahnya baru kita pergi menyusul Shirou-Sama!" Kata Mana yang berada dalam kondisi yang lebih parah dari Kaede karena ia terlalu memaksakan dirinya.
"Ide yang bagus," Kata Setsuna yang sudah tidak punya tenaga untuk berbicara lebih banyak lagi.
***
Shirou yang berdiri di atas Dimension Breaker akhirnya tiba di bagian terdalam dari Old Ostia. Dan di depan bangunan melayang yang menghalangi dirinya dengan Gateport terakhir yang masih berfungsi di Mundus Magicus.
Di Gateport terakhir itu ritual pengulangan kembali dunia sedang dilakukan meskipun ritual itu jauh dari kata sempurna. Sebab Asuna yang menjadi inti dari ritual itu adalah Shiori yang Shirou ubah menjadi Asuna dengan menggunakan Doppleganger Mirror.
Dan sekali lagi Shirou sadar betapa bodohnya para anggota Cosmo Entelecheia yang masih belum tahu kalau Asuna yang mereka pakai untuk ritual pengulangan dunia adalah Asuna yang palsu.
Dan di salah satu jendela dari istana melayang yang ada di hadapannya Shirou bisa melihat ke arah Fate Averruncus secara langsung. Mata Fate bertatapan dengan matanya Shirou dan Fate melihat ke arah Shirou dengan tatapan yang penuh dengan kebencian.