Beberapa jam setelah Arika yang babak belur ditinggalkan, salah satu senator Megalomesembria yang mengatur ditahannya Arika di dalam sel penjara tempat Arika berada saat ini masuk ke dalam sel itu dan mulai berbicara kepada Arika dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat jahat.
"Wah, wah, lusuhnya mantan Ratu dari negara tertua di Mundus Magicus yang dulu terlihat anggun dan cantik saat ini tampak seperti gelandangan yang babak belur. Aku benar-benar tidak tahan melihat keadaanmu saat ini, Arika-Sama!"
Senator itu menjambak rambut Arika dengan sangat kencang, sampai rambut Arika tercabut lalu berdarah dan ia melihat ke arah Arika dengan pandangan yang penuh birahi dan kebencian.
"Hukuman matimu akan dilaksanakan dalam sepuluh hari, Arika-Sama. Sebelum itu ada hal yang ingin kutanyakan kepadamu, kau pasti tahu bagaimana caranya masuk ke bagian terdalam dari makam yang disegel bersamaan dengan The Imperial Princess of Twilight?"
Arika tidak memiliki tenaga sama sekali sebab ia sudah tidak makan dalam waktu yag lama sehingga ia sama sekali tidak dapat menjawab pertanyaan dari senator itu.
Karena Arika tidak menjawab pertanyaan diberikan, maka senator it u menjambak rambut Arika lebih kencang lagi untuk melampiaskan kekesalannya.
"Kenapa kau tidak mau bicara! Padahal ini semua demi keselamatan dunia dan juga demi menyelamatkan Yang Mulia Asunamu yang tercinta!"
Arika tetap tidak dapat memberikan jawaban apapun akibatnya senator tersebut menjadi semakin marah lalu ia pun membanting kepala Arika ke lantai sampai kepala Arika mengalami luka parah.
"Dasar perempuan yang tidak berguna! Kalau kau tidak mau bicara, maka kematianmu sepuluh hari lagi akan menjadi landasan dari kedamaian dunia."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Wilayah konflik di Sub-benua Srytis.
Saat ini Nagi sedang menggendong demi-human yang terluka parah sambil mengobatinya menggunakan sihir.
"Aku sudah mengobatimu sedikit dengan menggunakan sihir, jadi kau tidak perlu merasa kuatir. Sebab sebentar lagi akan ada yang mengobatimu dirimu secara penuh," Kata Nagi sambil membaringkan tubuh demi-human itu ke atas tandu.
"Terima kasih Magister Magi Nagi," Kata demi-human itu sambil tersenyum ke arah Nagi sementara tubuhnya dibawa oleh dua orang petugas medis dari organisasi non profit yang ada di wilayah itu untuk menangani konflik.
"Nagi! Eishun!" Teriak Takamichi yang berlari ke arah Nagi dan Eishun.
"Ada apa Takamichi?" Tanya Eishun. "Kenapa kau terburu-buru begitu?"
"Ada berita soal Arika-Sama dari Kurt!" Jawab Takamichi.
"Kalau begitu cepat sambungkan komunikasi visual dengannya, aku ingin mendengar kabar apa yang ingin ia sampaikan secara langsung," Kata Eishun.
Setelah Takamichi melakukan apa yang diperintahkan oleh Eishun...
"Arika-Sama akan dihukum mati dalam sepuluh hari!" Kata Eishun yang dibuat kaget dengan kabar yang ia terima dari muridnya."Apa itu benar, Kurt?"
"Itu benar Sensei, kurasa Arika-Sama sudah pasrah terhadap pilihan yang beliau ambil. Bahkan ketika terakhir kali aku mengunjunginya ia mengatakan hal ini kepadaku ; 'Bila dengan dihukum dan ditimpakannya banyak kebencian kepadaku maka kesulitan di dunia ini bisa berkurang, maka dengan senang hati aku akan menerima hukuman ini.' Setelah berkata seperti itu kepadaku maka beliau menyuruhku untuk pergi dan tidak kembali lagi."
Wajah Kurt terlihat sedih ketika ia menjawab pertanyaannya Eishun, sebab ia harus mengingat kembali salah satu momen terburuk yang pernah ia alami dalam hidupnya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Arika-Sama, kenapa harus dia yang menjadi tumbal dari peperangan ini," Kata Eishun dengan wajah yang kesal karena ia tidak dapat menyelamatkan Arika.
"Hime memang sangat keras kepala, dan kata-kata itu memang kata-kata yang sesuai dengan sifatnya."
Ucapan Nagi membuat Kurt merasa sangat marah sebab walaupun Nagi memiliki kekuatan dan pengaruh untuk menyelamatkan Arika. Nagi sama sekali tidak melakukan apapun.
"Arika-Sama keras kepala katamu Nagi!" Teriak Kurt. "Kau mencintai Arika-Sama bukan! Kenapa kau tidak mencoba untuk menyelamatkan Arika-Sama!"
"Hime pernah bilang kepadaku, kalau aku punya waktu untuk menolong seorang wanita. Akan lebih baik bagiku untuk menyelamatkan masyarakat yang menderita karena peperangan, selamatkan dunia daripada menyelamatkan dirinya."
Perkataan Nagi mungkin terdengar seperti ucapan seseorang yang tidak memiliki emosi di telinga Kurt. Tapi bagi Takamichi dan juga Eishun yang lebih mengenal Nagi mereka bisa merasakan kesedihan yang mendalam di dalam perkataan Nagi.
"Arika-Sama saat ini disalahkan atas sesuatu yang tidak beliau lakukan! Dan saat ini beliau sedang kehilangan harapan! Kalau bukan kau siapa lagi yang dapat menjaga kehormatan Arika-Sama! Kalau kau tidak bisa menyelamatkan gadis yang kau cintai, mana bisa kau disebut sebagai pahlawan! Kita harus menyelamatkan beliau lalu membongkar semua kejahatan yang dilakukan oleh pihak Megalomesembria!"
Kurt memiliki perasaan cinta yang dalam terhadap Arika, tapi sayangnya ia tidak dapat melakukan apapun untuk menyelamatkan Arika. Makanya Kurt berharap kalau Nagi bisa menyelamatkan Arika.
"Nagi dengan semua kekuatan dan ketenaranmu saat ini, pasti kau bisa memberikan pengaruh yang besar terhadap dunia ini. Kenapa kau tidak menggunakan pengaruh yang kau miliki untuk menolong Arika-sama!"
Sayangnya perkataan Kurt sama sekali tidak ditanggapi oleh Nagi dan di saat yang sama Takamichi sudah memutuskan komunikasi dengan Kurt.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Sepuluh hari kemudian di lembah Cerberus, di waktu eksekusi dari Arika the Queen of Calamity.
Arika berjalan secara perlahan di sebuah jembatan tipis tanpa pegangan yang mengarahkan dirinya ke lembah Cerberus, semua tempat yang bisa membuat sihir atau pun Ki tidak dapat digunakan. Bahkan the witch of Void sekalipun menghindari lembah Cerberus karena lembah itu bisa menghilangkan keabadian vampire level atas.
'Aku sama sekali tidak merasa takut atau pun marah. Yang kurasakan saat ini hanyalah kehampaan, apakah aku sudah berguna untuk seseorang? Atau...'
Di saat Arika berjalan secara perlahan ke arah lembah, di saat yang sama pula ia berpikir apa yang saat ini sedang ia rasakan.
"Monster buas yang menggeliat di lembah Cerberus, lembah kematian untuk semua penyihir dan mahluk gaib dimana sihir tidak akan bisa digunakan. Hukuman kuno yang brutal, tapi kebrutalan ini maka semua masyarakat di Mundus Magicus akan merasa puas!"
Sang senator yang sepuluh hari sebelumnya menjambak rambut Arika, terlihat sangat senang sebab sebentar lagi Megalomesembria akan bisa menguasai wilayah Ostia secara utuh dan dengan menguasai Ostia maka Megalomesembria akan semakin dekat untuk menguasai dunia sihir dan dunia lama.
'Lahir di istana yang dingin dan kelam, dan selanjutnya aku akan meninggal di tempat yang hampir sama dinginnya namun lebih kelam. Tapi kalau hidupku harus berakhir dengan cara seperti ini maka aku tidak akan marah. Karena kalau kematianku bisa membuat rakyat tenang, aku sudah merasa puas,' Kata Arika sambil berjalan ke ujung dari jembatan tipis tempat ia berdiri saat ini. 'Hanya ada satu hal yang mengganjal hatiku, Nagi aku ingin melihat wajahmu sekali lagi saja. Sebab entah kenapa hanya hari-hari penuh pertarungan bersama denganmu yang penuh kehangatan untuk hidupku ini. Mendiang ayah pernah berkata kepadaku, kalau hidup manusia dan juga dunia ini hanyalah kefanaan biasa dan mimpi yang pendek. Kalau begitu mungkin kematianku juga hanyalah sebuah mimpi buruk. Selamat tinggal Nagi...'
Arika melompat ke dalam lembah Cerberus dimana ada sekumpulan monster yang sudah siap untuk memakan dirinya. Namun yang Arika tidak ketahui ialah, kalau Nagi sudah siap untuk menyelamatkan Arika, sebab Nagi sudah menunggu Arika di dasar lembah.