"Oii, Shirou ada apa?" Tanya Rin yang terlihat bingung dengan suaminya yang tiba-tiba saja berhenti bergerak selama beberapa detik. "Kenapa kamu tiba-tiba saja jadi diam begitu?"
"Tadi aku merasakan aura ayah dan Rakan-san di atas atap gedung ini, Rin," Jawab Shirou dengan ekspresi wajah yang terlihat sangat serius. "Hanya saja tiba-tiba aura mereka berdua menghilang secara mendadak, seolah-olah mereka berdua memasuki dimensi lain. Aku memiliki perasaan tidak enak, akan terjadi sesuatu yang buruk kepada mereka berdua."
"Kalaupun saat ini sedang terjadi sesuatu kepada mereka berdua kurasa kau tidak perlu merasa kuatir bukan. Sebab mereka berdua bisa mengatasi hampir semua jenis masalah dengan kemampuan yang mereka miliki bukan, mengingat mereka berdua adalah petarung level S tingkat atas," Kata Rin yang mencoba untuk menenangkan suaminya.
"Yah, kau benar juga, sih," Kata Shirou sambil menghela nafasnya. "Lagipula kalaupun mereka berdua mendapatkan masalah yang tidak bisa mereka atasi. Aku sudah menempelkan bayanganku ke dalam bayangan mereka berdua. Sehingga di saat mereka berdua akan tewas, mereka akan langsung masuk ke dalam Unlimited Blade Works."
"Seperti biasanya, kau sudah memikirkan semua hal sampai ke detail terkecil," Kata Rin yang tidak merasa terlalu kaget mendengar tindakannya Shirou. "Suamiku yang biasanya bodoh dan tidak peka, ternyata bisa bertambah dewasa juga rupanya."
"Oii! Aku sudah bukan lelaki yang tidak peka seperti dulu yang memiliki kesulitan untuk memahami perasaanku sendiri dan perasaan orang lain tahu!" Kata Shirou yang merasa agak kesal dengan ucapan istrinya. "Sebagai contoh, aku benar-benar paham kalau Ayaka-san, Nodoka-san, Yue-san dan juga Makie-san menyukai Negi dan saat ini Makie-san sedang berusaha untuk melakukan pactio dengan Negi malam ini, sama seperti kau yang berusaha agar Gu Fei, Chachamaru, Yuuna-san, Ako-san dan Akira-san untuk berpactio denganku!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Shirou-Nii bilang kalau malam ini aku harus melakukan pactio dengan Makie-san," Kata Negi dalam wujud Nagi yang berdansa dengan Anya yang juga memakai wujud remaja berumur enam belas tahun. "Ma-makanya aku mau be-bertanya padamu An-Anya apakah kau akan mengizinkan aku melakukannya dengan Makie-san. Karena aku sama sekali tidak mau membuatmu marah Anya. Sebab kau adalah pacar resmiku Anya."
"Terus terang saja aku sama sekali nggak suka kalau kau melakukan ciuman dengan gadis lain selain aku Negi," Kata Anya dengan wajah yang merengut. "Tapi apakah aku punya pilihan dalam hal ini? Karena sebelumnya, kau juga sudah melakukan hal yang sama dengan dua gadis lain! Yue dan Nodoka! Yang membuatku bersyukur dan lega ialah sebelum mereka berdua mencium bibirmu aku sudah mencium bibirmu terlebih dahulu tepat sebelum kau berangkat ke Jepang sehingga pada akhirnya aku tetaplah yang menjadi ciuman pertamamu, Negi."
Jawaban Anya sama sekali tidak terduga untuk Negi, tapi setidaknya Anya tak terlihat terlalu marah kepada dirinya.
"Ja-jadi ka-kau mengizinkan aku untuk melakukan pactio dengan Makie-san?" Tanya Negi.
"Aku mengizinkanmu, asalkan kau berciuman tidak lebih dari dua atau tiga detik, dengan Makie dan kau tidak mencoba untuk bermesraan dengannya," Jawab Anya yang merasa kalau ia akan menyesali keputusan yang sudah ia buat. "Karena kalau kau mencoba untuk bermesraan dengan Makie di depan mataku, jangan salahkan aku atas apa yang akan terjadi padamu dan gadis itu setelahnya Negi."
Ancaman Anya, membuat Negi menelan ludahnya dan menganggukan kepalanya berkali-kali. Ia benar-benar tidak mau membuat Anya marah.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Wah, suasana di ruangan ini benar-benar seperti pesta dansa yang ada di film," Kata Makie yang merasa agak gugup karena ini pertama kalinya bagi dirinya untuk datang ke sebuah pesta dansa. "Aku benar-benar seperti bermimpi karena aku bisa datang ke pesta dansa semacam ini."
"Ayahku bilang kalau setahun sekali di saat natal pesta dansa seperti ini diadakan di Mahora, tapi pesta dansa itu dikhususkan untuk keluarga Yukihiro, Emiya, Edelfelt, Tohsaka, dan Konoe," Kata Yuuna menjelaskan kepada Makie.
"Lima keluarga berpengaruh yang mendirikan Mahora Gakuen, sejarah tentang kelima keluarga itu adalah salah satu hal umum yang harus diketahui oleh semua murid di Mahora," Kata Akira. "Kurasa kelima keluarga itu bukanlah keluarga biasa mengingat Shirou-kun, Rin-san, Arturia-san, Luvia-san dan juga Konoka adalah penyihir."
"Kemungkinan besar Mahora didirikan agar para penyihir bisa berbaur dengan orang normal tanpa menimbulkan kecurigaan," Kata Chisame yang berdiri di belakang Yuuna. "Mengingat sihir adalah sesuatu yang mengerikan dan tidak masuk akal, dan bisa menimbulkan kepanikan massal jika keberadaan dari sihir diketahui oleh masyarakat umum."
"Negi-Sensei bilang kalau di masa depan para penyihir bisa bergerak dengan lebih bebas kalau ia bisa menjadi jembatan antara penyihir dan orang biasa," Kata Akira. "Apakah menurutmu hal itu mungkin Chisame-san?"
"Itu mustahil, dan tak lebih dari impian naif dari seorang anak kecil keras kepala yang terkadang menolak kenyataan hidup," Kata Chisame dengan nada bicara yang dingin. "Karena di dunia ini terlalu banyak manusia jahat yang haus akan harta, kekuasaan dan kekuatan. Jika sihir bisa dikuasai oleh manusia semacam itu, maka hasilnya ialah kehancuran dunia."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Asuna saat ini sedang sangat gugup, karena ia berada di sebuah pesta dansa.
Pesta dansa bukanlah suatu acara yang ia akan datangi mengingat ia memiliki trauma di pesta dansa natal dua tahun sebelumnya. Di pesta dansa itu, Asuna mencoba untuk berdansa dengan Takamichi dan tentu saja Takamichi dengan senang hati menerima tawaran Asuna. Dan akhirnya mereka berdua pun mulai berdansa. Hanya saja ketika mereka berdansa, Asuna yang pada dasarnya payah dalam menari berdansa dengan sangat kaku malam itu.
Ditambah karena Asuna merasa sangat gugup ia terus menerus menginjak kaki Takamichi, sampai pada akhirnya ia tersandung karena menginjak gaun pesta miliknya yang terlalu panjang. Sampai-sampai gaun yang dipakainya itu robek.
Bagi Asuna kegagalannya berdansa bersama dengan Takamichi di malam itu, adalah hari paling memalukan dalam hidupnya. Dan semenjak itu, ia tidak mau lagi datang ke pesta dansa.
Tapi saat ini, ia dengan terpaksa datang ke pesta dansa di kantor gubernur jenderal Ostia. Sebab ia ingin memiliki kesempatan untuk bisa berdansa dengan Shirou.
Hanya saja sedari tadi ia tidak bisa berdansa dengan Shirou. Sebab Shirou sibuk berdansa dengan Arturia, Luvia, Konoka, Setsuna, Sakura, Kaede dan Rin.
Asuna menggembungkan pipinya, sebab ia sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berdansa dengan pria yang ia sukai.
Makanya sekarang Asuna sibuk memakan banyak sekali kue, agar ia bisa melupakan kekesalannya.
"Hei, nona cantik yang sedang terlihat muram, apa kau mau berdansa denganku?"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Tepat di saat Asuna sedang kesal, Shirou mendekati Asuna. Mengulurkan tangan kanannya kepasa Asuna lalu mengajaknya berdansa.
"Sh-Shirou-kun bodoh! Kau kan sedang sibuk berdansa dengan gadis-gadis cantik yang lain!" kata Asuna yang terkejut melihat Shirou yang tiba-tiba saja menghampiri dirinya. "Ke-kenapa kau mendadak mengajakku berdansa?"
"Hmm, apakah salah kalau aku mengajakmu berdansa ketika kau menginginkannya, Asuna-san?" Kata Shirou. "Aku tahu sedari tadi kau melihatku dengan pandangan yang tajam dan penuh dengan rasa cemburu, karena kau tidak bisa berdansa denganku dan aku lupa untuk mengajakmu berdansa. Di masa depan, aku akan memiliki banyak pasangan dan kau adalah salah satunya. Makanya aku berusaha untuk memperlakukan semua gadis yang akan menjadi pasanganku dengan adil."
"Uggh kenapa sih kau harus seterbuka itu mengenai harem yang akan kau miliki!" Kata Asuna yang menerima uluran tangan Shirou. "Dan kenapa aku bisa tidak marah meskipun aku tahu kalau pria yang aku sukai mencintai banyak perempuan di saat yang sama!"
"Mungkin karena kau menyukaiku?" Kata Shirou sambil menarik tangan Asuna dan mulai berdansa dengannya. "Menjadi lelaki tampan dan gagah yang disukai oleh banyak sekali wanita adalah sebuah dosa. Haaah kenapa aku harus dilahirkan sebagai pria yang amat disukai oleh lawan jenis. Ketampanan yang kumiliki benar-benar sebuah dosa."
"Ja-jangan bicara menjijikkan seperti itu!" Kata Asuna yang merasa jijik mendengar kata-kata Shirou. "Kau sama sekali tidak cocok mengatakan hal semacam itu Shirou-kun!"
"Ahahaha maaf, aku mencoba untuk berbicara seperti orang narsis," Kata Shirou yang merasa geli dengan gaya bicara yang tadi ia gunakan. "Kurasa cara bicara semacam itu sama sekali tak cocok untukku."