"Rakan-Sensei!" Teriak Kagetaro ketika melihat Rakan terkena serangan sihir petir yang sangat kuat dari Negi. Kagetaro tahu kalau gurunya itu sangatlah kuat, tapi melihat level kekuatan dari sihir petirnya Negi, Kagetaro sadar kalau sekuat apapun Rakan, akan sulit bagi orang sekuat Rakan sekalipun untuk menahan serangan sekuat itu.
"Hei, Kagetaro! Jangan lengah di saat pertarungan!"
Di saat Kagetaro sedang mencemaskan Rakan, Kotarou menggunakan Kuzoku Juka. Untuk merubah wujudnya ke mode werewolf agar ia bisa mengalahkan Kagetaro secepat mungkin.
Kotarou menyerang Kagetaro dan si pengguna bayangan mengalami kesulitan karena harus melawan Kotarou yang tiba-tiba saja bertambah kuat secara mendadak.
Sementara itu Rakan yang sama sekali tidak terluka setelah menerima serangan petirnya Negi karena ia melindungi tubuhnya menggunakan Ki. Terlihat berlutut sambil memegangi kepalanya yang menjadi pusing sebagai efek samping dari serangan Negi.
"Uugh serangan yang tadi cukup telak juga," Kata Rakan. "Penyihir tingkat tinggi biasa pasti sudah hancur lebur kalau terkena serangan barusan. Kamu sama sekali tidak menahan diri rupanya bocah!"
"Aku belum selesai, Rakan-san!" Teriak Negi yang muncul di belakang tubuh Rakan sambil menyentuh tubuhnya dan mengucapkan mantra untuk serangan selanjutnya.
"Ooi Ooi Ooi kau serius nih, menyerangku dari jarak sedekat itu!" Kata Rakan yang dibuat terkesima melihat Negi yang tiba-tiba saja sudah muncul di belakang dirinya.
"Jovis Tempestas Fulguriens Zero Distance!"
Rakan terkena serangan sihir badai petir dari jarak yang sangat dekat, sedangkan Kagetaro tubuhnya terlempar ke tanah karena pertarungannya melawan Kotarou.
Seluruh penonton di arena menjadi tegang dan terkejut karena mereka sama sekali tidak menyangka kalau Jack Rakan si seribu pedang beserta muridnya bisa dijatuhkan seperti itu.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Setelah menggunakan Jovis Tempestas Fulguriens, Raiten Taisou milik Negi dinonaktifkan oleh dirinya sendiri untuk menghemat tenaga dan energi. Negi tahu kalau Rakan sangat kuat dari segi serangan dan pertahanan. Dan serangan biasa tidak akan mempan kepada Rakan, makanya ia menggunakan Jovis Tempestas Fulguriens dalam jarak yang sangat dekat yang ia yakini setidaknya cukup kuat untuk mengalahkan Rakan.
[Dooown! Kedua anggota dari Tim Rakan Down! Tak ada yang bisa menyangka hal ini! Ada orang selain Thousand Master yang bisa membuat si seribu pedang mencium tanah! Apakah peserta Nagi benar-benar reinkarnasi dari Thousand Master!? Karena kedua anggota dari Tim Rakan tidak bergerak saat ini, sebentar lagi hitungan akan dimulai. Karena ini adalah bagian dari tradisi etika para ksatria jaman dahulu, yaitu kemenangan diperoleh jika seluruh lawan sudah mati, menyerah, atau tak dapat bertarung. Peserta yang tak sadar atau down akan dihitung sampai dua puluh untuk melihat apakah petarung masih bisa bertarung atau tidak! Jadi ayo kita mulai hitungannya!]
"Ne-Negi-kun berhasil menjatuhkan Rakan-san!?" Kata Konoka yang terkejut melihat hasil dari pertarungan yang sengit.
"Negi/Sensei menang?" Kata Asuna dan Konoka.
Di salah satu ruangan ViP
"Uwooo kedua bocah itu, aku nggak menyangka kalau mereka berhasil menjatuhkan Rakan! Apa saat ini Rakan sedang lengah!" Kata Ricardo yang sama sekali tidak menduga kalau Rakan bisa dijatuhkan.
"Suamiku tidak akan mungkin bisa dijatuhkan semudah itu," Kata Theodora yang cuma bisa terdiam melihat suaminya dijatuhkan. "Serangan semacam itu tidak akan mempan terhadap, Jack yang tubuhnya secara reflek akan membuat perisai Ki kalau tubuhnya merasakan bahaya, pasti saat ini Jack sedang berpura-pura tidak bisa bergerak. Dan sebentar lagi ia pasti akan terbangun dengan gaya ala penjahat. Jack sangat menyukai aksi dramatis dan dia pasti akan melakukan hal itu!"
"Kau sangat mengenali sifat suamimu dengan sangat baik, Theodora," Kata Ricardo yang bisa memahami kalau Rakan pasti akan melakukan semua hal yang diucapkan oleh Theodora.
"Dia itu suamiku Ricardo," Kata Theodora. "Tentu saja aku tahu semua hal tentang dirinya."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
[Rakan, sang pahlawan tanpa diduga down! Hitungan mundur sampai dua puluh dimulai!]
Suara hitungan mundur yang terdengar sangat mekanik seperti robot pun dimulai. Dan di saat yang sama Negi merasa tegang karena ia tahu kalau Rakan tidak akan mungkin bisa dijatuhkan secepat itu.
[Kagetaro juga tidak bergerak, tampaknya serangan peserta Kojirou cukup dalam!]
"Oii Negi, dia terjebak rencanamu dengan sukses," Kata Kotarou sambil melayang di udara menggunakan api serigala miliknya yang ia keluarkan melalui kakinya.
"Ya, aku juga kaget melihat rencanaku bisa berjalan dengan lancar," Kata Negi sambil berusaha untuk mengambil nafas karena ia mengalami kelelahan.
"Veteran terhebat seperti Rakan yang hampir nggak bisa dijebak pengalamannya tempurnya juga nggak akan bisa kita tandingi," Kata Kotarou yang sama lelahnya dengan Negi karena ia menyatukan Magia Erebea dengan tehnik perubahan werewolf miliknya. "Walaupun kita berdua sudah menguasai Magia Erebea dan bertambah kuat dengan sangat cepat tidak mungkin kita yang baru berusia sepuluh tahun bisa menandingi Rakan. Satu-satunya cara untuk menandingi Rakan ialah dengan mendesaknya menggunakan kecepatan, kekuatan dan performa!"
"Yah, tapi tidak mungkin dia akan bisa dikalahkan semudah itu, Kotarou," Kata Negi. "Jadi kita harus bersiap-siap untuk situasi yang terburuk!"
Di ruang ViP tempat Ricardo, Seras, tiruan Eva dan Theodora berada.
"Aku sama sekali nggak menyangka kalau Negi bisa melakukan hal yang sama dengan Shirou hanya dalam waktu beberapa bulan saja di dalam diorama sihir itu. Ditambah ia bisa menciptakan Shundong kecepatan petir," Kata Seras yang dibuat terkejut dengan hasil latihan Negi. "Bocah itu benar-benar luar biasa, dia memang tidak seberbakat kakak lelakinya dalam pertarungan dan ilmu beladiri. Tapi sudah jelas IQ dari Negi melampaui Shirou."
"Yah, karena normalnya apa yang bocah itu capai tidak akan mungkin bisa dilakukan dalam waktu beberapa bulan saja," Kata Ricardo sambil tersenyum. "Aku jadi ingin memasukkannya ke dalam departemen pengembangan sihir milikku, Negi Springfield putranya Nagi, memang sangat mengerikan."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Gimana, Negi? Kita selesaikan? Reputasi kita di antara penonton akan menurun, sih, tapi nggak melanggar aturan, kok," Kata Kotarou.
"Tunggu dulu, akan bahaya kalau kita mendekatinya tanpa persiapan," Kata Negi yang terlihat tegang hitungannya sudah hampir mencapai dua puluh.
Dan benar saja pada hitungan ke sembilan belas tiba-tiba saja Rakan terbangun. Dan bangkitnya Rakan membuat semua orang yang melihatnya merasa takut.
[Aaah! Be-Berdiri! Rakan bangkit kembali! Seolah tidak terjadi apapun! Rakan sepertinya tidak mengalami luka apapun!]
Rakan lalu mulai tertawa dengan keras dan tawa dari Rakan membuat semua orang yang berada di arena ketakutan.
Lalu setelahnya wajah Rakan mulai terlihat serius dan aura yang mengerikan mulai keluar dari tubuh Rakan sampai-sampai membuat tubuh Negi dan Kotarou gemetaran.
Rakan mulai mengambil kuda-kuda, dan Negi beserta dengan Kotarou hendak menggunakan Magia Erebea sekali lagi. Tapi begitu Negi dan Kotarou sudah selesai menggunakan Magia Erebea, tahu-tahu tubuh mereka terlempar ke udara karena pukulan dari Rakan yang muncul di hadapan Negi dan Kotarou lalu ia memukul Negi dan Kotarou menggunakan pukulan super keras.
Tubuh Kotarou tertusuk oleh tombak bayangan dari Kagetaro yang sudah pulih lalu tombak itu berubah menjadi pita dan menarik tubuh Kotarou ke tanah. Negi berhasil menjauhi Rakan dengan menggunakan Shundong kecepatan petir. Tapi tahu-tahu saja Rakan sudah berada di belakang Negi dan sekali lagi memukul tubuh Negi dengan sangat keras.
***
"Sigh, level kekuatan Negi memang berbeda jauh dari Rakan jadi mustahil bagi bocah itu untuk mengalahkannya. Tapi kuakui shundong kecepatan petir ditambah dengan perubahan petir adalah sesuatu yang inovatif," Kata Rin yang kagum melihat pencapaian Negi. "Kreatifitas bocah itu dalam membuat sihir baru sangat mengerikan, hampir setara dengan diriku ini."
"Yah, tapi sayang insting bertarungnya Negi sangatlah payah," Kata Arturia sambil menghela nafasnya. "Kalau saja ia memiliki insting bertarung yang lebih baik, mungkin shundong kecepatan petir itu bisa ia maksimalkan, dan tidak disia-siakan begitu saja. Dia harus menambah jumlah pengalamannya dalam bertarung kalau ia mau memakai tehnik itu dengan lebih baik lagi."
"Negi itu pada dasarnya adalah tipe peneliti sih, dan bukan tipe petarung. Jadi kurasa wajar kalau ia memiliki insting bertarung yang payah," Kata Shirou. "Bisa menjadi sekuat itu saja dalam waktu yang singkat sudah merupakan sebuah keajaiban menurutku, kerja keras dan dedikasinya dalam menjadi kuat patut dipuji."