"Syukurlah kalau kau mau mengubah keputusanmu yang bodoh itu," Kata Shirou yang tiba-tiba saja muncul dari dalam bayangannya Chisame. "Aku takut kalau kau akan terus ngotot, mengingat kau bahkan sulit sekali mendengarkan nasihatku ataupun nasihat dari ayah, tapi anehnya kau mau mendengarkan nasihat dari Anya yang adalah pacarmu, rupanya Anya-san benar-benar mengenalmu dengan baik Negi."
Kemunculan Shirou dari dalam bayangannya Chisame membuat Negi, Kotarou, Chisame dan juga Anya beserta dengan Chamo tersentak kaget. Mereka semua tidak menyangka kalau Shirou akan muncul dengan cara yang sangat tidak terduga.
"Ya, ampun Shirou-kun! Jangan suka muncul mendadak begitu!" Teriak Chisame yang jantungnya berdetak dengan kencang karena ia kaget melihat Shirou. "Apa kau mau membuat jantungku copot!"
"Chisame-san berkata benar, Shirou-Nii! Kau muncul secara tiba-tiba sampai-sampai aku hampir terjatuh karena kaget!" Kata Negi yang memegangi dadanya karena ia merasa kaget. Chamo yang berada di saku kemejanya Negi pingsan karena ia kaget seratus persen dengan kemunculan Shirou.
"Shirou-san! Kau keterlaluan!" Kata Anya dengan wajah yang terlihat pucat karena ia merasa terkejut. "Kemunculanmu barusan hampir membuatku pingsan!"
"Shirou-Nii-san! Kalau kau mau muncul! Muncullah secara normal! Jangan muncul dengan cara yang mengagetkan begitu! Apa kau mau membuatku meninggal karena serangan jantung!"
Kotarou mengalami kekagetan yang paling parah diantara yang lain, jantung berdetak kencang, nafasnya terengah-engah, dan wajahnya memucat parah dan ia bahkan sampai terduduk di lantai.
"Ahahahaha maaf-maaf," Kata Shirou sambil mengusap bagian belakang dari kepalanya. "Aku ingin muncul dengan cara yang keren di depan kalian semua, tapi sepertinya caraku muncul barusan malah membuat kalian berempat merasa kaget. Tampaknya muncul dari dalam bayangan di saat kalian berempat sedang lengah bukanlah sesuatu yang baik untuk dilakukan."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Shirou-Nii, karena kebetulan kau ada disini ada sesuatu yang ingin kuperlihatkan kepada Shirou-Nii, Kotarou, Anya dan Chisame-san," Kata Negi dengan wajah yang serius.
Negi lalu mengajak Shirou, Anya, Kotarou dan Chisame ke luar Ostia, ke daerah dimana ada banyak sekali batu karang yang melayang di udara.
"Oii, Negi apa yang mau kau perlihatkan dengan mengajak kami ke wilayah karang melayang di luar Ostia begini?" Tanya Kotarou.
"Negi apa kau ingin memperlihatkan sihir terkuat milik ayah yang selama ini kau latih tapi belum bisa kau kuasai karena sihir itu agak sulit untuk digunakan?" Tanya Shirou.
"Tebakanmu benar Shirou-Nii," Jawab Negi. "Aku mengajak kalian semua ke tempat ini, karena sihir yang akan kuperlihatkan memiliki efek area yang luas. Aku tidak ingin prajurit di sekitar Ostia sampai melihat sihirku."
"Negi sihir yang ingin kau perlihatkan, apakah seribu petir yang digunakan oleh ayahmu di masa lalunya?" Tanya Anya.
"Yup, sihir seribu petir adalah sihir terkuat yang bisa kugunakan saat ini," Jawab Negi sambil menyayat jempol tangan kanannya dengan menggunakan pisau miliknya lalu meneteskan darah yang mengalir dari jempol tangan kanannya ke atas tanah. "Tapi karena seribu petirku belum sempurna jadi tidak mungkin daya hancurnya sekuat seribu petir yang dimiliki oleh ayah."
Setelah darah Negi menetes ke tanah, lingkaran sihir yang saling terhubung satu sama lain tiba-tiba saja muncul. Dan menghilang dalam sekejap.
"Aku akan menghancurkan batu besar yang ada di depan sana," Kata Negi. "Menurut kalian berapa besar ukuran dari batu itu?"
"Batu besar itu tepat seratus sepuluh meter tingginya dengan ketebalan sepuluh meter di tengahnya," Kata Shirou yang langsung mengetahui ukuran baru itu dengan tepat menggunakan analisa struktur. "Tanpa perlu menggunakan seribu petir sekalipun, batu itu busa dihancurkan dengan Jovis Tempestas berkekuatan penuh, kau tahu?"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Negi tahu kalau apa yang dikatakan oleh Shirou adalah kenyataan, tapi dua sama sekali tidak mempedulikan hal itu dan lebih memilih untuk fokus pada sihir yang akan ia gunakan.
[Rastel Mascir Magister, To Sumbalion Diakoneto Moi, Basileu Ouranionon Epigenetheto Aithalous Kerrune Hos Titetas Phtheirein Jactum Extendes Circuli Existant! Captent Objecta A Primum Ad Decimum! Area Constet! Intus Se Premant! Spiritus Ad Pressuram Criticallem! Tribus! Duobus Modo! Capturam Disjungens! Omnes Spiritus Fulgurales Fortissime Emittam! Ekatontakis Kai Khilias Astrapsato, Khiliarkhou Astrape!]
Dengan menggunakan darahnya sebagai katalis untuk memperluas area efek dari Seribu petir. Mantra yang dilancarkan oleh Negi terlihat hampir sekuat seribu petir yang digunakan oleh Nagi ayahnya.
Batu sebesar seratus sepuluh meter itu hancur lebur lalu meleleh karena panas dari plasma serinu petir yang dilancarkan oleh Negi.
"Waduuh batunya sampai meleleh, bahkan serangan terkuat yang kumiliki tdak memiliki daya hancur sekuat itu," Kata Kotarou.
"Seribu petir adalah sihir petir dengan daya hancur paling kuat, jadi tidak aneh kalau batunya sampai hancur lebur begitu," Kata Anya yang matanya melotot ketika ia melihat hasil akhir dari serangannya Negi. "Entah seberapa besar daya hancurnya yang sebenarnya, kalau Negi sudah menguasainya dengan sempurna."
"Hmm daya hancurnya memang kuat, tapi sayangnya mantranya terlalu panjang, tidak akan bisa digunakan dalam pertarungan yang sebenarnya," Kata Shirou.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Kau benar Shirou-Nii seribu petir milikku masih jauh dari sempurna, dan mantranya kepanjangan jadi tidak mungkin bisa digunakan pada pertarungan sungguhan," Kata Negi sambil menghela nafasnya. "Makanya aku memikirkan cara untuk menyingkat mantranya lalu menyatukannya dengan menggunakan Magia Erebea."
"Yah, kurasa menggunakan seribu petir itu untuk suplai dari Magia Erebea bukanlah ide yang buruk," Kata Shirou sambil tersenyum ketika ia mendengar ide Negi. "Jadi Negi selama sepuluh hari terakhir sebelum pertandingan final dimulai. Kuharap kau melatih tubuhmu itu dengan lebih keras agar bisa menahan kekuatan dari seribu petir, dan agar kau bisa tahu sekuat apa tubuhmu kalau menggunakan seribu petir sekarang aku kan memperlihatkan contohnya kepadamu."
Shirou melayang di udara, menggunakan pedang besar yang tiba-tiba saja muncul di bawah kakinya ia juga mengucapkan mantra yang sama dengan Negi hanya jauh lebih singkat dan seribu petir berwarna hitam muncul Shirou menggunakan Magia Erebea untuk mengompress seribu petir hitam itu lalu memasukkannya ke dalam tubuhnya.
Terjadi perubahan besar pada tubuh Shirou, rambut Shirou menghitam dan memancarkan petir kehitaman, matanya berubah menjadi merah darah dan tubuh Shirou seperti ditutupi oleh jubah yang terbuat dari petir hitam. Killing intent yang sangat besar memancar keluar dari tubuh Shirou, sampai-sampai Negi, Anya, Chisame dan Kotarou berlutut dan mengalamu kesulitan bernafas.
Shirou yang memiliki kemampuan regenarasi tak terbatas berkat kekuatan Alucard, ditambah tubuhnya yang kuat tidak terpengaruh dengan efek samping dari Magia Erebea seribu petir.
Dan ketika ia melihat kalau Negi, Anya, Chisame dan Kotarou tidak bisa bergerak karena killing intent yang ia keluarkan Shirou langsung menoaktifkan sihir yang ia gunakan.
Author Note; Short Chapter maaf.