Tepat di saat para anggota Ala Rubra, sedang sibuk membicarakan soal Asuna tiba-tiba saja ada sebuah broadsword yang terbang ke arah mereka dan menghancurkan panci berisi Nabe yang langsung terbang ke arah kepalanya Eishun. Sedangkan isi dari panci itu yang tumpah dari dalam panci itu, diambil menggunakan sumpit dengan kecepatan tinggi oleh Zect, Nagi dan Albiero lalu mereka bertiga memasukkannya isi panci itu ke dalam mulut mereka.
"Ahahahahaha maaf kalau aku mengganggu waktu makan malam kalian!" Teriak Rakan sambil memegang pedang di tangan kanannya. "Aku pemburu hadiah sekaligus petualang terhebat di Mundus Magicus Jacobus Rakan! Yang biasa dipanggil Jack Rakan! Aku datang untuk menantang sekaligus menangkap kalian semua!"
"Siapa lelaki bertubuh besar dengan perilaku seperti orang yang kurang pendidikan itu?" Tanya Zect sambil memakan daging dari panci Nabe yang tadi ia ambil dengan sumpit tepat sebelum daging itu terjatuh ke tanah.
"Sepertinya dia bukan pemburu hadiah biasa," Kata Nagi yang mulutnya sibuk mengunyah daging sama seperti Zect.
"Fufufufufu," Kata Eishun yang saat kepalanya tertutup oleh panci.
"Eh, Eishun kenapa kau tiba-tiba saja tertawa menyeramkan begitu," Kata Nagi yang merasa ngeri melihat Eishun tiba-tiba saja tertawa dengan nada yang mengerikan.
"Kau sudah membuat Nabe yang kubuat dengan susah payah jadi berantakan dan tidak bisa dimakan lagi," Kata Eishun yang kepalanya masih tertutup panci. "Orang yang suka membuang-buang makanan sepertimu harus kuhukum!"
"Menghukumku? Bagaimana caranya? Aku adalah seorang petarung yang tidak terkalahkan! Bagaimana caramu untuk menghukumku, aku ingin tahu!" Kata Rakan yang secara terang-terangan menantang Eishun.
Rakan yang saat ini berada di atas tebing yang berjarak kira-kira lima belas meter dari tempat para Ala Rubra makan. Merasa yakin kalau kemampuan dari Eishun bukanlah apa-apa kalau dibandingkan dengannya, tapi tanpa ia sadari tiba-tiba saja Eishun sudah berada di hadapannya dan memotong pedang besar yang dipegang oleh Rakan menggunakan katana miliknya.
"Orang yang suka membuang-buang makanan sepertimu, akan kupotong-potong sampai menjadi ribuan bagian!" Teriak Eishun yang dalam sekejap sudah melukai pipi dari Rakan.
Serangan Eishun yang begitu dasyhat sampai membuat tebing besar tempat tadi Rakan berdiri terpotong.
Rakan berhasil menahan serangan Eishun berkat pengalaman serta kekuatannya yang luar biasa, tapi ia tidak bisa menahan serangan Eishun secara penuh makanya tadi pipi Rakan terluka.
"Ooh lelaki berkulit coklat itu bisa menahan serangannya Eishun, meskipun ia mengalami sedikit luka di pipinya itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa mengingat hampir tak ada yang bisa menandingi Eishun dalam ilmu pedang," Kata Nagi yang masih sibuk mengunyah daging
"Laki-laki bertubuh besar itu cukup hebat, lho," Kata Albiero yang juga mengunyah daging juga. "Dia adalah orang terkuat di kerajaan Hellas, yang banyak menjadi pembicaraan akhir-akhir ini."
"Tunggu dulu! Tunggu dulu! Time out! Time out!" Kata Rakan yang didesak oleh Eishun karena kemampuan ilmu pedangnya tidak setara dengan Eishun. "Ilmu pedangmu itu ada di atasku tidak mungkin aku bisa menandingimu dalam adu pedang!"
"Jangan bercanda! Kau duluan bukan yang menantang kami bertarung!" Teriak Eishun. "kalau kau mau menantang kami bertarung! Bertarunglah dengan serius!"
"Heh, aku sih maunya begitu," Kata Rakan yang saat ini masih dalan posisi bertahan karena serangan bertubi-tubinya Eishun. "Tapi kalau satu lawan empat aku harus menggunakan trik supaya aku tidak kalah!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Agar aku bisa menang melawan kalian, aku sudah menyelidiki banyak hal soal kalian berempat, lho," Kata Rakan sambil mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya.
Rakan melemparkan beberapa kapsul dengan tulisan Adultera Dyradis ke arah Eishun. Dan dari kapsul itu muncul beberapa Dyrad telanjang yang langsung membuat Eishun yang pikirannya lemah dalam hal yang berbau mesum, mimisan dan matanya melotot.
"Informasi pertama yang kudapat dari klienku adalah Aoyama Eishun si pendekar pedang yang sifatnya terlalu serius, lemah dengan hal yang mesum," Kata Rakan yang puas melihat reaksi dari Eishun.
Sesuai dengan yang diucapkan oleh Rakan, Eishun yang lemah dengan hal mesum pingsan dengan darah dalam jumlah banyak mengalir dari hidungnya.
"Yup, satu orang sudah berhasil kubuat tumbang," Kata Rakan sambil tersenyum karena ia berhasil memperoleh kemenangan pertama.
Di saat Rakan tersenyum karena ia berhasil memperoleh kemenangan pertama, ada sihir tingkat menengah yang mengarah ke arahnya. Tapi Rakan yang sudah merasakan serangan tersebut bisa dengan mudah menghindari serangan tersebut. Walaupun cara Rakan menghindari serangan agak tidak enak untuk dilihat, karena ia menghindar sambil menari balet.
"Cara menghindar yang menjijikkan," Kata Zect dengan wajah yang terlihat pucat. "Tidak enak rasanya melihat pria besar seperti itu melakukan gerakan balet semacam itu."
"Kalau begitu biarkan saja Nagi yang melawannya," Kata Albiero yang merasa kalau ia akan muntah karena melihat Rakan. "Aku nggak mau disuruh melawan orang seperti dirinya."
"Waaah serangan yang dasyhat! Ini dia informasi nomor empat yang kuterima," Kata Rakan yang melihat ke arah Nagi yang tadi menyerangnya. "Si penyihir berambut merah yang tidak punya kelemahan, ciri khasnya dia tidak terkalahkan."
"Ooi, Master, Al," Kata Nagi yang sudah bersiap untuk bertarung. "Kalian nggak usah ikutan bertarung, ya!"
"Kau nggak usah memberitahu kami, Nagi, karena kami berdua dari awal sudah nggak memiliki niat untuk melawannya," Kata Albiero yang terbang menjauh sambil membawa tubuh Eishun di pundaknya agar ia tidak terkena efek dari pertarungan antara Rakan dan Nagi.
"Orang bodoh sepertinya hanya pantas dilawan oleh dirimu yang sama bodohnya," Kata Zect yang terbang mengikuti Albiero.
"Pertemuan yang sangat tidak terduga, ya, bocah," Kata Rakan yang juga sudah berasa dalam kondisi bertarung sama seperti Nagi. "Aku Jack Rakan dikenal sebagai laki-laki gila tanpa tanding di Selatan!"
"Nggak apa-apa nih, paman," Kata Nagi sambil mempersiapkan sihir untuk serangan selanjutnya. "Kau nggak memakai pedangmu seperti itu?"
"Tak usah khawatir aku ini lebih kuat dengan tangan kosong!" Kata Rakan.
Rakan dan Nagi sudah memperkuat tubuh masing-masing menggunakan sihir dan keduanya langsung beradu pukulan. Pukulan tangan kanan dari Nagi dan Rakan sama-sama mengenai wajah, sehingga pipi mereka berdua mengalami luka.
Rakan yang lebih kuat dari Nagi secara fisik tidak terlempar ke belakang dan hanya terdiam di tempat ia berdiri sedangkan Nagi yang lebih lemah secara fisik dari Rakan terlempar beberapa meter ke belakang.
Tapi Nagi tidak terlihat kesal, bahkan saat ini ia merasa senang karena bisa bertemu seseorang yang kuat seperti Rakan.
Nagi yang menguasai Ki dan sihir dengan seimbang, langsung menggunakan Ki miliknya untuk membuat Kagebunshin yang digunakan untuk menyerang Rakan.
"Wooow bunshin dalam jumlah yang banyak, memangnya kau mau menjadi ninja?"
Rakan terlihat kaget melihat Kagebunshin yang dibuat oleh Nagi langsung menggunakan sihir tanah untuk membuat tombak batu yang menusuk ke arah bunshinnya Nagi, membuat semua bunshin itu hancur.
"Kau benar-benar musuh yang merepotkan!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Melihat semua bunshin yang ia buat hancur, Nagi tanpa ragu langsung melancarkan sihir terkuat yang ia ketahui. Agar ia bisa mengalahkan Rakan dengan cepat.
"Ekantotakis Khai Kiliakis Astrapsato Khiliarkou Astrape!"
Nagi yakin kalau mantra seribu petir dengan daya hancur yang dasyhat cukup untuk mengalahkan Rakan.
Tapi ternyata Rakan berhasil menghindari serangan seribu petirnya Nagi di saat yang tepat sehingga serangannya Nagi tidak berefek apapun kepada Rakan.
Pertarungan antara Rakan dan Nagi berlangsung selama lebih dari dua belas jam dan membuat kehancuran besar di daerah tempat mereka bertarung. Dan merupakan pertarungan gila yang merusak alam terbesar dalam beberapa puluh tahun terakhir.
"Fufufu kau hebat juga bocah," Kata Rakan yang berlutut karena ia sudah kehabisan tenaga
"Kau juga," Kata Nagi yang berada di posisi yang sama dengan Rakan.
"Di pertarungan ini, akulah yang kalah," Kata Rakan sambil tersenyum dengan tubuh yang babak belur. "Kalau kalian berempat melawanku secara bersamaan, aku pasti kalah total."
"Pertarungan denganmu sangat memuaskan paman," Kata Nagi yang kehabisan nafas. "Sudah lama sekali aku tidak menemukan seseorang yang bisa menandingiku!"
Pertarungan antara dua orang bodoh akhirnya berakhir imbang. Tidak ada satu pun yang menang ataupun kalah diantara mereka berdua. Karena Jacobus Rakan dan Nagi Springfield memiliki kekuatan yang setara...