Di sebuah reruntuhan besar dimana di terdapat sebuah dungeon di dalamnya. Nodoka, Anya dan para treasure hunter yang menyelamatkan mereka berdua tempo hari sedang berlari demi keselamatan diri mereka, akibat dungeon tempat mereka semua berada saat ini sudah hampir runtuh akibat jebakan yang aktif ketika benda berharga yang di simpan di dalam dungeon itu di ambil.
"Gawat sekali! Dungeon ini sudah mau runtuh!" Kata salah satu treasure hunter pria.
"Kita harus keluar secepat mungkin dari dungeon ini kalau kita tidak mau mati!" Kata treasure hunter wanita yang terbang menggunakan sapu.
"Jebakan yang akan aktif tepat setelah kita mengambil harta karun yang paling berharga di dungeon ini," Kata treasure hunter yang membawa ransel yang sangat besar. "Pembuat dungeon ini benar-benar suka jebakan yang klise."
"Nodoka, Anya, apa kalian berdua baik-baik saja?" Tanya lelaki yang merupakan pemimpin grup treasure hunter yang menyelamatkan Nodoka dan Anya.
"I-Iya aku dan Nodoka tidak kenapa-napa," Jawab Anya yang terlihat agak kelelahan karena tidak terbiasa berlari dengan jarak yang jauh.
"Aku pernah mengalami hal yang lebih buruk dari ini ketika aku masih dalam melakukan berlatih menggunakan magecraft dan sihir," Jawab Nodoka yang memakai kostum imut dengan ransel kelinci yang berasal dari kartu pactio miliknya. "Jadi kalau cuma harus berlari seperti ini, aku tidak akan merasa capek atau pun lelah."
Mulut dari Anya dan para treasure hunter di buat ternganga, akibat jawaban dari Nodoka. Latihan macam apa yang Anya jalani, sampai dia bisa tidak merasa lelah berlari di dungeon yang udaranya tipis? Mereka semua tidak bisa membayangkannya sama sekali...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Ketika ke empat treasure hunter bersama dengan Nodoka dan Anya bisa keluar dari dungeon yang sudah runtuh. Mereka berenam merasa amat sangat lega, karena terlambat sedikit saja mereka semua keluar dari dungeon itu bisa-bisa mereka semua akan mati. Dan itu adalah hal yang sama sekali tidak di inginkan oleh mereka semua, karena kalau mereka mati usaha mereka untuk mencari harta karun di dungeon itu semuanya akan sia-sia.
"Fyuuh, nyaris saja," Kata treasure hunter yang membawa mantel besar. "Telat sedikit saja, kita bakalan mati!"
"Di dungeon itu, sebenarnya masih ada harta yang masih belum kita ambil," Kata treasure hunter wanita yang berambut hitam. "Tapi karena sudah runtuh, kita tidak mungkin bisa mengambilnya."
"Nyawa kita jauh lebih penting tahu!" Kata si pemimpin grup. "Aku tidak mau membuang nyawaku hanya untuk mendapatkan tambahan harta karun!"
"Hnn dasar mental miskin," Kata treasure hunter wanita berambut hitam. "Mempertaruhkan nyawa untuk menjadi kaya ada harga yang pantas untuk di bayar demi kenyamanan hidup di masa tua!"
"Jangan samakan aku dengan dirimu dasar gadis pelit mata duitan!" Teriak si pemimpin. "Bagiku harta bukanlah segalanya, aku menjadi pemburu harta karun untuk petualangan yang mendebarkan bukan untuk menjadi kaya!"
Ketika si pemimpin dan si rambut hitam bertengkar, Nodoka dan Anya sibuk mengobrol dengan perempuan bertopi runcing.
"Sungguh tidak bisa di percaya kita bisa keluar dengan selamat dari dalam dungeon itu," Kata Anya dengan keringat yang mengalir deras dari seluruh tubuhnya. "Untung saja Nodoka berhasil menemukan jalan keluar yang benar di saat yang tepat, kalau tidak kita semua pasti sudah terkubur hidup-hidup di dungeon itu."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Yah, kemampuannya dalam mencari jebakan dan jalan keluar di dungeon benar-benar sangat berguna," Kata gadis bertopi runcing. "Aku sendiri sebagai seseorang yang sudah menjadi treasure hunter profesional spesialisasi pemetaan dan mencari jebakan selama dua tahun, tidak memiliki kemampuan sehebat Nodoka. Nodoka apa aku boleh tahu bagaimana caranya kamu bisa sehebat itu dalam mencari jebakan?"
"Kau benar kemampuan Nodoka dalam mencari perangkap adalah yang nomor satu," Kata lelaki yang membawa ransel besar.
"Sangat berguna," Kata gadis mata duitan.
"Padahal masih kecil dari mana kau menguasai kemampuan seperti itu?" Tanya si pemimpin grup.
"Eeh di sekolahku ada sebuah perpustakaan super besar yang seperti dungeon dan penuh dengan jebakan yang selalu berubah setiap harinya untuk mencegah pencurian buku berharga yang ada perpustakaan itu, sebagai anggota dari klub explorasi perpustakaan mencari jebakan adalah kemampuan dasar yang wajib di miliki kalau aku tidak mau terkena jebakan di saat melakukan explorasi," Jawab Nodoka dengan wajah yang terlihat nervous.
"Sekolah macam apa yang perpustakaannya di buat seperti dungeon?" Kata si pemimpin dengan keringat dingin mengalir di wajahnya. "Benar-benar sekolah yang aneh."
"Yah sudahlah mau aneh atau pun tidak, nggak usah dipikirkan!" Kata si mata duitan. "Ayo kita bagi harta yang sudah susah payah kita dapatkan dari dungeon."
Anya mengambil sebuah tongkat sihir yang bisa meningkatkan efek dari sihirnya sampai dua kali lipat. Sedangkan Nodoka mengambil magic item berbentuk cincin bernama "Comptina Daemonia" yang bisa di pakai untuk melihat nama lawan.
'Item sihir ini bisa dibilang item sihir yang agak jahat,' Kata Nodoka dalam hatinya. 'Tapi item sihir kalau di gunakan secara bersamaan menggunakan Diarium Edjus milikku, akan menjadi kombo terkuat untuk melawan musuh, meskipun entah kenapa Diarium Edjus tidak dapat di pakai kepada Rin-san dan Shirou-kun.'
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Satu hari setelah Negi dan Kotarou membulatkan tekad mereka untuk mempelajari Magia Erebea. Nagi dan Rakan memutuskan untuk melatih fisik dari Negi dan Kotarou terlebih dahulu di dalam villa sihir milik Rakan, supaya mereka berdua memiliki fisik yang cukup kuat agar bisa menahan efek samping dari Magia Erebea. Hal yang sama sekali tidak disangka oleh Negi dan Kotarou ialah latihan fisik yang di berikan oleh Nagi dan Rakan jauh lebih berat dari latihan fisik yang di berikan oleh Shirou dan Rin.
Kotarou dan Negi di suruh untuk berlari di padang pasir sejauh dua puluh kilometer dengan membawa beban seberat tiga puluh kilo di punggung mereka berdua, tanpa menggunakan sihir atau ki untuk menguatkan tubuh mereka. Selain itu berat badan dari mereka berdua juga di tingkatkan dua kali lipat menggunakan rune sihir sehingga Kotarou dan Negi mengalami kesulitan yang luar biasa untuk menjalani latihan yang di berikan oleh Nagi dan Kotarou. Di hari pertama Kotarou dan Negi tidak bisa bergerak sama sekali tepat setelah keduanya selesai berlatih.
Di hari kedua setelah keduanya di sembuhkan oleh Nagi. Kotarou dan Negi sudah bisa menjalankan latihan dengan lebih baik dan tidak terlihat secapek sebelumnya.
Di hari ketiga Negi dan Kotarou bisa menyelesaikan latihan mereka jauh lebih cepat dari dua hari sebelumnya.
Dan setelah tujuh hari berlatih, fisik dari Negi dan Kotarou menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya. Sampai-sampai mereka berdua sama sekali tidak percaya kalau mereka berdua bisa menjadi sekuat itu hanya dalam waktu satu minggu berlatih di villa sihir. Setelah seminggu berlalu, akhirnya Negi dan Kotarou sudah siap untuk berlatih Magia Erebea.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di dalam Unlimited Blade Works, Archer yang sedang duduk di antara pedang-pedang yang menancap di tanah, merasa lega karena ia bisa keluar dari dalam Reality Marble dan berkencan dengan Rina selama beberapa jam. Walaupun ia ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama dengan Rina, tapi karena ia secara roh menyatu dengan Shirou. Hampir mustahil untuk Archer untuk bisa keluar dari Unlimited Blade Works dalam waktu yang lama.
Sedangkan Rina walaupun ia sudah memiliki tubuh sendiri, ia memutuskan untuk kembali ke dalam tubuh Rin dan menyimpan tubuhya di dalam bayangannya Shirou, agar tubuhnya tidak membusuk. Rina tidak mau tinggal di dunia nyata tanpa keberadaan Archer. Karena itu sampai Shirou menemukan cara untuk setidaknya membagi rohnya menjadi dua dan bisa memberikan tubuh baru untuk Archer yang lebih permanen. Rina menolak untuk memakai tubuh baru yang di buat oleh Shirou.
"Sigh, pada akhirnya walaupun aku sudah terbebas dari Alaya, aku masih belum benar-benar mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya," Kata Archer. "Yah, tapi setidaknya saat ini aku sudah tidak perlu menjadi mesin pembunuhnya Alaya dan menjalani hari-hari yang jauh lebih baik dari waktu aku menjadi anjingnya Alaya."
Dan keinginan terbesar Archer saat ini ialah tubuhnya sendiri yang terpisah dari Shirou dan kebebasan yang sejati, agar ia bisa bersama dengan Rina yang merupakan cinta sejatinya.