Shirou tidak merasa takut dengan beberapa buah pedang raksasa milik Rakan yang saat ini akan menimpa tubuhnya. Dengan tenang, Shirou memunculkan tameng sihir andalannya Rho Aias yang ia perkuat sampai maksimal menggunakan Reinforcement. Begitu pedang-pedang raksasa itu terjatuh tepat di atas kepalanya Shirou, tidak terjadi apa pun kepada Shirou karena ada Rho Aias yang melindungi dirinya.
Dan karena Rho Aias yang Shirou tracing begitu kuat, pedang-pedang raksasa itu sampai hancur berkeping-keping karena tidak bisa menembus Rho Aias. Shirou langsung merasa lega setelah semua pedang raksasa itu hancur berkeping-keping, memperkuat Rho Aias sampai maksimal sangat menguras stamina dan hanya untuk menahan pedang-pedang raksasa itu saja Shirou menggunakan seperempat dari energi yang ia miliki.
Itu saja sudah membuktikan betapa kuatnya serangan dari Rakan sampai bisa memaksa Shirou menggunakan dua puluh lima persen dari tenaga yang ia miliki. Dan tekanan energi dari pedang-pedang itu menembus Rho Aias dan membuat organ dalam Shirou terluka, sampai-sampai ada darah yang mengalir dari mulutnya Shirou.
Rakan menelan ludahnya, ia sadar kalau tubuh sekeras baja yang sangat ia banggakan tidak akan cukup kuat untuk bisa menahan Ig-Alima dan Sul-Sagana yang saat ini sudah siap untuk menimpa tubunnya.
Jadi dengan menggunakan seluruh energi sihir yang ia miliki, Rakan mencoba memperkuat tubuhnya sampai ke level maksimal. Ia tak lupa lalu menyilangkan kedua lengannya di atas kepalanya sambil menggunakan sihir penguatan tubuh yang dicampur dengan dinding sihir terkuat yang bisa ia buat untuk menahan Ig-Alima dan Sul-Sagana.
Walaupun Rakan bisa menghindari kedua pedang raksasa itu, Rakan tidak mau melakukannya. Sebab ia ingin mengetahui apakah ia bisa menahan serangan dari Shirou atau tidak. Lagipula ia bisa melihat kalau Shirou juga tidak menghindari serangannya meskipun ia bisa menghindar, makanya Rakan juga tidak menghindar agar pertarungan antara mereka berdua menjadi adil.
Dan ketika kedua pedang dewa itu sudah terjatuh tepat di atas kepalanya. Rakan bisa merasakan tekanan yang begitu besar menimpa tubuhnya. Dinding sihir terkuat miliknya mulai mengalami keretakan, dan tubuh baja miliknya yang sudah ia perkuat ke level maksimal juga mulai tidak kuat untuk menahan tekanan dari kedua pedang itu. Tapi Rakan tidak mau menyerah, harga dirinya yang tinggi tidak mengizinkan dirinya untuk menyerah kalah terhadap anak kecil yang jauh lebih muda darinya.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Rakan dengan tekadnya yang luar biasa kuat, berhasil membuat Ig-Alima dan Sul-Sagana terjatuh ke tanah, berkat dinding sihir miliknya dan tubuhnya yang ia perkuat sampai maksimal. Tapi sebagai gantinya dinding sihir Rakan hancur sepenuhnya dan kedua lengannya mengalami memar yang sangat parah. Keringat dalam jumlah yang amat banyak menetes dari seluruh tubuh Rakan, menandakan kalau ia memang mengerahkan seluruh kekuatan yang ia miliki untuk menahan Ig-Alima dan Sul-Sagana.
Rakan bisa melihat kalau nafas Shirou menjadi berat dan darah mengalir dari dalam mulutnya Shirou setelah ia berhasil menghancurkan pedang-pedang raksasa yang ia jatuhkan di atas kepala Shirou.
Dan Shirou bisa melihat kalau dari tubuh Rakan mengalir keringat dalam jumlah banyak dan kedua lengannya mengalami memar yang parah.
Keduanya langsung paham, kalau pertarungan antara mereka berdua bisa dibilang sudah berakhir. Karena tubuh mereka berdua sudah terluka, dan kalau mereka nekat melanjutkan pertarungan maka hasilnya tidak akan bagus untuk mereka berdua.
Pertarungan antara Shirou dan Rakan bisa dibilang berakhir seimbang, tidak ada yang menang atau kalah diantara mereka berdua. Keduanya juga tidak bertarung dengan serius walaupun sudah menggunakan hampir seluruh kekuatan mereka di pertarungan itu.
"Kita berdua sudah terluka, kedua lenganku sudah mati rasa dan hampir tidak bisa digerakkan dan kau sendiri sudah mengalami luka dalam yang cukup parah," Kata Rakan. "Bagaimana kalau pertarungan ini kita akhiri saja? Karena kita berdua kalau bertarung lebih dari ini kurasa hasilnya hanyalah kesia-siaan."
"Aku tidak bisa lebih setuju lagi, " Kata Shirou sambil mengelap darah di bibirnya. "Seluruh tubuhku sudah terasa sakit, dan saat ini organ dalam di tubuhku serasa ditusuk jarum."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Shi-Shirou-Nii apa kau tidak apa-apa?" Tanya Negi yang menghampiri Shirou dengan wajah yang terlihat pucat karena ia merasa kuatir dengan kakak laki-lakinya.
"Aku hanya mengalami sedikit luka di organ dalamku," Jawab Shirou sambil tersenyum. "Luka semacam itu, bisa kusembuhkan dalam sekejap dengan menggunakan Avalon jangan kuatir."
"Sigh, kau mencoba bertarung melawan salah satu penyihir terkuat di Mundus Magicus sampai kau terluka parah begitu," Kata Rin sambil melemparkan Elixir ke arah Shirou. "Apa sih yang sebenarnya kau pikirkan!"
"Hmm aku cuma ingin menguji seberapa kuat diriku kalau dibandingkan dengan si seribu pedang," Kata Shirou sambil meminum Elixir yang dilemparkan oleh Rin. "Ternyata kekuatan kami berdua kurang lebih sama, dan kalau kami bertarung serius tidak akan ada yang menang atau pun kalah."
"Bagaimana kalau kau melawan daruma berotot ditambah dengan kekuatan Alucard? Apakah kau bisa menang melawannya?" Tanya Chisame.
"Hmm aku bisa menang melawanya, kalau aku menggunakan kekuatan Alucard. Karena dengan menggunakan kekuatan Alucard kekuatanku kira-kira dua puluh kali lebih kuat dari dirinya," Jawab Shirou.
Rakan yang mendengarkan pembicaraannya Chisame dan Shirou, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Shirou mengatakan kalau ia menggunakan kekuatan dari Vampire paling kuat di dunia, Rakan tidak akan memiliki kesempatan menang. Karena Shirou akan menjadi dua puluh kali lebih kuat dari dirinya.
Rakan tahu kalau Alucard sang vampire sangatlah kuat sampai-sampai gurunya Evangeline yang dijuluki sebagai the witch of the Rift tidak dapat mengalahkannya. Tapi Rakan tidak menyangka kalau perbedaan kekuatannya bisa sebesar itu.
"Hey, Negi setelah melihat pertarunganku melawan Rakan, apakah kau mendapatkan sesuatu?" Tanya Shirou.
"Kalau ditanya aku mendapatkan sesuatu atau tidak, kurasa aku memang mendapatkan sesuatu, yaitu ukuran perbedaan kekuatan antara diriku dan Shirou-Nii," Jawab Negi. "Dan sekarang setidaknya aku sudah tahu, aku harus sekuat apa supaya aku bisa selevel dengan Shirou-Nii dan ayah."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Rakan yang bisa melihat betapa besarnya keinginan Negi untuk menjadi lebih kuat, langsung memiliki ide gila untuk melatih Negi. Ia tahu kalau Negi tidak memiliki bakat sebesar Nagi atau Shirou, tapi bagi Rakan tipe orang yang bakatnya biasa saja seperti Negi adalah tipe yang lebih bagus untuk dilatih dan dibimbing supaya bisa menjadi lebih kuat. Orang yang jenius dan berbakat seperti Nagi sama sekali tidak menarik untuk dilatih karena mereka bisa menguasai tehnik bela diri atau pun sihir dengan sangat cepat. Dan Rakan tidak terlalu suka melatih tipe orang semacam itu. Melihat seseorang yang bakatnya biasa saja seperti Negi bekerja keras dan berlatih untuk menjadi kuat adalah hal yang sangat menarik untuk Rakan.
"Hoi bocah yang mirip Nagi, namamu Negi bukan," Kata Rakan yang berjalan mendekati Negi. "Dari ucapanmu tadi, kudengar kalau kau ingin menjadi sekuat ayahmu bukan? Bagaimana kalau kau datang ke tempat tinggalku dan kulatih! Aku yakin kalau kau bisa menjadi lebih kuat dengan sangat cepat dan instan!"
"Bertambah kuat dengan lebih cepat?" Kata Negi yang merasa agak ragu mendengar ucapannya Rakan. "Memangnya ada supaya aku bisa menjadi kuat dengan instan?"
"Tentu saja ada!" Teriak Rakan. "Aku Rakan si seribu pedang tidak akan pernah berbohong mengenai hal semacam itu!"
"Jangan percaya padanya Negi, dia memang bisa membuatmu menjadi kuat dengan cepat. Tapi harga yang harus kau bayar untuk mendapatkan kekuatan itu terlalu mahal," Kata Rin. "Dan kalau pun kau menjadi kuat dengan sangat cepat, ada kemungkinan kalau umurmu akan berkurang sebagai ganti kekuatan itu. Ditambah ia juga akan menagih biaya latihan yang sangat besar kepadamu."
Negi menelan ludahnya, ia memang ingin bertambah kuat secara cepat. Tapi itu bukan berarti ia ingin menukar umurnya demi kekuatan, ia tidaklah sebodoh itu. Ditambah kalau ia juga harus membayar biaya latihan yang mahal. Darimana ia bisa mendapatkan uang untuk biaya latihan itu? Shirou jelas tidak akan mau memberikan uang kepada Negi untuk hal semacam itu...