Jack Rakan merasa sangat kesal, karena ia sama sekali tidak mendapatkan kesempatan untuk menguji seberapa kuat Shirou yang merupakan anak pertama dari salah satu sahabatnya. Dan ketika ia memiliki waktu untuk setidaknya melakukan sparring dengan Shirou, ia sama sekali tidak dapat menemukan Shirou, karena Shirou sudah pergi dari tempat ia tinggal bersama dengan Rin.
Karena itu supaya ia bisa mendapatkan keinginannya yaitu menguji kekuatan Shirou, Rakan dengan perencanaan yang asal dan terburu-buru langsung melakukan teleportasi ke Granicus dan langsung melakukan rencana yang bisa dibilang agak jahat dan membahayakan, supaya ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan saat ini, Rakan merasa amat senang karena rencana yang ia buat berhasil terlaksana dengan baik. Karena Shirou sekarang sedang mengamuk dan ingin menyerangnya akibat Rakan membahayakan nyawa Negi.
Dan Rakan tahu, kalau Shirou akan menyerang dirinya dengan niat membunuh yang luar biasa besar. Sesuai dengan apa yang dia inginkan, sebuah pertarungan mendebarkan yang mempertaruhkan nyawa.
"Kecepatan seranganmu memang jauh melampauiku bocah!" Kata Rakan sambil membuat tameng menggunakan artefak miliknya supaya ia bisa bertahan dari serangannya Shirou. Sekaligus membuat pedang baru untuk menyerang Shirou. "Tapi hanya dengan menggunakan serangan jarak jauh saja kau tidak akan bisa mengalahkanku! Kalau kau memang seorang laki-laki sejati, ayo kita beradu pedang dalam pertarungan jarak dekat!"
Semua pedang yang Shirou tembakkan ke arah Rakan, berhasil ditahan oleh Rakan berkat tameng besar yang Rakan buat. Dan semua pedang yang Rakan tembakkan ke arah Shirou berhasil Shirou tahan menggunakan satu lapis Rho Aias, yang muncul secara otomatis kalau Shirou menerima serangan jarak jauh dari musuh. Dan di tangan Shirou sudah muncul Kanshou dan Bakuya tepat ketika Rho Aias sudah lenyap.
"Pertarungan jarak dekat boleh saja," Kata Shirou sambil tersenyum. "Tapi bagaimana kalau kita lakukan pertarungannya di tempat lain? Karena kalau kita berdua melakukan pertarungan di tengah kota, bisa-bisa kota ini akan mengalami kerusakan yang parah akibat pertarungan kita."
"Hoooh, melakukan pertarungan di tempat lain. Agar kota Granicus ini tidak hancur lebur?" Kata Rakan yang tidak terlihat kaget mendengar ucapan Shirou, karena dulu Nagi juga mengatakan hal yang sama ketika ia melawan musuh di tengah kota. "Kau benar-benar mirip dengan Nagi, dari segi perilaku dan wajah. Kalian berdua benar-benar orang yang memiliki sifat terlalu baik kepada orang lain. Tapi kuperingatkan, kau tak akan bisa mengalahkanku ataupun melampiaskan kemarahanmu padaku karena aku sudah membuat adikmu menjadi seperti itu! Karena aku jauh lebih kuat darimu!"
"Kuat atau tidaknya dirimu baru bisa dibuktikan di pertarungan!" Teriak Shirou. "Dan aku akan pastikan kalau aku tidak kalah kuat dari dirimu!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di luar kota Granicus, di sebuah padang pasir yang cukup luas, Rakan dan Shirou saling berhadapan satu sama lain. Rakan memegang pedang besar yang panjangnya lebih dari satu meter, sedangkan Shirou seperti biasa hanya menggunakan dua buah Falchion kembar yang selalu menjadi andalannya yaitu Kanshou dan Bakuya.
Tidak jauh dari tempat keduanya saling berhadapan. Negi, Chisame dan Rin sedang menunggu di mulainya pertarungan antara Rakan dan Shirou. Negi dan Chisame terlihat agak cemas, karena mereka berdua pernah mendengar dari Takamichi dan Evangeline, soal betapa kuatnya Rakan.
Sedangkan Rin, sama sekali tidak terlihat kuatir atau cemas. Karena ia tahu kalau Shirou atau pun Rakan tidak memiliki niat untuk bertarung dengan serius.
"Hmm mereka sudah saling berhadapan seperti itu, selama lebih dari tiga menit dan tidak bergerak sama sekali," Kata Chisame. "Kira-kira kapan mereka berdua akan bertarung?"
"Mereka bisa bertarung kapan pun mereka mau, mungkin saat ini mereka sedang mencari momen yang tepat untuk memulai pertarungan," Kata Negi yang tidak terlalu mengerti dengan apa yang terjadi di antara Shirou dan Rakan.
"Mereka berdua bukan mencari momen yang tepat untuk bertarung," Kata Rin sambil memakan apel yang ia munculkan di udara kosong. "Mereka sedang memperhatikan dan menganalisa musuh yang akan mereka lawan untuk mencari tahu apa seperti apa kemampuan musuh yang akan dihadapi, cuma petarung tingkat tinggi yang memakai otak dan insting seperti mereka berdua yang bisa melakukan analisa semacam itu. Bahkan ayahmu Thousand Master tidak bisa melakukan hal yang sama dengan yang mereka berdua sedang lakukan."
"Eeeh ayah sekalipun tidak bisa melakukan apa yang Shirou-Nii dan Rakan lakukan? Apa itu berarti level kemampuan ayah jauh lebih rendah dari mereka berdua!" Kata Negi yang terkejut mendengar pernyataannya Rin. "Pa-padahal ayah kan penyihir terkuat di dunia yang ditakuti oleh banyak orang karena kemampuan bertarungnya yang hebat!"
"Dia memang salah satu petarung yang hebat dan kuat," Kata Rin sambil melahap apel miliknya sampai habis. "Tapi seperti yang kau tahu, Nagi Springfield adalah tipe orang terlalu mengandalkan bakat dan instingnya dalam sebuah pertarungan. Sehingga pertarungan yang harus mengandalkan taktik dan kepandaian bukanlah keahliannya."
"Jadi bisa dibilang kalau ayahnya Negi-Sensei itu tipe orang yang hajar duluan dan tanya belakangan, sedangkan Shirou-kun dan daruma berotot yang akan dihadapinya adalah tipe petarung yang lebih unggul dari ayahnya Negi-Sensei," Kata Chisame sambil menghela nafas.
"Yah, walaupun begitu tipe petarung yang mengandalkan insting seperti Thousand Master juga tidak boleh diremehkan," Kata Rin. "Karena percaya atau tidak, Nagi Springfield bisa berduel dengan seimbang berkali-kali melawan Jack Rakan yang bisa dibilang lebih unggul dari segi pengalaman dan kemampuan. Dan dalam duel yang mereka lakukan tidak pernah ada pemenang."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Setelah sepuluh menit berlalu, akhirnya Shirou dan Rakan mulai bergerak. Keduanya melesat cepat dan ketika pedang mereka beradu ada shockwave yang begitu dasyhat yang muncul akibat hantaman pedang yang beradu. Tubuh Rin, Negi dan Chisame sampai terlempar beberapa meter ke belakang karena terhantam oleh shockwave itu.
Shirou bisa mengimbangi jangkauan pedang Rakan yang bertubuh tinggi, karena saat ini Shirou sedang berada dalam wujud dewasanya yang juga memiliki tinggi badan yang lumayan sehingga ia tidak terlalu merasa kesulitan beradu pedang melawan Rakan.
Rakan lebih unggul dari segi tenaga, ia memiliki tenaga yang melampaui Shirou. Tapi Shirou bisa mengimbangi Rakan tanpa terlihat kesusahan, berkat Reinforcement yang ia lakukan sampai maksimal.
Setelah beradu pedang selama lebih dari tiga menit. Shirou dan Rakan sudah mulai mengerti seperti apa kemampuan yang dimiliki oleh musuh yang sedang mereka lawan. Dan mereka memutuskan untuk membawa pertarungan yang sedang mereka lakukan saat ini ke level yang lebih tinggi lagi.
Rakan mengeluarkan belasan pedang menggunakan artefak miliknya yang langsung menancap ke tanah. Dan ia lalu melempar pedang itu satu per satu ke arah Shirou dengan kecepatan yang melampaui kecepatan suara.
Dan Shirou dengan reflek yang luar biasa cepat menembakkan pedang ke arah pedang yang dilemparkan Rakan ke arahnya dengan kecepatan yang sama. Sehingga pedang yang dilempar oleh Rakan sama sekali tidak dapat mengenai Shirou.
Selesai pedang itu dilempar oleh Rakan, serangan dari Rakan sama sekali belum berhenti karena saat ini ada beberapa buah pedang yang berukuran sangat besar muncul di atas kepalanya Shirou dan siap untuk terjatuh ke arah Shirou.
Tapi Shirou juga melakukan hal yang sama dengan Rakan, ia memunculkan dua buah pedang yang jauh lebih besar lagi dari pedang raksasa yang Rakan munculkan di atas kepalanya. Ig-Alima dan Sul-Sagana dua buah pedang super besar yang dimiliki oleh dewa perang Zababa. Tentu saja kedua buah pedang raksasa yang Shirou munculkan bukanlah yang asli. Sebab menggunakan divine construct hanya untuk melawan Rakan adalah sesuatu yang berlebihan untuk Shirou.
Melihat dua buah pedang raksasa akan segera menimpanya. Rakan tidak terlihat panik, tapi ia tahu kalau kualitas pedang yang akan menimpanya jauh lebih baik daripada pedang raksasa yang ia buat. Dan kecepatan kedua pedang itu terjatuh ke atas kepalanya jauh lebih cepat dari yang ia kira..