"Maafkan aku," Kata Negi setelah mendengar tawaran gila dari Rakan. "Bukannya aku tidak membutuhkan bantuanmu untuk menciptakan jurus pamungkas milikku sendiri, tapi biaya yang ajukan untuk mendapatkan bantuan dari dirimu jumlahnya sangat tidak masuk akal, tidak mungkin bagi diriku untuk memiliki jumlah uang sebanyak itu."
"Hooo kau berani untuk menolak tawaran dariku yang dikenal sebagai salah satu pendekar terkuat di dunia sihir?" Kata Rakan dengan wajah dan nada bicara yang penuh dengan kesombongan. "Aku hanya akan mengajukan penawaran ini sekali, lho. Kau akan menyesal menolak penawaranku!"
"Maaf tapi aku harus tetap menolak penawaranmu yang ngawur itu," Kata Negi dengan nada yang sopan. "Aku tahu kau adalah seseorang yang sangat kuat, tapi aku lebih baik memilih cara lain untuk membuat diriku bertambah kuat."
"Hmm karena kau sudah berani menolak tawaranku, itu berarti aku tidak harus membantumu untuk melawan lelaki bertopeng yang kau menusuk tubuhmu itu," Jari Rakan menunjuk ke atas kepala Negi dimana ada seorang lelaki bertopeng yang sedang menyerang Negi menggunakan pedang hitam yang tepat menggores pipi Negi sampai darah menetes keluar dari luka di pipinya.
"A-Apaaa!" Teriak Negi yang melihat ke arah atas dan melihat ada lelaki yang memakai topeng karnaval dan menyerangnya menggunakan pedang bayangan. "Si-Siapa yang menyerangku!"
Di saat pertarungan Negi dan muridnya Rakan baru saja dimulai, di sisi lain kota Granicus Chisame yang baru saja selesai berbelanja. Sedang berjalan ke arah dimana Negi dan Kagetaro sedang bertarung.
"Sigh, karena Shirou-kun sedang pergi jadi tidak ada yang menemaniku berbelanja, ketiga gadis dari klub olahraga juga punya kesibukan sendiri. Sedangkan Chachamaru yang biasa menemaniku berbelanja bersama dengan Shirou-kun sedang mempersiapkan dirinya dan Asakura untuk perjalanan jauh mengelilingi dunia sihir," Kata Chisame sambil membawa bahan makanan yang baru saja ia beli di pasar. "Tapi merepotkan juga berbelanja dengan tubuh anak-anak macam ini, lain kali aku akan memakai tubuh dewasaku, deh. Supaya bisa lebih mudah membawa barang belanjaan ini!"
Ketika Chisame sudah sampai di dekat tempat Negi yang saat sedang melakukan pertarungan dengan Kagetaro, muridnya Rakan. Tiba-tiba saja Shirou yang baru saja kembali ke Granicus bersama dengan Rin, muncul di belakang tubuh Chisame dan menepuk pundaknya.
"Yoo, Chisame," Kata Shirou.
"Gyaaa!" Teriak Chisame yang terkejut ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya. Sampai-sampai ia menjatuhkan bahan makanan yang ada di kedua tangannya. Yang untungnya sempat ditangkap oleh Shirou dan Rin sehingga bahan makanan itu tidak jadi hancur.
"Shirou-kun!" Teriak Chisame yang terlihat kesal ketika ia melihat Shirou. "Jangan mengejutkan diriku seperti itu!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Negi terus berusaha untuk menghindari pedang bayangan milik Kagetaro yang menyerangnya dengan kecepatan tinggi, tapi sayangnya kecepatan yang dimiliki oleh tubuh Negi masih belum cukup untuk bisa menghindari kecepatan dari pedang bayangan yang menyerangnya itu. Akibatnya saat ini tubuh Negi penuh dengan luka akibat tergores dari serangan pedang bayangan yang tidak bisa ia hindari sepenuhnya.
Dan akibat serangan dari pedang bayangan milik Kagetaro, gedung-gedung yang berada di sekitar tempat pertarungan antara dirinya dengan Negi. Menjadi hancur dan terpotong-potong. Untungnya tidak ada korban jiwa akibat pertarungan antara Negi dan Kagetaro, malah banyak sekali penduduk kota yang malah tampak bersemangat melihat pertarungan antara mereka berdua. Seolah seluruh penduduk kota Granicus sudah terbiasa dengan pertarungan yang terjadi di tengah kota.
Tidak jauh dari tempat Negi dan Kagetaro bertarung, Archer yang saat ini sedang berada di luar tubuh Shirou dengan menggunakan tubuh dari Alexander Emiya melihat pertarungan antara Negi dan Kagetaro sambil memakan popcorn, disebelahnya ia sedang ditemani oleh kesadaran lain dari Rin yang berasal dari dimensi yang sama dengan dirinya yang sudah memiliki tubuh baru yang memiliki nama 'Rina Tohsaka'. Mereka berdua tampak sedang bersantai sambil menonton Negi bertarung tanpa mempedulikan apa yang terjadi kepada Negi. Seolah mereka sudah tahu kalau Negi akan baik-baik saja.
"Bocah itu mendapatkan luka dimana-mana akibat ia tidak dapat menghindari serangan dari pengguna bayangan yang levelnya jauh lebih rendah dari dirimu, apa kau tidak mau membantunya Alex? Bukankah dia adalah rekanmu yang berharga?" Tanya Rina yang sedang mengunyah popcorn. "Kalau kau tidak membantunya bisa-bisa dia tewas terbunuh, lho! Oleh pengguna bayangan bertopeng itu."
"Dia tidak akan kalah semudah itu," Kata Archer yang juga asyik mengunyah popcorn. "Lagipula kau ada apa-apa, diriku yang satu lagi yang saat ini sudah kembali ke kota Granicus ini bersama dengan dirimu yang satu lagi pasti akan menolongnya. Aku sudah bukan penolong gila yang merasa akan mati kalau aku tidak menolong orang lain, aku sudah tidak seperti itu."
"Dirimu yang satu lagi sudah kembali ke kota ini bersama dengan diriku yang satu lagi?" Kata Rina yang merasa senang mendengar ucapannya Archer. "Kita harus menemui mereka berdua setelah pertarungan bocah itu melawan si pengguna bayangan bertopeng selesai."
Sementara Archer dan Rina asyik mengobrol sambil menonton pertarungan antara Negi melawan Kagetaro. Di sebuah gang yang tidak jauh dari tempat mereka berdua duduk, Arcana Mana yang memakai tudung di atas kepalanya supaya dirinya tidak dikenali oleh siapapun saat ini sedang memandangi Archer dan Rina dengan pandangan yang penuh dengan kecemburuan.
"Tsssk siapa gadis berambut hitam panjang yang sedang bersama dengan Alexander-kun!" Kata Mana sambil menggertakkan giginya. "Dan kenapa dia berani bermesraan dengan Alexander-kun! Yang sudah jelas adalah milikku! Apa dia mau kubunuh!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxc
"Siapa sebenarnya kau!" Teriak Negi sambil menahan rasa sakit akibat semua luka yang ia terima. "Kenapa kau tiba-tiba saja menyerangku seperti ini! Apa yang sudah kulakukan kepadamu sampai-sampai kau menyerangku tanpa berkata apa-apa dulu! Apa kau tidak sadar kalau semua serangan yang kau lakukan sudah menyebabkan banyak kehancuran di kota ini."
"Aku cuma ingin menguji seberapa kuat dirimu kalau dibandingkan dengan Thousand Master, karena kau memiliki nama yang sama dengan dirinya," Kata Kagetaro. "Tapi tampaknya kau tidak sekuat itu kalau dibandingkan dengan Thousand Master yang asli! Kau terlalu payah Nagi Springfield, karena itu aku Kagetaro dari Bosporus menantangmu bertarung supaya aku bisa lebih mengetahui seberapa kuat kau sebenarnya!"
"Kau terlalu banyak mengatakan hal yang nggak penting, bocah," Kata Rakan yang sudah membuka jubahnya. "Semua orang di kota ini sudah terbiasa dengan pertarungan di tengah kota dan kerusakan yang diakibatkan oleh pertarungan yang berlangsung, ditambah si Kagetaro itu menantangmu bertarung. Kalau kau nggak serius melawannya kau bisa mati tahu!"
Sesuai dengan diucapkan oleh Rakan, Kagetaro saat ini sedang mengumpulkan tenaga untuk meluncurkan serangan baru. Tapi Negi juga tidak berniat untuk hanya tinggal dia menunggu Kagetaro menyerang dirinya lagi dan membuat tubunnya yang sudah terluka menjadi semakin parah, makanya saat ini Negi langsung mengucapkan mantra yang biasa ia pakai untuk memulai pertarungan sihir:
"Rastel Mascir Magister! Evocation Valcyriarum!"
Dari arah Kagetaro, pedang bayangan yang bergerak kepada Negi dengan kecepatan yang amat tinggi sampai-sampai gedung-gedung yang menghalangi pedang bayangan yang berbentuk seperti pita itu terpotong-potong seperti daging cincang yang dipotong oleh tukang daging.
'Serangan dari Kagetaro sejenis dengan sihir yang dipakai oleh Takane-san! Tapi dengan level penggunaan yang jauh lebih tinggi!' Kata Negi dengan keringat dingin menetes di seluruh tubuhnya. 'Ditambah dia benar-benar serius ingin membunuhku! Aku benar-benar harus mengerahkan seluruh kemampuanku untuk melawannya! Kalau tidak maka aku yang akan mati terbunuh olehnya!'
Tiga pedang bayangan yang bergerak dengan kecepatan tinggi, menusuk tepat ke tubuhnya Negi. Tapi untungnya Negi yang tertusuk hanyalah clone angin yang dibuat oleh Negi di waktu yang sangat mepet. Ketika Kagetaro menyadari kalau ketiga pedang bayangannya hanya menusuk clone angin. Negi sudah ada di belakang tubuhnya Kagetaro hendak memukul Kagetaro menggunakan Raika Houken.
Tapi sayangnya karena pertahanan sihir otomatis milik Kagetaro, tepat sebelum Negi sempat memukul tubuh Kagetaro ada pedang bayangan yang secara otomatis melindungi Kagetaro, dan menusuk Negi tepat di titik vital di perutnya. Membuat tubuh Negi terlempar ke belakang karena pedang bayangan itu menusuk tubuh Negi dengan kecepatan tinggi dan ketika pedang bayangan itu terlepas dari perut Negi. Darah dalam jumlah yang amat banyak memuncrat dari tubuh Negi dan membuat Negi berteriak kesakitan.