Negi PoV
Aku ingin menjadi lebih kuat daripada diriku yang sekarang, tapi aku sadar kalau dibandingkan dengan ayah, Shirou-Nii atau pun Asuna-san aku bukanlah apa-apa. Karena aku tidak memiliki bakat bertarung atau pun beladiri seperti mereka bertiga. Aku yang sekarang masih payah dan belum bisa mencapai level kekuatan yang kuinginkan.
Perkataan dari Kotarou di pertandingan kami dua hari yang lalu terngiang di kepalaku saat ini ketika aku sedang mengalami krisis di dalam hatiku. Ayah dan Asuna-san bisa menjadi kuat karena mereka berdua adalah orang yang polos dan agak bodoh sedangkan Shirou-Nii adalah seorang jenius yang bahkan melampaui ayah dan Asuna-san. Aku tahu tidak mungkin aku bisa melampaui Shirou-Nii, karena ia ada di level yang berbeda. Tapi setidaknya aku mungkin bisa melampaui Asuna-san atau ayah.
Menurut Master, aku sama sekali tidak mirip ayah dari segi sikap dan kepandaian yang lebih mirip ayahku dari segi sikap dan kepandaian malah adalah Asuna-san. Ada dua hal yang diturunkan dari ayahku kepada diriku wajahku dan kapasitas energi sihirku yang berkali-kali lipat manusia biasa.
Terkadang aku merasa kesal, kenapa aku tidak bisa mewarisi bakat bertarung milik ayah. Ayahku adalah penyihir terkuat yang dijuluki sebagai Thousand Master, penyihir hebat yang menguasai banyak sihir kuat dan ilmu beladiri yang luar biasa hebat. Asuna-san adalah gadis spesial yang memiliki bakat beladiri dan bertarung yang sangat hebat begitu juga dengan kemampuan spesial miliknya yaitu magic cancel. Keduanya memiliki kesamaan yaitu kebodohan.
Dan yang terakhir ialah kakak lelakiku, Emiya Shirou. Jenius di medan pertempuran dan beladiri, seseorang yang bisa menjadikan sihir dasar seperti sihir proyeksi menjadi sesuatu yang luar biasa, pemilik Denial of Nothingness sihir khusus yang bisa membuat apapun dari ketiadaan kecuali mahluk hidup. Untuk bisa menjadi kuat seperti mereka bertiga tampaknya aku harus mencari 'sesuatu' yang khusus hanya untuk diriku 'sesuatu' untuk membuka jalan supaya aku bisa menjadi kuat dengan cepat!
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Tapi aku saat ini benar-benar bingung kenapa tipe orang yang polos dan bodoh macam ayahku dan Asuna-san bisa bertambah kuat dengan cepat? Apakah teori Kotarou mengenai tokoh utama bodoh tak berotak dan berisik di Shonen Manga bisa bertambah kuat dengan cepat memang sungguhan? Bagiku itu adalah hal yang sangat tidak masuk akal.
Tapi kalau dipikir lagi, sifatnya Asuna-san yang tegas, berani mengambil keputusan secara cepat tanpa berpikir dan juga memukul duluan baru tanya belakangan memang mirip dengan tokoh utama dari Shonen Manga milik Haruna-san yang kubaca. Sebuah kenyataan yang benar-benar absurd, tapi tidak mungkin aku mengubah sifatku menjadi seperti Asuna-san bukan?
End of Negi Pov
"Hmm untuk saat ini tampaknya aku harus fokus dulu untuk pengembangan dari jurus pamungkas yang sama sekali belum kumiliki," Kata Negi sambil menghela nafas. "Tapi bagaimana caranya supaya aku bisa membuat jurus pamungkas?"
"Bagaimana cara membuat jurus pamungkas katamu?"
Karena ada suara yang tiba-tiba muncul di belakang tubuhnya, Negi jadi langsung merasa terkejut. Sampai-sampai ia merasa merinding, Negi bingung dengan identita sebenarnya dari orang yang sudah menanggapi ucapannya tadi.
"Eeeh anda siapa, ya?" Tanya Negi dengan wajah yang terlihat bingung sambil melihat ke arah belakang. "Dan kenapa anda tiba-tiba berkata seperti itu kepada saya?"
"Khu Khu Khu kau ingin mengembangkan jurus pamungkas yang hebat bukan? Wajar bagi seorang lelaki untuk memiliki satu atau dua jurus pamungkas, apa kau mau kuajari?"
Ketika Negi melihat ke arah pria yang menanggapi ucapannya, Negi langsung sadar kalau pria yang menanggapi ucapannya yang saat ini sedang duduk di hadapan meja sebuah restoran adalah salah satu dari rekan ayahnya, Jack Rakan.
"Biaya latihan satu jurus pamungkas lima ratus juta Drachma, Biaya ide jurus dua ratus juta Drachma dan biaya untuk hak cipta jurus sepuluh milyar Drachma. Biaya untuk latihan seratus milyar Drachma dan biaya untuk sertifukat kelulusan ialah satu trilyun Drachma! Dan semua biaya itu harus dibayar langsung di muka!" Ucapan gilanya Rakan membuat Negi semakin bingung, bagaimana caranya ia bisa memiliki uang sebanyak itu untuk membayar Rakan dalam membantunya membuat jurus pamungkas?
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Kemana perginya Rakan?" Tanya clone Nagi. "Aku sama sekali tidak dapat merasakan keberadaan dari dirinya di tempat ini."
"Dia pergi ke Granicus untuk menemui putramu yang bodoh, bersama dengan salah satu muridnya yang berlagak sok misterius dengan memakai topeng," Jawab Evangeline yang saat ini sedang berjemur di bawah sinar matahari buatan yang ada di oasisnya Rakan.
"Oooh jadi dia pergi untuk menguji kemampuannya Negi dengan muridnya yang bernama Kagetaro yang kalau tidak salah sangat ahli menggunakan sihir bayangan," Kata Clone Nagi. "Tapi kuharap si Kagetaro itu tidak menyakiti Negi secara berlebihan, karena kemampuan Negi yang sekarang masih belum cukup untuk menang melawan si Kagetaro itu."
"Yah, paling parah si Kagetaro itu mungkin memotong tangan putramu atau menusuk salah satu dari organ dalamnya," Kata Evangeline dengan wajah yang terlihat santai. "Aku sudah pernah melakukan hal yang lebih parah pada putramu itu Nagi, jadi kau tidak perlu kuatir. Apa pun yang Kagetaro lakukan pada putramu itu, ia bisa menghadapinya."
"Yah, tapi kau tahu bukan bagaimana sadisnya Rakan bukan kalau ia berusaha menguji kemampuan seseorang," Kata clone Nagi sambil menghela nafas. "Dia tidak akan menahan dirinya, ketika sehari lalu ia berusaha menguji kemampuannya Shirou. Rakan langsung menggunakan lima puluh persen kemampuannya! Untung saja kemampuannya Shirou sudah setingkat dengan kita, kalau tidak ia bisa saja tewas!"
"Yah, kuakui Rakan memanglah seseorang yang sangat sadis," Kata Evangeline. "Dia sangat menikmati menyiksa orang lain. Tapi aku sudah melatih putramu selama beberapa bulan terakhir dan aku yang paling tahu seberapa kuat putramu itu, dia tidak akan membiarkan dirinya disiksa oleh Rakan dan muridnya itu."
"Hehehehe Eva rupanya kau sangat peduli dengan putra keduaku," Kata clone Nagi sambil menyindir Evangeline. "Apa kau menyayanginya seperti putramu sendiri?"
"Ja-Jangan salah paham!" Kata Evangeline sambil terbata-bata. "Aku sama sekali tidak peduli dengan dirinya! Aku hanya merasa yakin kalau dia tidak akan bisa dijatuhkan dengan mudah karena ia adalah muridku!"
Reaksi tsundere dari Evangeline membuat clone Nagi tertawa terbahak-bahak, karena ia sudah lama sekali melihat reaksi dari Evangeline yang seperti itu.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Asuna dan Setsuna saat ini sedang berendam di sebuah sumber air panas kecil yang letaknya ada di tengah hutan. Di sebelah sumber air panas itu ada sebuah pondok kecil yang terbuat dari kayu. Pondok itu sudah menjadi tempat tinggal dari Asuna dan Setsuna selama seminggu terakhir. Mereka berdua tinggal di hutan itu karena mereka mendapat tugas dari seseorang yang menjadi klien mereka untuk mendapatkan tanduk dari naga hitam yang tinggal di hutan itu. Tapi karena naga hitam itu sama sekali belum bisa mereka temukan, mereka berdua sampai harus menjadi penghuni dari hutan itu. Sampai keduanya bisa menemukan target yang mereka cari.
"Sigh bekerja menjadi pemburu monster benar-benar tidak mudah," Kata Asuna. "Kita sudah seminggu berada di hutan ini tapi target kita sama sekali tidak dapat ditemukan."
"Naga hitam memanglah bukan termasuk monster yang berbahaya," Kata Setsuna yang berendam tepat di sebelah Asuna. "Tapi kemampuan kamuflase alami yang mereka miliki membuat naga hitam sangat sulit untuk dicari."
"Kalau begini caranya kita tidak akan bisa sampai di Ostia tepat waktu untuk menemui teman-teman kita," Kata Asuna. "Naga hitam benar-benar mahluk yang amat menyebalkan!"
"Tapi tanpa adanya tanduk Naga hitam kita tidak akan memiliki biaya untuk bisa pergi ke Ostia," Kata Setsuna yang sama kesalnya dengan Asuna. "Jadi mau tidak mau kita harus menyelesaikan misi ini!"
"Coba saja aku menguasai Denial of Nothingness seperti Shirou-kun! Maka biaya untuk pergi ke Ostia bukanlah masalah!" Kata Asuna sambil manyun.
"Asuna-san menggunakan Denial of Nothingness dengan cara seperti itu adalah hal yang ilegal," Kata Setsuna. "Lagipula kalau kau mencoba untuk menguasai Denial of Nothingness kau bisa mati, karena true magic adalah musuh alami untuk pengguna magic cancel sepertimu."