Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 169 - Chapter 167 - Liburan di Resort 13

Chapter 169 - Chapter 167 - Liburan di Resort 13

Di ofuro khusus untuk lelaki di Tohsaka resort, Shirou benar-benar terlihat capek dan kelelahan, begitu juga dengan Negi dan Nagi yang terlihat sama lelahnya dengan Shirou. Hanya Kotaro saja yang tidak terlihat lelah atau kecapekan karena yang dia tidak mengalami apa yang dialami oleh Shirou, Nagi dan Negi.

"Kalian bertiga kok kelihatan capek sekali, seperti habis bertarung habis-habisan melawan musuh yang tangguh. Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian bertiga?" Tanya Kotaro yang merasa kebingungan melihat Shirou, Nagi dan Negi yang terlihat kelelahan.

"Kalau menangani atau melawan musuh yang tangguh sih, kami bertiga nggak akan merasa secapek, ini," Jawab Shirou.

"Shirou-Nii benar, melawan musuh tangguh adalah hal yang jauh lebih baik daripada apa yang baru saja kami alami," Kata Negi.

"Menemani cewek seharian jauh lebih melelahkan daripada bertarung melawan musuh yang kuat," Kata Nagi yang wajahnya pucat karena ia mengingat apa saja yang Evangeline lakukan kepadanya seharian. "Lain kali kalau aku dipaksa lagi untuk berkencan seharian oleh Evangeline, aku harus pemanasan dulu agar aku tidak kehabisan stamina seperti ini!"

Kotaro akhirnya paham kenapa mereka bertiga merasa kelelahan, mereka bertiga dipaksa untuk menemani cewek seharian. Kotaro sendiri memahami apa yang mereka rasakan, karena ia juga pernah mengalami hal yang sama ketika ia dipaksa untuk berbelanja bersama dengan Chizuru selama beberapa jam.

Hanya beberapa jam berbelanja bersama dengan Chizuru saja sudah membuat dirinya merasa capek luar biasa, apalagi kalau seharian seperti Shirou, Nagi dan Negi bisa-bisa ia tidak bisa menggerakan tubuhnya sama sekali.

"Aah, aku mengerti betapa mengerikannya menemani cewek," Kata Kotaro yang langsung merinding ketika ia mengingat kembali saat-saat ia harus menemani Chizuru berbelanja. "Sangat capek dan melelahkan, kalau kita tidak menyiapkan fisik dan mental bisa berbahaya untuk tubuh!"

"Sebenarnya tidak seperti itu juga Kotaro," Kata Shirou sambil tersenyum. "Aku sering berkencan dan menemani Rin untuk berbelanja di mall, tapi aku tidak merasa capek atau lelah. Tapi tadi siang dia memaksaku untuk melakukan banyak aktivitas sekaligus yang seharusnya dilakukan secara perlahan dan santai, makanya aku jadi kecapekan walaupun aku punya stamina yang kuat. Capek yang kurasakan lebih secara mental sih, yang juga berpengaruh kepada tubuhku yang membuatku lelah secara fisik."

"Shirou-Nii berkata benar," Kata Negi. "Aku sering menemani Sella-san dan Sakura-san berbelanja ke pasar, rasanya tidak semelelahkan menemani Anya mengobrol selama beberapa jam seperti tadi sore, rasa lelah yang kurasakan lebih diakibatkan oleh pikiranku yang capek dengan semua pertanyaan dan perkataannya Anya."

Setelah memikirkan apa yang diucapkan oleh Shirou dan Negi, Kotaro akhirnya menyadari kalau apa yang dikatakan oleh mereka berdua memang benar. Kelelahan fisik yang dirasakan olehnya lebih disebabkan karena kelelahan mental, akibat rasa bosan dan tidak suka yang muncul ketika ia menemai Chizuru atau Natsumi berbelanja.

"Yah, rasanya aku paham apa yang yang kalian ucapkan," Kata Kotaro dengan keringat dingin mengalir di pipinya. "Karena aku juga pernah mengalami apa yang kalian alami, ketika aku menemani Chizu-Nee berbelanja."

"Stamina wanita sangat luar biasa ketika mereka melakukan hal yang mereka sukai terutama berbelanja," Kata Shirou. "Aku bersyukur soalnya Rin bukanlah seorang gadis yang gila belanja."

"Sama denganku," Kata Nagi. "Arika adalah wanita mandiri dan sama sekali tidak suka berbelanja barang secara berlebihan seperti wanita kebanyakan, ia lebih suka membeli barang yang ia butuhkan saja."

"Aku tidak tahu kalau Anya gila belanja atau tidak," Kata Negi. "Tapi entah kenapa aku punya perasaan tidak enak kalau Anya adalah tipe wanita kebanyakan yang suka berbelanja berlebihan."

Yang Negi tidak sadari adalah kalau Anya memanglah tipe wanita kebanyakan yang suka bergosip, membaca majalah fashion, mengoleksi pernak-pernik dan merchandise dari idol laki ternama dan hal-hal lain yang dilakukan oleh gadis remaja yang seumur dengannya dan yang paling parah ialah semua hal itu menjadi semakin menggila ketika Anya bersekolah di sekolah untuk manusia biasa, karena di sekolahnya ia bergaul dengan gadis biasa yang sebaya dengannya sekaligus memiliki hobi yang sama dengannnya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Malam itu ketika Anya tertidur, ia bermimpi soal masa lalunya saat ia dan Negi masih bersekolah di sekolah sihir Merdiana yang berada di Wales Britania Raya.

"Ya, ampun Negi, kenapa kamu memaksaku untuk melakukan hal yang melanggar peraturan seperti ini, sih," Kata Anya yang sedang duduk di atas meja perpustakaan dengan wajah yang kesal. "Masuk ke dalam perpustakaan sekolah malam-malam begini adalah hal yang dilarang jadi sebaiknya kamu cepat selesaikan apa yang kamu ingin tulis supaya kita bisa pergi dari perpustakaan ini!"

"Iya, aku tinggal menyalin lima belas ribu tiga ratus dua puluh satu halaman lagi baru setelah itu kita pergi," Kata Negi dengan nada datar.

"Yang benar saja!" Kata Anya yang shock mendengar ucapan Negi. "Kalau kau masih harus menyalin sebanyak itu sampai seminggu juga nggak akan selesai-selesai tahu!"

"Yah, kita cukup berada di perpustakaan ini saja selama seminggu masalah selesai bukan?" Kata Negi dengan santai.

"Jangan ngaco kamu Negi!" Teriak Anya. "Aku nggak mau kalau harus diam di perpustakaan ini selama seminggu!"

"Hoooi siapa itu yang masuk ke perpustakaan malam-malam begini tanpa izin!"

Teriakan Anya membuat penjaga perpustakaan menyadari keberadaan dirinya dan Negi. Dan dengan cepat ia langsung menarik tangan Negi supaya mereka berdua bisa melarikan diri.

"Gawat kita ketahuan! Negi ayo kita pergi!"

"Nanti dulu, aku masih harus menyalin lima belas ribu tiga ratus dua puluh dan setengah halaman lagi," Kata Negi yang masih memaksakan dirinya untuk menyalin tulisan di buku walaupun Anya sudah menarik lengannya.

"Tunda saja menyalinnya!" Kata Anya yang merasa kesal dengan Negi. "Reputasi dan identitas kita saat ini jauh lebih penting daripada menyalin buku sihir yang halamannya terlalu banyak!"

Malam itu Anya berhasil membawa Negi keluar dengan selamat dari perpustakaan sekolah sihir Merdiana, walaupun dengan susah payah.

Dan lebih parahnya lagi buku sihir yang Negi salin isinya sama sekali bukan buku sihir melainkan buku yang berisi belasan ribu resep masakan dari abad pertengahan ke era victoria. Dan karena hal itu Negi dihajar oleh Anya habis-habisan akibat tidak menyadari kalau buku yang ia salin malam itu ialah buku yang berisi resep masakan dan bukannya buku sihir yang berisi mantra. Satu-satunya keuntungan yang didapatkan oleh Negi akibat kesalahan yang dilakukannya malam itu ialah pelajaran berharga untuk lebih memperhatikan apa yang ia baca.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Mimpi buruk yang menyebalkan!" Kata Anya ketika ia terbangun di kamar hotelnya pagi itu. "Kenapa pula aku harus mengingat salah satu momen paling menyebalkan dalam hidupku!"

Anya benar-benar tidak suka kalau harus dipaksa mengingat momen-momen negatif dalam hidupnya, apalagi momen dimana ia dan Negi berada di perpustakaan malam-malam dan hampir ketahuan oleh penjaga perpustakaan. Kalau waktu itu mereka ketahuan bisa-bisa mereka tidak akan bisa lulus dari sekolah sihir Merdiana. Untungnya Anya dan Negi bisa lolos karena kondisi fisik Anya yang prima sehingga ia bisa menarik tubuh Negi dan mereka berdua bisa lari dari perpustakaan.

Anya berniat untuk bangun dan mencuci mukanya supaya ia merasa segar. Tapi entah kenapa ia merasa badannya merasa berat seolah ditindih sesuatu sehingga ia tak dapat bergerak, dan ketika ia melihat apa yang menindih tubuhnya. Anya melihat Negi sedang memeluk erat tubuhnya sambil mengigau:

"Mmm, Onee-chan."

Muka Anya memerah, ia dibuat bingung luar biasa karena Negi tiba-tiba saja ada di sampingnya tertidur sambil memeluk dirinya.

Anya tentu saja merasa senang, karena Negi adalah pacarnya dan salah satu orang yang paling ia sayangi di dunia ini. Tapi tiba-tiba dipeluk seperti itu oleh pacarnya sendiri tentu saja membuat Anya tidak tahu harus bereaksi apa, akhirnya karena kebingungan bercampur rasa senang dan malu. Anya pingsan sambil mimisan, bahkan kepalanya sampai mengeluarkan asap karena kebingungan yang dirasakannya.