Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 170 - Chapter 168 - Liburan di Resort 14

Chapter 170 - Chapter 168 - Liburan di Resort 14

Emiya Shirou mengalami mimpi yang sangat aneh dan mengerikan malam itu. Di dalam mimpinya ia sedang berada di dalam Reality Marble miliknya Unlimited Blade Works yang berubah menjadi sangat aneh.

Di satu sisi ialah pemandangan normal yang biasa ia lihat di dalam Unlimited Blade Works yaitu padang pasir yang dipenuhi dengan pedang dan berbagai macam senjata dan benda yang jumlahnya tidak terhitung serta langit biru cerah seluas lautan dimana ada roda gigi raksasa yang ukurannya mencapai puluhan kilo meter yang bergerak terus menerus tanpa henti di sebelah padang pasir itu ada sebuah lautan darah yang dipenuhi dengan mayat yang jumlahnya juga tidak terhitung melayang-layang di lautan darah itu. Langit yang berada di atas lautan itu juga dipenuhi awan api yang mengerikan.

Awan api itu tidak menurunkan hujan air melainkan hujan darah yang amat menjijikkan, angin yang berhembus di atas lautan darah itu berbau amis dan tidak enak dihirup. Petir juga terus-menerus menyambar lautan darah itu tanpa henti, membuat lautan darah itu mendidih dan mengelegak. Shirou benar-benar tidak suka dengan apa yang terjadi kepada Unlimited Blade Works miliknya, karena setengah bagian dari Unlimited Blade Works miliknya berubah menjadi lautan darah mendidih tanpa ujung yang dipenuhi dengan mayat yang tidak terhitung jumlahnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi dengan setengah bagian dari Unlimited Blade Works!" Teriak Shirou dengan penuh amarah. "Kenapa setengah bagian dari Reality Marble milikku berubah menjadi lautan darah yang mengerikan!"

Walaupun ia kesal karena setengah bagian dari Unlimited Blade Works berubah total, tapi rasa kesal itu tidak dapat mencegah rasa penasaran Shirou terhadap lautan darah itu sendiri. Shirou berjalan secara perlahan mendekati lautan darah itu dan ketika lautan darah itu sudah ada tepat di hadapan dirinya, Shirou berniat menyentuh permukaan dari lautan darah itu. Tapi tepat sebelum ia bisa menyentuhnya, Archer memegang lengan Shirou dan berkata:

"Diriku jangan sentuh lautan darah itu, atau kau akan kehilangan dirimu untuk selamanya! Kau yang sekarang belum memiliki kekuatan untuk menyentuh lautan darah itu!"

Shirou agak kaget dengan kemunculan Archer, tapi ia kembali tenang lalu bertanya pada Archer:

"Apa sebenarnya lautan darah itu Archer?"

Lalu Archer menjawab dengan wajah penuh keseriusan;

"Lautan darah itu adalah setengah dari kekuatan Alucard yang berada di dalam tubuhmu, kau terlalu banyak dan semakin terbiasa menggunakan kekuatan dari monster yang tidak bisa dibunuh itu dan hasilnya tanpa kau sadari kau sudah menyerap setengah dari kekuatan vampire keparat itu! Apa kau tidak tahu betapa susahnya bagi diriku untuk menahan kekuatan vampire sial itu agar tidak memenuhi Unlimited Blade Works! Kalau bukan karena usahaku bisa-bisa Unlimited Blade Works akan berubah menjadi Endless Sea of Blood! Apa kau mau kalau hal itu terjadi!"

"Aku tidak tahu kalau aku sudah menyerap setengah dari kekuatannya Alucard!" Kata Shirou yang wajahnya menjadi pucat setelah mendengar penjelasan Archer. "Dan aku juga tidak menyangka kalau hal itu akan menyebabkan Reality Marbleku terbagi menjadi dua! Dimana Alucard aku butuh penjelasan darinya!"

"Dia sedang tertidur di dalam lautan darah itu karena dirinya melemah akibat setengah kekuatannya kau ambil," Kata Archer. "Jadi saat ini kau tidak bisa berbicara dengannya, yang bisa kau lakukan saat ini adalah tidak menggunakan kekuatan vampire sialan itu sama sekali, untuk mengurangi bebanku!"

Belum sempat Shirou membalas ucapan Archer ia sudah terbangun dari mimpinya, keringat mengalir deras di seluruh tubuhnya membuat yukata yang saat ini sedang dipakainya menjadi agak basah.

"Ini benar-benar gawat," Kata Shirou sambil mengusap keringat di dahinya. "Kekuatan Alucard sangat berguna dan praktis untuk digunakan, disisi lain kalau aku menggunakannya terus menerus aku bisa-bisa akan kehilangan Unlimited Blade Works!"

Bingung dengan apa yang harus ia lakukan Shirou memutuskan solusi terbaik ialah untuk mencari jalan keluar dengan bantuan Rin, Evangeline, Albiero dan ayah kandungnya Nagi.....

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kediaman Emiya sehari setelah Shirou, Rin dan yang lain pergi ke Tohsaka resort.

Illya, Kuro dan Miyu duduk dengan wajah yang kesal di salah satu beranda yang ada di kediaman Emiya. Wajah mereka bertiga terlihat kesal karena mereka tidak dapat pergi ke Tohsaka resort. Mereka bertiga terlambat bangun dan tidak dapat ikut pergi akibat tidak bisa tidur semalaman sebab ketiganya merasa tegang akan pergi ke pantai.

"Sigh kita bertiga memang masih anak kecil," Kata Illya dengan wajah yang terlihat kecewa. "Bisa-bisanya kita tidak bisa tidur semalaman karena merasa terlalu senang akan pergi ke pantai."

"Kita memang masih anak kecil Illya," Kata Miyu yang juga menunjukkan raut wajah kecewa yang bahkan jauh lebih parah daripada Illya. "Jadi wajar kalau kita merasa terlalu tegang dan senang sampai tidak bisa tidur karena kita akan pergi ke pantai."

"Yah, itu semua karena di musim panas tahun lalu kita tidak memiliki kesempatan untuk pergi ke pantai," Kata Kuro yang cuma bisa menggembungkan pipinya karena kesal. "Akibatnya kita bereaksi secara berlebihan sampai-sampai kita semua begadang semalaman dan sekali lagi kita semua tidak dapat pergi ke pantai."

"Yah, karena begadang itu kita jadi tertidur pulas dan dibangunkan seperti apapun juga kita tidak bangun-bangun dan tetap tertidur pulas akibatnya Onii-chan dan yang lain meninggalkan kita bertiga," Kata Illya. "Dalam hal ini kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena semuanya terjadi akibat ini kesalahan kita sendiri."

"Apa musim panas ini kita tidak jadi lagi pergi ke pantai?" Tanya Miyu.

"Sepertinya begitu," Jawab Kuro. "Sigh ini benar-benar menyebalkan!"

"Aku harap di Mundus Magicus kita bisa pergi ke pantai," Kata Illya. "Rasanya tidak enak melewati musim panas tanpa bisa berenang di laut."

"Yah kuharap begitu," Kata Kuro. "Tapi itu kalau kita tidak mendapatkan masalah di Mundus Magicus nanti."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Tepat pukul 8 pagi Shirou datang ke kamar Negi untuk membangunkan adiknya itu, yang belum datang juga ke ruang makan besar di lantai 1 ketika sudah waktunya sarapan. Ketika Shirou membuka pintu kamarnya Negi, ia tidak menemukan siapapun kecuali Camo yang masih tertidur di dalam kartu tempat ia tersegel lalu selimut dan futon yang tergeletak berantakan di atas tatami.

"Ya ampun bocah itu pasti lupa mengunci pintu kamarnya kemudian dia berjalan sambil tidur dan masuk ke dalam salah satu kamar lain dan tidur di samping siapapun yang tertidur di kamar itu," Shirou menghela nafasnya panjang-panjang, ia benar-benar bingung bagaimana cara mengubah kebiasaan buruk dari adiknya itu. "Mengingat tidak ada satu pun dari teman sekelasku yang berteriak pagi ini, berarti Negi tidak masuk ke dalam kamar mereka. Kalau begitu Negi masuk ke kamar siapa? Karena tidak ada tamu lain di hotel milik Rin ini selain seluruh murid dari kelas 3-a, ayah, dan Fuji-Nee. Tapi Negi juga tidak ada di kamar mereka kalau begitu Negi berjalan sambil tidur ke kamar siapa?"

Shirou lalu berpikir dengan keras sekali apakah ada seseorang yang ia lewatkan, dan setelah berpikir lebih dari 5 menit akhirnya Shirou menemukan jawaban yang ia cari.

"Apa Negi berjalan sambil tidur lalu masuk ke dalam kamarnya Anya?" Kata Shirou.

Shirou langsung pergi ke kamarnya Anya setelah bertanya kepada resepsionis dimana letak kamar dari pacarnya Negi itu.

Dan benar saja, di dalam kamarnya Anya Shirou menemukan Negi yang sedang memeluk tubuh Anya. Dan Anya yang pingsan dalam keadaan mimisan.

"Ya, ampun," Kata Shirou ketika ia melihat kondisinya Anya dan Negi. "Negi benar-benar membuat masalah karena kebiasaan buruknya, sepertinya Anya tadi bangun ketika Negi memeluk tubuhnya dan pingsan sambil mimisan karena ia merasa tegang dan senang akibat dipeluk pacarnya Yah itu kalau analisaku ini benar, sih."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Ketika Negi bangun dari tidurnya ia langsung berhadapan dengan Shirou yang melihat ke arahnya dengan tatapan penuh kemarahan.

Negi tidak tahu mengapa Shirou terlihat marah kepada dirinya, karena yang ia tahu ia tidak berbuat sesuatu yang akan membuat Shirou marah. Tapi pikiran Negi berubah setelah ia melihat keadaan di sekelilingnya, Negi bisa melihat ada Anya yang pingsan dengan darah yang sudah mengering keluar dari hidungnya terbaring di sebelahnya. Dan juga sudah jelas kalau kamar tempat ia berada saat ini kondisinya jauh berbeda dengan kamar tempat ia tidur.

Negi akhirnya menyadari kalau ia sudah berjalan sambil tidur ke dalam kamarnya Anya, dan dengan cara yang ia sendiri tidak ketahui sudah membuat Anya pingsan.

"Eh, Shirou-Nii apakah aku lagi-lagi berjalan sambil tidur dan membuat masalah yaitu membuat Anya pingsan sambil mimisan dengan cara yang bahkan tidak aku ketahui?" Tanya Negi dengan wajah yang penuh dengan ekspresi ketakutan.

"Sepertinya begitu," Jawab Shirou masih dengan tatapan yang penuh dengan amarah. "Tampaknya tadi malam kau lagi-lagi lupa untuk mengunci pintu kamarmu dan berjalan sambil tidur ke kamar pacarmu ini, memeluknya semalam suntuk dan membuat dirinya pingsan sambil mimisan ketika ia terbangun di pagi hari saat pacarmu Anya menyadari kalau kau ada di sebelahnya memeluk tubuhnya ketika ia tidur. Kau tahu Negi kau harus benar-benar berusaha untuk mengubah kebiasaan burukmu itu."

"Aku sedang berusaha untuk melakukannya, Shirou-Nii," Kata Negi dengan wajah yang terlihat sedih karena merasa dirinya sudah berbuat sesuatu yang buruk kepada pacarnya sendiri. "Tapi usaha apapun yang kulakukan seperti percuma karena aku selalu berjalan sambil tidur setiap malam kalau pintu kamarku nggak dikunci."

"Sigh sudahlah," Kata Shirou yang merasa kalau adiknya Negi merasa kesulitan karena kebiasaan buruk yang ia miliki. "Kita bicarakan solusi untuk kebiasaan burukmu itu nanti saja, sekarang bangunkan pacarmu itu, cuci mukamu lalu pergi ke ruang makan besar di lantai 1 untuk sarapan."