Di salah satu ruang makan pribadi yang ada di hotel. Tepat setelah adegan mesum yang cukup mengagetkan antara Negi dan Anya.
"Kyaaaa!" Teriak Anya yang matanya berbinar-binar ketika ia melihat banyaknya makanan yang ada di atas meja yang berada di hadapannya. "Ini hebat! Apa benar semua makanan ini boleh kumakan?"
"Tentu saja," Kata Negi yang tersenyum melihat pacarnya yang terlihat senang. "Semua makanan ini gratis, kau boleh memakannya sampai kau kenyang dan puas Anya!"
"Ini benar-benar luar biasa! Bahkan ketika aku mengikuti perjalanan wisata selama seminggu berkeliling Jepang, makanan yang disajikan tidak sebanyak dan seeenak ini," Kata Anya yang wajahnya sedikit memerah karena ia terlalu senang. "Semua makanan ini jauh lebih enak dari apa yang ada di kampung halaman kita! Kau bisa memakan semua ini setiap hari! Aku jadi iri!"
"Tentu saja aku tidak memakan makanan seperti ini setiap hari, karena semua makanan yang ada di atas meja ini dibuat menggunakan bahan yang mahal," Kata Negi menjelaskan kepada Anya. "Tapi rasa makanan yang kumakan di kediaman Emiya setiap harinya jauh lebih enak daripada makanan mewah yang disajikan di hotel ini, jadi bagiku makanan mewah yang saat ini sedang kita makan rasanya biasa saja."
"Apaaaa!" Kata Anya yang terlihat shock mendengar ucapan Negi. "Kau memakan makanan yang jauh lebih lezat dari ini hampir setiap hari! Apa itu berarti ada chef dari hotel bintang lima yang bekerja di kediaman Emiya?"
"Eeeh nggak juga sih," Kata Negi. "Hanya saja Shirou-Nii, Sakura-Nee, dan Sella-san memiliki kemampuan memasak yang luar biasa melampaui chef dari hotel bintang lima, makanya aku bisa memakan makanan yang lezat setiap hari!"
"Hmmph! Tidak adil!" Kata Anya sambil manyun sambil memegang sumpit di tangan kanannya dengan cara yang salah. "Kau bisa menikmati makanan enak yang seperti itu terus menerus! Sedangkan aku untuk biaya makan sehari-hari saja harus dihemat supaya aku bisa menabung benar-benar tidak adil! Kau membuatku iri tahu!"
"Aku cuma beruntung bisa tinggal di kediaman Emiya, jadi kau tidak perlu merasa iri padaku," Kata Negi yang tidak merasa heran ketika melihat pacarnya merasa iri kepada dirinya. "Dan Anya caramu memegang sumpit itu salah, kalau kau memegangnya seperti itu nasi yang ada di mangkukmu itu akan mudah terjatuh."
Wajah Anya jadi cemberut ketika Negi menasihatinya. Ia sangat tidak suka setiap kali Negi memberi dirinya nasihat.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di luar pintu ruang makan pribadi murid-murid Negi yang merasa penasaran dengan Anya, mengintip dari balik pintu geser.
"Negi-kun benar-benar berubah sifatnya ketika ia ada di hadapan pacarnya," Kata Yuuna. "Dia terlihat jauh ceria!"
"Bukan hanya itu, Negi-Sensei jadi terlihat lebih santai dan gembira ketika pacarnya datang!" Kata Ayaka yang terlihat amat kesal."Padahal pacarnya itu hanyalah seorang bocah yang bau kencur!"
"Ketua kelas, kita juga bisa dibilang masih bocah yang bau kencur," Kata Akira yang berdiri di sebelah Ayaka. "Karena kita bukanlah orang dewasa."
"Akira-san aku tahu kalau aku bukanlah orang dewasa secara umur," Kata Ayaka dengan tampang sedih dan lebay meniru adegan seorang gadis baru saja kehilangan kekasih di drama pagi. "Tapi hati, pikiran, tubuh dan jiwaku sudah dewasa! Bahkan aku siap untuk bercinta dengan Negi-Sensei dan memberikan keperawananku kepada dirinya!"
'Obsesi ketua kelas terhadap Negi-Sensei benar-benar sudah tidak sehat,' Kata Akira yang merasa tidak enak melihat kegilaan yang ada di depan matanya. 'Masa dia mau memberikan keperawanannya kepada anak berumur 10 tahun! Bahkan Shirou-kun dan Rin-san yang katanya sudah tunangan saja tidak pernah berbicara yang tidak pantas seperti ketua kelas!'
"Makie! Kau ini kenapa?" Tanya Ako yang merasa heran melihat Makie teman sekamarnya yang saat ini sedang terduduk di lantai kayu dengan wajah yang terlihat sangat putus asa seperti orang yang ingin mati.
"Jangan pedulikan orang yang gagal dalam hidup sepertiku, Ako," Jawab Makie yang benar-benar sudah terpuruk dalam keputus asaan. "Biarkan aku merenung, kenapa aku bisa gagal dalam menjalankan hidupku."
"Apa yang sebenarnya sudah terjadi padamu Makie!" Teriak Ako yang semakin dibuat bingung dengan jawaban dari Makie.
Kembali lagi ke Anya dan Negi...
"Yah, sudahlah," Kata Anya. "Walaupun aku merasa iri kepadamu tapi karena aku saat ini sedang senang, jadi aku sudah tidak peduli lagi dengan masalah yang tadi!"
Anya yang sudah bisa memegang sumpitnya dengan benar melanjutkan makan yang tadi ia tunda karena mengobrol dengan Negi.
"Kau masih belum berubah, ya, Anya," Kata Negi. "Terpancing dengan makanan yang lezat Anya masihlah tetap anak yang suka makan!"
"Apa katamu Negi!" Teriak Anya dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. "Ini semua karena kau tidak pulang ke Inggris secepatnya! Aku jadi harus pergi langsung ke Jepang dan menjemputmu!"
"Anya daripada membicarakan soal kepulanganku ke Inggris apa kamu sendiri sudah berhasil melaksanakan tugasmu sebagai peramal dengan baik?" Tanya Negi yang penasaran dengan keadaan Anya.
"Sigh bisa dibilang lancar sekaligus tidak," Jawab Anya yang terlihat bingung ketika menjawab pertanyaan Negi.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Eeeh apa maksudmu Anya?" Kata Negi yang merasa bingung dengan jawaban dari Anya.
"Entah kenapa setiap kali aku melakukan ramalan semua ramalanku tidak ada yang tepat," Kata Anya. "Walaupun ramalan adalah jenis sihir yang paling kukuasai, bahkan nilaiku dalam ramalan melampauimu."
Walaupun Anya mendapatkan nilai tertinggi di ramalan, ia sama sekali tidak menyadari kalau untuk membuat ramalan yang tepat dibutuhkan tempat yang memiliki energi sihir yang besar. Di Wales tempat ia dulu tinggal adalah tempat spesial yang memiliki energi sihir yang besar makanya ia bisa meramal dengan baik. Tapi di tempat Anya tinggal saat ini tidak ada energi sihirnya sama sekali, makanya ramalannya gagal. Kepala Sekolah sihir Merdiana yang memberi tugas kepada Anya tidak memperhitungkan kalau tempat Anya akan bertugas sebagai peramal adalah perkotaan yang tidak memiliki energi sihir...
"Hmm itu benar-benar aneh, kenapa ramalanmu bisa meleset seperti itu?" Tanya Negi yang merasa tidak percaya kalau ramalannya Anya yang jauh lebih baik dari dirinya bisa gagal.
"Aku juga tidak tahu, selain masalah ramalanku aku juga harus berurusan dengan polisi berkali-kali karena dianggap membuka usaha ilegal di tambah aku juga masih dibawah umur," Kata Anya. "Aku bahkan dipaksa bersekolah di sekolah umum! Meskipun aku sudah menyelesaikan pendidikan formalku sampai ke level universitas! Tapi berkat itu aku jadi membuat banyak teman di sekolah itu, dan juga berteman dengan banyak penduduk kota yang selalu kubantu ketika mereka ada dalam kesulitan. Jadi walaupun tugasku gagal sebagai seorang peramal setidaknya tugasku yang satu lagi untuk membantu orang awam bisa terlaksana!"
"Yah, selama kau senang dan tujuanmu tercapai kurasa tak masalah walaupun kau gagal sebagai seorang peramal," Kata Negi yang merasa senang melihat Anya merasa bahagia.
"Kau sendiri Negi apa kau mengerjakan tugasmu sebagai seorang guru dengan baik?" Tanya Anya dengan nada marah. "Karena yang kulihat dari foto yang kau kirim ke Inggris, kau kebanyakan malah bermain-main dengan banyak cewek!"
"Aku mengerjakan tugasku sebagai guru dengan serius dan benar Anya," Kata Negi yang tahu alasan kenapa Anya saat ini terlihat marah. "Aku terlihat bermain-main dengan banyak perempuan soalnya sekolah tempat aku mengajar kan sekolah khusus wanita, jadi aku tidak merasa aneh kalau kau berpikir aku terlihat bermain-main dengan cewek."
"Maaf deh kalau aku menganggapmu bermain-main," Kata Anya. "Soalnya pacarku Negi kan dikenal sebagai si pendek dan bodoh, dan aku merasa yakin kalau dia dikelilingi banyak Onee-san yang cantik dia akan gagal melaksanakan tugasnya!"