Short story 5.1: Kepanikan Natsumi.
Setelah Natsumi menerima 'didikan yang keras' dari Chizuru di apartemen tempat mereka tinggal, Natsumi sekali lagi pergi ke mini market untuk membeli bahan untuk makan malam.
"Dasar Chizu-Nee!" Setelah Natsumi selesai berbelanja hal yang ia butuhkan di mini market, dia langsung berjalan pulang dalam keadaan galau. Natsumi masih merasa kesal dengan apa yang Chizuru lakukan kepadanya. "Aku kan hanya mengatakan hal yang jujur! Tapi kenapa dia malah menghukumku dan menceramahiku!"
"Ah, Natsumi-Nee-chan, kau baru pulang belanja untuk bahan makan malam, ya?" Kata Kotaro yang langsung menyapa Natsumi ketika ia melihatnya berjalan membawa dua kantung plastik berisi bahan makanan.
"Ah, iya Kotaro-kun," Ketika Kotaro mendadak menyapa dirinya, jantung Natsumi langsung berdegup dengan kencang, dan ia merasa panik. Natsumi benar-benar bingung kenapa tiba-tiba ia bisa merasa seperti itu. 'Ke-kenapa aku jadi merasa begini ketika Kotaro-kun ada di dekatku! A-apa ini semua karena ucapan anehnya Chizu-Nee?'
"Aku juga baru mau pulang, ayo kita pulang sama-sama. Dan biar kubawa belanjaannya, kedua kantung itu cukup berat bukan?" Kata Kotaro sambil tersenyum.
Melihat Kotaro tersenyum tanpa bereaksi apa-apa ketika ia berada dalam keadaan panik, Natsumi merasa lega. Ia bersyukur Kotaro tidak melihatnya dalan keadaan yang memalukan.
"Ah, iya. Tolong, ya, Kotaro-kun," Natsumi dengan senang hati menyerahkan kantung belanjaannya kepada Kotaro karena kantung belanja itu memang cukup berat, dan karena ia bisa melihat ketulusan pada diri Kotaro yang memang ingin membantu dirinya.
"Natsumi-Nee-chan, kok kau mau, sih meminum jus kaleng aneh itu," Kata Kotaro ketika ia melihat Natsumi meminum jus kaleng yang biasa diminum oleh Yue. "Rasanya aneh dan agak pahit, kok Natsumi-Nee-chan bisa tahan meminumnya?"
"Eh, tapi jus ini lumayan enak, lho," Kata Natsumi. "Aku jadi menyukai jus ini karena rekomendasi dari Yue-chii."
"Aku juga meminum jus itu karena disarankan oleh si cebol itu!" Kata Kotaro. "Kenapa sih di sekolah ini banyak jus aneh dan tidak enak yang dijual?"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Short Story 6: Rencana besar untuk memikat lawan jenis nomor absen 5, Ako Izumi.
Di apartemennya Ako, Makie dan Akira.
Ako dan trio cheerleader sedang berkumpul untuk membahas bagaimana perkembangan hubungan antara Ako dan Alexander.
"Pertama kirimkan foto yang bagus untuk Alexander-kun! Rencana besar supaya Ako bisa memikat Alexander-kun!" Kata trio cheeleader.
"Eeeeh, sebenarnya apa yang mau kalian semua lakukan?" Ako kebingungan dia benar-benar dibuat heran dengan kata-kata Madoka, Misa, dan Sakurako.
"Tenanglah Ako, dengan bantuan kami bertiga 100 persen kau akan bisa menaklukan Alexander -kun!" Kata Misa.
"Baiklah pertama semenjak terakhir kali kalian bertemu apa kau pernah melakukan lagi kontak dengan Alexander-kun?" Tanya Madoka.
"I-ia aku pernah mengirim e-mail dua kali kepadanya," Jawab Ako. "Untuk konsultasi soal masa depan."
"Eh, nggak boleh begitu!" Kata Sakurako. "Dalam sehari seharusnya kau mengirimkan 300 e-mail kepadanya! Itu syarat hubungan jarak jauh!"
"Kau pikir aku penguntit!" Teriak Ako. "Dan mengirim 300 e-mail dalam sehari itu terlalu merepotkan tahu! Lagipula aku sudah merasa cukup dengan kencan yang kulakukan bersama dengan Alexander-kun di saat Festival, kalau berharap lebih dari itu rasanya terlalu berlebihan!"
"Nggak boleh, nggak boleh begitu! Kalau kamu nggak berani bertindak cepat Alexander-kun akan diambil oleh orang lain, lho!" Kata Madoka dengan mata yang berapi-api.
"Iya, pokoknya kau harus cepat melakukan sesuatu!" Kata Misa.
"Baiklah ayo kita mulai rencananya!" Kata Sakurako sambil menarik tubuh Ako ke kamarnya.
"Nggak mau!" Teriak Ako yang mencoba untuk melepaskan diri dari Sakurako tapi tidak bisa karena tubuhnya ditahan oleh Misa dan Madoka."Apa yang akan kalian bertiga lakukan!"
Di sebuah taman yang tidak jauh dari apartemen tempat Ako, Akira dan Makie tinggal. Trio cheerleader dan Ako yang mengenakan sailor fuku sedang mengadakan sesi foto, untuk mendapatkan foto yang bagus yang bisa dikirimkan ke Alexander.
Setelah satu sesi berakhir trio cheeleader melihat hasil foto yang mereka buat, bersama dengan Ako akan tetapi....
"Kalian ini kenapa aku harus memakai pakaian ini!" Teriak Ako. "Apa sih sebenarnya rencana kalian!"
"Hmm foto ini cukup bagus tapi entah kenapa kok aku masih merasa ada yang kurang," Kata Misa ketika ia melihat foto Ako.
"Iya kurasa hanya mengirim foto Ako mengenakan sailor fuku ke Alexander-kun tidak cukup!" Kata Madoka.
"Ayo kita buat foto yang lebih seksi!" Kata Sakurako.
Di sesi foto kedua, Ako dipaksa mengenakan bikini two pieces yang baru ia beli beberapa hari sebelumnya.
"Uuuh kenapa aku harus berfoto mengenakan bikini! Ini sangat memalukan!" Kata Ako dengan wajah memerah.
"Ayo kita buat satu lagi!" Kata Sakurako.
"Bikini saja tidak cukup ayo kita pakai bunny girl!" Kata Misa.
"Iya kostum bunny girl saja, sex appeal dari bunny girl cukup tinggi bukan!?" Kata Madoka.
"Tunggu dulu! Kenapa aku harus memakai kostum memalukan macam itu!" Teriak Ako.
"Jangan berisik Ako," Kata Misa yang memegang sebuah palu di tangannya. "Karena kau tidak punya hak untuk menolak!"
Kepala Ako dipukul menggunakan palu yang dipegang oleh Misa, dan tentu saja membuat Ako langsung pingsan.
Bikini yang dipakai oleh Ako langsung diganti menjadi bunny girl oleh trio cheeleader. Dan mereka bertuga dengan seenaknya memotret Ako yang mengenakan kostum bunny girl berkali-kali di dalam apartemennya.
Dan ketika Ako terbangun dari pingsannya ia bisa melihat kalau ia sedang memakai kostum bunny girl dan trio cheerleader sedang bersorak-sorak kegirangan karena mereka bertiga berhasil mendapatkan foto yang mereka inginkan.
"Dapaaaaat!" Teriak Misa.
"Ini baru foto yang pas!" Teriak Sakurako.
"Dengan foto ini Alexander-kun pasti akan terpikat oleh keseksian Ako!" Teriak Madoka. "Dan sekarang kita tinggal mengirimnya!"
"Jangan!" Teriak Ako. "Jangan kirim foto itu ke Alexander-kun!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Short story 7: Teman baru di mini market, nomor absen 31 Zazie Rainyday.
Seperti biasa Sayo sedang berdiri di depan mini market tempat ia melepas rasa sepi yang ia rasakan.
"Hari ini senggang sekali, ya," Kata Sayo dengan tampang yang murung. "Coba saja ada teman sekelas yang datang kesini."
Selesai bicara begitu, di hadapan Sayo muncul Zazie dengan wajah tanpa emosi yang memandang ke arah dirinya bersama dengan hantu-hantu aneh yang selalu mengikuti Zazie.
Sayo menjadi kaget, dengan kemunculan Sayo keinginannya memang terkabul tapi ia benar-benar bingung harus bicara apa kepada Sayo.
"A-anu apa kau mau duduk bersama denganku?" Tanya Sayo.
Zazie menganggukkan kepalanya dan akhirnya mereka berdua duduk di depan mini market. Zazie melakukan juggling menggunakan 6 buah botol minuman yang baru saja dia beli dan Sayo duduk di sebelahnya sambil dikelilingi oleh hantu aneh yang selalu mengikuti Sayo.
Orang-orang yang lewat di depan mini market, terkagum-kagum dengan juggling yang dilakukan oleh Zazie, karena ia terlihat melakukannya dengan amat mudah.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Short story 8: Hari melihat Festival kembang api.
Kediaman Emiya, ruang tamu.
Negi sedang berkonsentrasi menonton film anak-anak di laptop yang ia pinjam dari Shirou, Negi benar-benar serius ketika menonton sampai-sampai tidak menyadari Konoka yang mendekati dirinya.
"Negi-kun! Aku, Setsu-chan dan Shirou-kun akan menonton festival kembang api di tepi danau Mahora," Kata Konoka. "Apa kau juga mau ikut?"
"Aku akan pergi setelah film ini selesai," Kata Negi. "Filmnya hanya tinggal sisa beberapa menit, jadi sayang sekali kalau tidak aku selesaikan."
"Ara ara Negi-kun benar-benar menikmati film anak-anak itu rupanya," Kata Konoka yang tersenyum senang ketika melihat Negi bisa berperilaku seperti anak seusianya.
Setelah Konoka pergi dan film anak-anak yang ia tonton selesai, ada sebuah e-mail masuk ke laptopnya Shirou. Negi yang merasa penasaran dengan e-mail macam apa yang masuk langsung membuka e-mail itu dan ketika ia melihat e-mail itu Negi langsung mimisan lalu pingsan. Karena ia melihat foto Ako mengenakan kostum bunny girl.
Di jalan di depan mini market bisa terlihat anggota kelas 3-a seperti Yuuna, Akira, si kembar Narutaki, Misora dan Kokone dan juga Makie dan Kazumi.
"Lho, Zazie? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Makie sambil membawa kantung plastik berisi kembang api. "Pas benar, kami mencarimu, lho!"
Zazie tidak menjawab seperti biasanya tapi wajahnya yang tanpa emosi menunjukkan sedikit rasa senang karena ucapan Makie.
"Kazumi!" Kata Sayo yang senang ketika melihat Kazumi yang akhirnya pulang.
"Sebentar lagi semua yang ada di kelas 3-a mau melihat kembang api," Kata Makie. "Apa kau juga mau ikut?"
Zazie tentu saja merasa senang dengan ajakan Makie, tapi dia tidal mau meninggalkan Sayo begitu saja jadi ia melihat ke arah Sayo untuk melihat apa reaksi dari Sayo.
"Sudah jelas, kau juga boleh ikut, Sayo," Di saat yang bersamaan Kazumi juga mengajak Sayo, karena ia merasa bersalah sudah meninggalkan Sayo selama beberapa hari. "Tidak mungkin aku meninggalkanmu."
"I-Iya!" Kata Sayo.
"Kluk," Zazie menganggukan kepalanya tanda setuju.
"Bagus ayo kita nikmati melihat kembang api!" Kata Makie.
"Yup, sudah diputuskan!" Kata Kazumi.
"Ngomong-ngomong Kazumi kau tadi menyebut nama Sayo," Kata Makie. "Dia itu siapa? Dan kenapa kau tadi berbicara sendiri sambil menyebut nama itu?"
"Makie, kalau kubilang kalau Sayo adalah hantu ada di kelas 3-a yang duduk tepat di sebelahku apa kau akan percaya?" Tanya Kazumi.
"Ha-Hantu!" Jawab Makie yang merasa ngeri dengan ucapan Kazumi. "Ka-kamu pasti sedang bercanda bukan Kazumi!"
"Apa tampangku seperti orang yang sedang bercanda ketika aku menjelaskan soal Sayo padamu tadi?" Kata Kazumi.
"Ti-tidak sama sekali!" Kata Makie yang merasa takut dengan Kazumi. "Ja-jadi kau bilang kalau kau tadi berbicara dengan hantu!"
"Begitulah," Kata Kazumi. "Tapi kamu nggak perlu takut, Sayo itu hantu yang baik hati, kok!"
"Hii, kamu pemberani, ya, Kazumi," Kata Makie yang sedikit menjauhi Kazumi karena ia takut.
"Aku sudah duduk di sebelahnya lebih dari 2 tahun, Makie," Kata Kazumi. "Dan selama dua tahun itu aku tidak diapa-apakan oleh Sayo tentu saja aku tidak merasa takut padanya."
"Kazumi!" Kata Sayo yang menangis sambil memeluk Kazumi karena ia merasa senang, dengan ucapan Kazumi.
"Sudah-sudah," Kata Kazumi sambil mengusap-usap kepala Sayo.
Makie yang melihat Kazumi mengusap-usap udara kosong dan berbicara sendiri berlari menjauh sambil menarik tangan Zazie. Ia sama sekali tidak mau berurusan dengan sesuatu yang berbau supranatural.
Sedangkan Zazie yang tangannya ditarik oleh Makie cuma bisa pasrah, walaupun ia ingin menemani Sayo dan Kazumi. Tapi saat ini ia sama sekali tidak bisa melakukannya karena tangannya sedang ditarik oleh Makie.
Author Note: Selanjutnya cerita akan kembali normal.