Make up Costumes! Biblio Rouran Rouge!
Chisame memilih kostum yang ia pakai untuk memenangkan Secret Cosplay Contest di pulau perpustakaan. Karena ia merasa nyaman memakai kostum tersebut.
'Tak kusangka kalau mainan ini berguna juga,' Kata Chisame sambil memegang artefak miliknya. 'Aku kayak sedang bermimpi dapat benda aneh macam ini.'
"Cantiknya Nona Chiu!" Para roh listrik secara alami memuji Chisame, karena pada dasarnya Chisame adalah majikan mereka semua.
"Ah Chisame, bukankah itu kostum yang kau pakai di Cosplay Contest kemarin?" Kata Makie. "Ngomong-ngomong Chisame, aku sudah selesai memberi nama kepada para roh listrik yang imut itu!"
Dari kiri ke kanan nama para ketujuh roh listrik adalah:
Shiratako, Daiko, Negi, Chikuwafu, Konnya, Hanpe, Kincha.
"Eh, nama itu.." Kata Chisame yang merasa nama yang diberikan oleh Makie kepada para roh listrik itu cukup aneh.
"Nama yang imut bukan?" Kata Makie.
"Nona Makie sudah menganugrahi kami nama yang keren!" Kata para roh listrik merasa senang dengan nama yang diberikan Makie kepada mereka semua.
"Yah, sudahlah kalau kalian semua merasa senang dengan nama baru kalian," Kata Chisame sambil menghela nafas.
"Oh, ya Chisame-san melanjutkan pertanyaanku sebelumnya," Kata Ayaka yang baru saja selesai melihat-lihat keadaan di sekelilingnya. "Kita sebenarnya ada dimana, tempat ini seperti dasar laut yang indah dengan berbagai jenis ikan di dalamnya."
"Kita ada di dalam game," Kata Chisame. "Lebih tepatnya kita berada dalam game Virtual Reality."
"Eh, kita ada di dalam game Virtual Reality?" Kata Makie dengan mata berbinar. "Hebat sekali!"
"Game Virtual Reality rupanya," Kata Ayaka yang bereaksi sama dengan Makie. "Kupikir game Virtual Reality yang ada belum semaju ini, tapi aku salah rupanya."
'Mereka berdua memang orang yang polos,' Kata Chisame yang merasa heran betapa gampangnya Makie dan Ayaka dibohongi. 'Aku tidak merasa heran kalau ada yang memanfaatkan kepolosan keduanya.'
"Danger! Danger!"
"Ada apa!?" Tanya Chisame kepada para roh listrik.
"Program penyelidik musuh menyadari keberadaan kita!"
"Sepertinya mainframe komputer Mahora Gakuen dikendalikan oleh musuh, sistem pertahan perguruan mengincar kita!"
"Perluas program kekkai pelindung!" Kata Chisame yang langsung berada dalam mode hacker. "Kalian bisa melakukannya bukan!"
"Maaf Install Optionnya belum selesai jadi kami belum bisa melakukan apapun."
"Aaah dasar roh listrik nggak guna!" Kata Chisame.
Di tempat lain, Chachamaru yang menghack sistem komputer di Mahora menyadari keberadaan dari Chisame yang berada di dunia virtual.
"Chisame bisa masuk ke dunia virtual dan hendak mengganggu hacking yang sedang kulakukan," Kata Chachamaru. "Aku tidak tahu bagaimana dia bisa masuk ke dalam dunia virtual, tapi aku akan melawanmu."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Nona Chiu ada serangan!"
"Uugh walaupun kalian bilang ada serangan," Kata Chisame. "Tapi kok yang kulihat, cuma sekumpulan ikan tuna dengan nomor di badan mereka sedang berenang ke arah kita."
"Walaupun bentuknya mirip sekumpulan ikan tuna, tapi sebenarnya kumpulan ikan tuna itu adalah virus yang berbahaya, Nona Chiu."
"Cih, kalau begitu!" Chisame mengetik dengan cepat di virtual keyboard miliknya membuat program yang tepat untuk melawan virus yang menyerang.
Dan ketika Chisame sudah selesai membuat program ia mengeluarkan program yang ia buat melalui artefak miliknya.
"Pact Viltaling!" Teriak Chisame.
Program yang dibuat oleh Chisame berhasil menahan serangan virus dari Chachamaru.
"Bagus nona Chiu anda berhasil menahan serangan virus itu!"
"Ini belum selesai," Kata Chisame sambil menghela nafas. "Akan ada serangan selanjutnya jangan longgarkan pertahanan kalian."
"Kyaaa kenapa bajuku jadi menghilang begini!" Teriak Makie.
"Chisame-san apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Ayaka. "Kenapa pakaianku dan Makie-san jadi meleleh?"
Chisame terjatuh membentur lantai setelah melihat keadaan Makie dan Ayaka yang hampir telanjang karena baju keduanya meleleh dan lenyap.
"Kemana perginya baju kalian!" Teriak Chisame.
"Justru itu aku makanya tadi bertanya padamu!" Kata Ayaka. "Kenapa baju kami berdua bisa meleleh!"
"Nona Chiu, anda berhasil menahan serangan virus-virus itu, tapi efek serangannya masih berpengaruh kepada nona Makie dan nona Ayaka. Makanya baju mereka berdua meleleh."
"Aaah merepotkan sekali!" Kata Chisame yang kembali mengetik dengan cepat di virtual keyboard. "Makie, ketua kelas pakai ini!"
Chisame melemparkan dua buah tongkat sihir yang baru saja ia buat. Kedua buah tongkat sihir itu sengaja Chisame buat mirip dengan tongkat sihir dua heroine utama dari anime Biblion supaya Makie dan Ayaka yang pernah bercosplay menjadi dua tokoh utama dari anime Biblion merasa lebih nyaman.
"Bukankah ini tongkat sihir yang kami berdua pakai di kompetisi cosplay kemarin," Kata Ayaka.
"Kenapa kami harus memakai tongkat ini?" Tanya Makie.
"Tidak usah banyak tanya!" Jawab Chisame. "Gunakan saja tongkat itu dan lakukan pose yang kalian berdua gunakan di kompetisi cosplay kemarin!"
"Eh, pose yang sama seperti kemarin?" Kata Ayaka.
"Oke," Kata Makie.
"Biblio Red Rose!" Kata Ayaka.
"Biblio Pink Tulip!" Kata Makie.
Makie dan Ayaka memakai kostum yang sama dengan kostum yang mereka pakai sebelumnya di kompetisi cosplay.
"Tskk," Chisame sekali lagi merasa kesal, melihat betapa cocoknya kostum yang dipakai oleh Makie dan Ayaka. Karena dirinya tidak memiliki kecantikan alami dan tubuh yang bagus seperti Makie dan Ayaka.
"Perubahan sukses!" Kata Makie.
"Uukh kostum seperti sangat memalukan untuk dipakai!" Kata Ayaka dengan wajah memerah.
"Nona Chiu ada serangan lagi! Kali ini bentuknya sekumpulan ikan hiu!"
"Makie, ketua kelas bantu aku!" Kata Chisame.
"Oke!" Kata Makie/Ayaka.
"Biblio Spiral Shoot!" Kata Ayaka.
"Biblio Aqua Rhapsody!" Kata Makie.
Makie dan Ayaka bisa mengeluarkan serangan pusaran air dari tangan mereka. Dan membuat serangan virus yang berbentuk sekumpulan ikan hiu gagal mengenai mereka bertiga.
"Mereka berdua memang jenius dalam cosplay," Kata Chisame. "Sambil menunggu Install Optionnya selesai mereka berdua bisa jadi umpan atau pelindung!"
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
"Oh, keluarga Emiya berhasil menjatuhkan satu dari robot raksasa," Kata Evangeline yang sedang duduk di atas sapu terbang. "Nah, selanjutnya hal menarik apa yang akan terjadi?"
"Master menurutmu siapa yang akan menang di pertarungan ini?" Tanya Chachazero yang melayang di sebelah Evangeline.
"Siapapun pemenangnya nggak ada hubungannya denganku Chachazero," Jawab Evangeline.
"Ohohoho kau nggak peduli dengan hasilnya, ya."
Konoemon muncul dengan melayang di depan Evangeline, kemunculannya tidak membuat Evangeline terkejut. Karena ia sudah bisa merasakan Konoemon yang tadi memang menuju ke arahnya.
"Pak tua, sihir terbongkar atau tidak bukan urusanku," Kata Evangeline.
"Benarkah nggak apa-apa? Kalau rencana Chao berhasil kau juga akan mendapat masalah, lho," Kata Konoemon.
"Aku sudah tahu hasil akhir dari pertarungan ini," Kata Evangeline. "Makanya aku nggak merasa khawatir, pergilah kau membuat sake yang kuminum jadi terasa tidak enak."
"Ahahaha kalau begitu kau mau minum sake yang kubawa," Kata Konoemon. "Kujamin jauh lebih enak dari milikmu!"
"Hoo kau membawa sake sendiri," Kata Evangeline. "Kau juga ingin menonton rupanya, apa tidak masalah kalau kau tidak ikut membantu pak tua?"
"Biar orang muda yang menghentikan tingkah orang muda," Kata Konoemon. "Kalau nggak bisa baru aku yang akan bertanggung jawab."
"Kakek tua yang memalukan," Kata Chachazero.
"Hyohohoho," Kata Konoemon.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Di atas langit Mahora tempat dimana Chao membuat pusat dari lingkaran sihir pengakuan.
"Nah, sudah sampai tahap akhir," Kata Chao tanpa emosi. "Kira-kira siapa yang akan datang, Emiya Shirou ataukah Negi-bouzo."
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Shirou berdiri di atas atap gedung paling tinggi yang ada di area survival games. Menggunakan kemampuan hawkeye level B+ milik Archer, ia melihat keadaan sekitar untuk mengetahui bagaimana keadaan para peserta dan orang-orang yang disayanginya. Shirou tahu walaupun Chao tidak akan melukai siapapun di survival games ini, tapi tetap saja ia tidak bisa berhenti mengkhawatirkan keselamatan banyak orang. Ia memang sudah menghentikan cita-citanya untuk menjadi seorang pahlawan pembela keadilan, tapi sifat baiknya yang sudah mendarah daging tetap ada dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Makanya ia belum pergi ke tempat Chao dan lebih memilih memperhatikan keselamatan keluarganya dan para peserta.
Shirou merasa lega ketika melihat Kiritsugu, Irisviel, Rin, Sakura dan Luvia berhasil mengalahkan salah satu dari tiga robot raksasa, begitu juga dengan Negi, Kaede, Gu Fei dan Kotaro yang berhasil menyelamatkan Konoka dan yang lainnya. Ia juga tadi sudah berhasil mengalahkan robot raksasa yang terakhir dan karena semua hal yang membuat dirinya khawatir sudah tidak ada Shirou melihat ke atas langit dan melihat ke arah Chao yang sedang berdiri di atas Zeppelin tempat ia membuat lingkaran sihir pengakuan.
Shirou tersenyum, dari awal ia sudah tahu keberadaan Chao berkat bayangan miliknya yang ada di dalam bayangannya Chao. Hanya saja karena rencana Chao melibatkan banyak orang Shirou tidak bisa pergi untuk melawan Chao begitu saja. Makanya ia dan Rin menyusun rencana yang tepat untuk melawan Chao. Walapun pada dasarnya Rinlah yang menyusun sebagian besar dari rencana yang akan mereka pakai untuk melawan Chao.
Shirou hanya punya satu masalah saat ini, ia tidak tahu cara menggunakan sapu terbang. Dan ia juga tidak bisa terbang menggunakan sihirnya, makanya ia bingung bagaimana caranya supaya ia bisa mendekati Chao yang berada di udara. Ia bisa saja menggunakan kekuatan Alucard untuk melayang di udara. Tapi Shirou berpikir kalau ia sudah terlalu banyak menggunakan kekuatan Alucard dan ia tidak mau Chao mengetahui kalau dia adalah Alucard si peserta misterius.
"Aaah kalau tahu akan begini jadinya seharusnya aku mempelajari sihir melayang milik Eva dan Albiero," Kata Shirou. "Membuat lingkaran sihir di udara, Chao benar-benar melakukan sesuatu yang merepotkan."
'Ahahahahaha tampaknya kau sedang punya masalah diriku,' Suara Archer yang lama tidak terdengar tiba-tiba saja bergema di kepala Shirou. Dan kata-kata yang pertama kali Shirou dengar dari Archer adalah ejekan.
"Kau baru saja bangun dan langsung mengejekku Archer," Kata Shirou. "Memangnya apa kau tahu apa masalahku!?"
'Kita berbagi tubuh yang sama, dan lagi kau adalah diriku sendiri,' Kata Archer. 'Tentu saja aku tahu semua yang kau pikirkan dan apa yang terjadi padamu, walaupun aku kurang suka ketika kau menggunakan kekuatan vampire itu.'
"Aku tidak punya banyak pilihan ketika aku harus mengikuti Mahora Budokai tanpa diketahui oleh Chao," Kata Shirou. "Wujudmu sudah pernah dilihat oleh Chao, walaupun aku sendiri tidak suka. Tapi satu-satunya pilihan agar aku bisa mengikuti Mahora Budokai tanpa ketahuan oleh Chao, hanyalah dengan meminjam wujud dan kekuatan Alucard."
'Sigh, setidaknya karena kau banyak menggunakan kekuatan vampire itu, saat ini dia jadi tertidur dan tidak akan mengganggu untuk sementara waktu,' Kata Archer. 'Dan untuk masalahmu saat ini kupikir aku memiliki solusi untukmu.'
"Kau punya solusi untukku!" Kata Shirou. "Memangnya kau punya cara untuk terbang di udara Archer?"
'Aku memang tidak bisa terbang di udara bahkan di masa aku menjadi Counter Guardian,' Kata Archer. 'Tapi aku pernah mengcopy sebuah pedang yang bisa dinaiki untuk terbang di udara dari seorang ahli pedang yang sangat hebat di China, dalam salah satu misiku.'
"Kau punya pedang terbang yang ada dalam legenda atau novel beladiri!?" Kata Shirou. "Tapi aku tidak memiliki ingatan itu, padahal aku juga punya semua ingatanmu."
'Kau tidak mungkin bisa mengakses semua ingatanku, diriku,' Kata Archer. 'Kalau kau mencoba melakukan itu bisa-bisa otakmu meledak karena kelebihan informasi, makanya kau tidak memiliki ingatanku tentang pedang terbang. Karena aku tidak mengizinkanmu mengaksesnya!'
"Kalau begitu cepat berikan blueprint dari pedang itu padaku," Kata Shirou. "Waktu yang kumiliki untuk menghentikan rencana Chao sangat terbatas!"
'Oke! Jangan berisik! Rengekanmu itu sangat menggangu tahu! Padahal kau bilang sebelumnya tak butuh bantuannku sekarang malah merengek, kau benar seperti anak kecil,' Archer mengirim blueprint dari pedang terbang yang namanya tidak ia ketahui langsung ke otaknya Shirou. Sebenarnya Archer ragu untuk memberikan blueprint pedang terbang itu kepada Shirou, karena walaupun ia memiliki blueprint dari pedang tersebut tapi Archer sendiri tidak pernah mentracing pedang terbang itu karena pedang terbang itu adalah Divine Construct yang setara dengan E.A milik Gilgamesh. Adalah sebuah keajaiban Archer bisa mendapatkan blueprint pedang terbang itu. Dan satu-satunya kemampuan dari pedang terbang tanpa nama yang ia ketahui ialah pedang itu memiliki kemampuan untuk dinaiki.
Setelah menerima Blueprint pedang terbang tanpa nama dari Archer, Shirou mengalami sedikit sakit kepala. Karena ternyata pedang terbang itu adalah Divine Construct yang sangat luarbiasa. Terus terang Shirou bingung bagaimana caranya Archer mendapatkan data dari pedang itu.
Judging the concept of creation…
Pedang yang dipakai oleh ahli pedang tak terkalahkan di kolong langit, yang tidak pernah kalah sampai dia naik ke langit.
Hypothesizing the Basic Structure…
Pedang berukuran sedang, yang dibuat dari bahan yang tidak dikenal, memiliki energi yang amat besar di dalamnya yang berasal dari langit dan bumi.
Duplicating the Composite Materials…
error, mengganti material dengan bahan lain yang cocok.
Imitating the Production Process…
Terbentuk oleh langit dan bumi ditakuti dewa dipakai oleh manusia.
Sympathizing with the Experience of its Growth…
Pedang yang memilih majikan dan hanya akan memilih orang yang layak.
Reproducing the accumulated years…
Pedang primodial yang memiliki sejarah panjang yang setara dengan E.A.
Excelling every manufacturing process…
"Trace On!"
Author Note: Chapter selanjutnya adalah pertarungan antara Chao dan Shirou!