Chereads / Master of Faker Reborn / Chapter 91 - Chapter 89 - Mahora Festival 52

Chapter 91 - Chapter 89 - Mahora Festival 52

Setelah upacara minum teh yang kacau, Negi memutuskan untuk menemani, Ayaka, Makie dan si kembar Narutaki karena Negi merasa itu adalah tugasnya sebagai seorang guru dan wali kelas. Mereka berempat harus dibawa ke dokter karena kadar alkohol yang ada di dalam tubuh mereka berempat sangat tinggi. Sementara Akira kembali ke kelas untuk melanjutkan tugasnya di Horror House. Sedangkan Ako dan trio cheerleader hendak melakukan gladiresik, karena mereka akan tampil di konser musik pada sore hari.

Di sebuah kafe terbuka yang ada di atas atap sebuah bangunan kuno di Mahora. Chisame dan Chachamaru duduk di salah satu meja yang ada di kafe itu sambil meminum teh yang sudah mereka pesan. Keduanya sedang menunggu Shirou dan Rin yang ikut mengantar Ayaka, si kembar Narutaki dan Makie ke dokter.

Mereka tidak saling bicara dan hanya menikmati teh yang sedang mereka minum sampai...

"Anu," Kata Chachamaru dan Chisame secara bersamaan.

"Silakan kalau Chisame-san mau bertanya padaku duluan," Kata Chachamaru.

"Pertanyaanku bukan hal yang penting," Kata Chisame. "Silakan kau saja yang duluan."

"Tidak Chisame-san," Kata Chachamaru. "Tujuanmu menemuiku adalah untuk menghilangkan ras penasaranmu dengan apa yang kau lihat di Mahora Budokai bukan, jadi kurasa lebih baik kau duluan yang bertanya padaku."

"Apa kau benar-benar android?" Tanya Chisame. "Dengan level teknologi saat ini tidak mungkin kau bisa diciptakan dan bahkan saat ini aku melihatmu sedang minum teh."

"Aku memanglah android," Jawab Chachamaru. "Yang diciptakan dengan perpaduan antara sihir dan teknologi tinggi, para penciptaku adalah orang yang sangat jenius, yang bahkan tidak mengerti kenapa aku bisa jadi android dengan kepandaian buatan yang sempurna. Dan minumku hanyalah pura-pura."

'Android yang dibuat menggunakan gabungan antara teknologi dan sihir?' Kata Chisame. 'Makin lama hal yang kudengar dari dirinya semakin tidak masuk akal saja!'

"Hal yang kau katakan padaku sangat tidak masuk akal," Kata Chisame. "Tapi setelah hal-hal gila yang kulihat di Mahora Budokai, melihat android level tinggi sepertimu diciptakan kurasa semua hal aneh itu jadi terasa biasa bagiku."

"Kau cepat beradaptasi dengan hal-hal yang baru, ya, Chisame-san," Kata Chachamaru.

"Kalau aku tidak bisa beradaptasi setelah melihat hal-hal gila," Kata Chisame. "Maka aku sendiri akan ikut gila!"

"Kupikir kau adalah orang yang rasional Chisame-san," Kata Chachamaru.

"Aku memang orang rasional dan berlogika, tapi aku bukanlah seorang atheist yang tidak percaya dengan keberadaan hal supranatural," Kata Chisame. "Aku adalah seseorang yang masih mempercayai keberadaan Tuhan karena aku dididik dengan ajaran agama yang ketat oleh kedua orangtuaku. Jadi wajar kalau aku bisa percaya dengan hal-hal yang tidak masuk akal."

"Jadi begitu," Kata Chachamaru.

"Chachamaru kalau kau memang diciptakan berdasarkan teknologi tinggi dan sihir, berarti ada penyihir di Mahora Gakuen bukan?" Tanya Chisame.

"Ya," Jawab Chachamaru. "Mahora Gakuen sendiri didirikan oleh para penyihir supaya mereka bisa berbaur dengan manusia normal tanpa dicurigai, bahkan di kelas kita ada beberapa orang penyihir. Termasuk Shirou-Sama dan wali kelas kita Negi-Sensei."

"Ja-jadi Shirou-kun dan Negi-Sensei juga penyihir?" Kata Chisame. "Dan beberapa dari teman sekelasku juga penyihir? Apakah itu termasuk Rin-san yang merupakan pacarnya Shirou-kun?"

"Shirou-Sama dan Rin-san termasuk penyihir," Kata Chachamaru. "Tapi mereka lebih suka disebut sebagai magus, karena jenis sihir lain yang bisa mereka gunakan."

'Magus?' Kata Chisame. 'Bukankah itu bahasa latin yang artinya juga penyihir atau tukang sihir apa bedanya dengan penyihir biasa?'

"Chachamaru dari yang kulihat kau cukup dekat dengan Shirou-kun," Kata Chisame. "Apa kau punya hubungan spesial dengan Shirou-kun?"

"Dekat? Yang bagaimana, ya," Kata Chachamaru. "Kalau maksudmu perkataanmu apa hubunganku dengan Shirou-Sama baik atau tidak, hubunganku bisa dibilang sangat baik dengan Shirou-Sama. Karena aku melayani Shirou-sama dengan baik di malam hari."

"Jedukkk!" Kepala Chisame membentur meja karena perkataan Chachamaru. Chisame benar-benar kaget setelah mendengar kata-kata Chachamaru.

"Hei, Chachamaru apa maksudmu dengan melayani Shirou-kun?" Tanya Chisame sambil memegangi kepalanya yang kesakitan.

"Aku cuma melayaninya di pertarungan satu lawan satu selama 2 atau 3 jam setiap malam," Jawab Chachamaru.

"Bruukk!" Kali ini Chisame jatuh terduduk ke lantai karena ia terkejut dengan jawaban Chachamaru.

"Anu Chisame-san," Kata Chachamaru. "Apa kamu sudah salah paham dengan kata-kataku tadi?"

"Ti-tidak kok," Kata Chisame.

"Hmm, dari pertanyaanmu tadi," Kata Chachamaru. "Apa kau punya perasaan yang khusus pada Shirou-Sama?"

"Kau jangan asal bicara Chachamaru," Kata Chisame. "Mana mungkin aku suka dengan Shir.."

Sebelum Chisame sempat menyelesaikan kata-katanya di belakang Chisame muncul Rin, yang sudah mengganti kimono yang tadi ia pakai dengan baju turtle neck merah dan rok plus stoking hitam yang biasa ia pakai. Dan Rin muncul dengan aura kemarahan yang mengerikan.

"Kau suka dengan siapa Chiu-chan," Kata Rin sambil memberikan senyum yang terlihat mengerikan ke arah Chisame.

"Hiiiiii, Ri-Rin-san," Kata Chisame. "A-aku tidak suka dengan siapa-siapa, kok."

"Rin berhenti menakuti Chisame-san," Kata Shirou yang memakai kaus hitam dan jas berwarna magenta ditambah celana panjang berwarna hitam. "Dia jadi gemetar ketakutan tahu."

"Shirou-Sama anda sudah kembali," Kata Chachamaru yang tersenyum gembira ketika ia melihat Shirou.

"Maaf, ya Chachamaru, Chisame-san, kalian berdua pasti bosan karena harus menungguku dan Rin," Kata Shirou.

"Tidak juga," Kata Chachamaru. "Karena aku dan Chisame-san melakukan perbincangan yang cukup menarik, jadi kami berdua tidak merasa bosan."

"Kalau begitu bagaimana kalau kita berkeliling sebentar," Kata Shirou. "Aku hari ini tidak memiliki jadwal patroli ataupun bertugas di Horror House, jadi aku punya banyak waktu kosong."

"Ide yang bagus Shirou," Kata Rin. "Berkeliling bersamamu bisa memberiku alasan agar aku tidak melakukan tugasku di Horror House bersama dengan Edelfelt! Gadis berambut bor yang menyebalkan!"

" Haah, Kau masih tidak bisa akur dengan Luvia-san rupanya," Kata Shirou menghela nafas.

"Tidak perlu mengakrabkan diri dengan nona besar tidak tahu diri itu!" Kata Rin.

Di depan kelas 3-a, Luvia yang sedang melakukan tugasnya menarik perhatian pengunjung. Merasa bingung kenapa ia bisa bersin 5 kali secara beruntun.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Shir-Shirou-kun apa kau yakin kalau aku dsn Chachamaru boleh ikut berkeliling bersamamu dan Rin-san?" Tanya Chisame. "Aku takut kalau keberadaanku hanya akan mengganggu."

"Tenang saja Chisame-san," Jawab Shirou. "Keberadaanmu sama sekali tidak mengganggu, kok."

"Shirou benar Chiu-chan, keberadaanmu tidak akan mengganggu, kok," Kata Rin. "Asalkan kau tidak mencoba mendekati Shirou!"

"Ti-tidak," Kata Chisame sambil menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan berani mendekati Shirou-kun! Tidak akan!"

'Kenapa Rin jadi Yandere begitu,' Kata Shirou. 'Padahal dia adalah seorang tsundere sejati, apa yang menyebabkan dia jadi yandere?'

'Aaaaah! Aku mencoba bersikap seperti seorang Yandere agar aku gadis lain yang suka dengan Shirou menjauh dan aku bisa selalu berduaan dengan Shirou selama festival!' Kata Rin. 'Tapi bersikap seperti seorang Yandere begini benar-benar membuatku capek dan lelah!'

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di dalam Ferris Wheel yang berada di dekat gerbang Mahora Festival. Shirou, Chisame, Rin dan Chachamaru, memutuskan untuk menaiki wahana tersebut. Supaya mereka bisa melakukan pembicaraan dengan lebih aman.

"Shirou-kun, Rin-san, kalian berdua penyihir bukan?" Tanya Chisame.

"Ya," Jawab Rin. "Apakah Chachamaru yang memberitahukan hal itu padamu?"

"Iya," Kata Chisame. "Chachamarulah yang mengatakannya padaku ketika aku bertanya padanya soal keanehan di Mahora Budokai."

"Haaah, aku sudah menduga kalau suatu saat Chisame-san akan tahu soal sihir," Kata Shirou. "Mengingat diantara para non penyihir di kelas dialah yang pikirannya normal dan rasional."

"Itu benar," Kata Rin sambil menghela nafas. "Soalnya semua non penyihir di kelas kita itu kebanyakan orang aneh yang suka heboh sendiri."

"Kalian berdua kok tidak terlihat kaget sama sekali, ketika aku berkata pada kalian kalau aku mengetahui soal sihir?" Tanya Chisame.

"Kami berdua sudah menduga akan ada satu dari teman sekelas kami yang akan merasakan kejanggalan di Mahora Budokai," Kata Rin. "Jadi aku dan Shirou tidak merasa kaget ketika kau tahu soal sihir."

"Jadi Chisame-san apa yang akan kau lakukan dengan pengetahuan soal sihir yang sudah kau ketahui?" Tanya Shirou.

"Aku tidak akan melakukan apa-apa," Jawab Chisame. "Karena bagiku tahu soal keberadaan sihir tidak ada gunanya bagiku, jadi aku akan tutup mulut dan diam tanpa memberitahu siapapun soal sihir. Dan kalau analisaku benar akan ada hal gawat yang terjadi bukan kalau orang biasa tahu soal sihir."

"Yah, semua penyihir di Mahora akan diubah menjadi ferret, kalau sihir ketahuan oleh orang awam," Kata Shirou. "Walaupun, aku, Rin, Sakura, Luvia dan Arturia adalah pengecualian karena jenis sihir yang kami gunakan berbeda dengan para penyihir lain di Mahora."

"Diubah jadi ferret?" Kata Chisame. "Hukuman untuk penyihir yang sihirnya ketahuan oleh orang biasa benar-benar aneh."

"Tapi itulah kenyataannya Chisame-san," Kata Chachamaru. "Sekalipun hukuman yang diberikan kepada penyihir yang melanggar aturan tidak masuk akal."

'Chisame Hasegawa memiliki pemikiran yang rasional dan otak yang cukup pintar,' Kata Rin. 'Dia bahkan bisa melakukan analisa yang cukup bagus mengenai penyihir akan mendapatkan hukuman kalau sihir diketahui oleh orang biasa, hmm Chisame bisa menjadi aset yang berharga kalau aku memasukkannya menjadi anggota haremnya Shirou, apalagi aku bisa memastikan kalau dia juga menyukai Shirou.'

"Chiu-chan aku punya penawaran yang bagus untukmu," Kata Rin. "Penawaran yang akan sangat menguntungkan untukmu!"

Chisame merasakan perasaan yang tidak enak ketika ia mendengar kata-kata Rin. Ia melihat Rin yang tersenyum ke arahnya dengan senyum yang sangat aneh dan menakutkan.

'Rin-san terlihat sangat menakutkan dengan cara tersenyum yang aneh itu,' Kata Chisame. 'Sebenarnya apa yang akan ia tawarkan padaku?'

"Eeeh, Rin-san," Kata Chisame. "Tawaran apa yang mau kau berikan padaku?"

"Tawaran yang sangat sederhana!" Kata Rin. "Apa kamu mau melakukan pactio dengan Shirou?"

Author Note: Support me on Pa.treon.com/Raylight25