Chereads / Gelora Cowok SMK / Chapter 30 - 30. Pengakuan

Chapter 30 - 30. Pengakuan

Gelora 💗 SMA

Meminta maaf tidak membuat tinggi atau rendahnya derajat seseorang, tapi memberikan maaf sudah pasti memiliki hati yang mulia_ (3KG_Film India).

Aku memang tidak akan melaporkan kepada siapa pun tentang tindakan tak senonoh Pak Armando terhadapku, karena hal ini sama saja akan membuka aibku sendiri. Aku menganggap kejadian ini sebagai pelajaran berharga untuk kehidupanku. Namun demikian, aku belum bisa memaafkan perbuatan Pak Armando karena aku butuh waktu untuk bisa ikhlas memaafkannya. Tapi aku tidak akan dendam walaupun ada rasa kekecewaan yang mendalam di relung hatiku.

Setelah aku pulang dari rumah Pak Armando, aku langsung balik ke rumahku. Hari itu adalah hari terakhir aku bertemu dengan Pak Armando. Aku mendapatkan kabar bahwa setelah dia mengundurkan diri menjadi Guru Honorer di sekolahku beberapa hari kemudian dia balik ke Semarang. Selanjutnya aku tidak pernah tahu tentang kabar dia lagi.

Bagaimana dengan Rudy? Salah satu sahabatku yang terlibat dalam skandal ini. Aku belum melakukan tindakan penghakiman terhadap dia. Aku hanya merasa sangat kecewa yang besar pada diri sahabatku itu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat berhadapan dengannya. Apakah aku akan membalas perbuatannya atau memaafkannya begitu saja. Tapi yang pasti ada satu hal yang ingin aku ketahui, ada modus apakah sehingga dia tega mengumpan aku untuk dijadikan korban pelecehan Pak Armando. Apa motif dia di balik semua ini.

Tiga hari dalam masa skors. Aku tetap beraktivitas seperti biasanya. Aku pura-pura pergi ke sekolah meskipun sebenarnya aku tidak datang ke sekolah karena aku tidak mau kedua orang tuaku tahu kalau aku sedang dihukum oleh pihak sekolah, lantaran berani berbuat keonaran. Selama itu pula aku selalu mencari keberadaan Rudy, entah ... tiba-tiba saja dia sulit untuk ditemui. Aku tidak akan mencari ke rumahnya, karena selain aku tidak diperbolehkan main ke sana oleh ayahnya, aku juga tidak ingin membuat keributan di rumahnya. Aku hanya ingin menyelesaikan dengan dia di luar. Bukan di sekolah atau pun di rumah.

Di hari terakhir masa skors. Akhirnya aku bertemu dengan Rudy. Aku sengaja menghadang dia di jalan yang sepi.

''Hai, Rud ...'' sapaku pada dia, dan dia nampak terkejut. Mukanya seketika itu memucat seperti ketakutan.

''Ppp ... Poo ...'' Rudy mendadak gagap.

''Ke mana saja kau, Rud? Aku mencarimu!"

''Maaf, Poo ... aku tidak menghampirimu, aku dengar kamu lagi diskors jadi ...''

''Bukan itu yang ingin aku bicarakan kepada kamu, Rud ...''

''Lantas ...''

''Aku ingin mendengar kejujuranmu!''

''Jujur soal apa, Poo?''

''Alasan kamu membantu tindakan cabul Pak Armando terhadapku.''

''Maksudnya?''

''Jangan pura-pura bego, Rud! Aku sudah tahu semuanya.''

Rudy nampak terdiam, matanya tidak fokus dan wajahnya semakin memerah.

''Kenapa kamu tega membiarkan aku dilecehkan oleh oknum guru, Rud?''

Rudy terdiam untuk beberapa saat, kemudian dia memandangku dengan tatapan sinis.

''Hehehe ...'' Tiba-tiba Rudy meringis dengan nada mengejek.

''Aku benci sama kamu, Poo!''

''Benci kenapa, Rud ... apa salahku?'' Aku mengernyitkan dahi.

''Aku iri sama kamu ... karena kamu selalu disukai sama orang ... bahkan orang yang aku sukai juga lebih menyukaimu, makanya aku dendam dan ingin membuatmu hancur!''

"Astaqfirullah ..." Aku mengurut dadaku dan menggeleng-gelengkan kepala.

''Memangnya siapa orang yang kamu sukai, Rud?'' tanyaku dengan nada penasaran.

''Randy!''

''Randy?!'' Aku mengeryitkan dahi lagi. "Jadi kamu, Gay?'' lanjutku cukup terkejut.

''Iya ... aku Gay! Dan aku menyukai Randy. Tapi sayanganya Randy malah menyukai kamu, Poo ...makanya aku jadi benci sama kamu ...''

''Kamu jahat sekali, Rud ...'' ujarku geram.

''Aku tahu Pak Armando juga Homo ... aku pernah ketemu dan bertutur sapa dengan dia di aplikasi Hornet ...''

''Hornet?'' tanyaku.

''Itu apikasi chating khusus Gay ...''

''....'' Aku mencecap!

''Lalu, aku dan Pak Armando meet up secara diam-diam ... kami melakukan hubungan badan di rumahnya.''

"Ya, Tuhan ...'' Aku tercengang mendengar pengakuan Rudy. Aku tidak percaya mereka sudah bertindak sejauh itu.

''Tapi, aku kecewa, ternyata Pak Armando hanya memanfaatkan tubuhku untuk memuaskan nafsunya ... Sepertinya dia lebih tertarik sama kamu, Poo ... dia tahu kalau aku adalah sahabatmu, dia ingin aku membantunya untuk mendapatkan kamu ... minimal mencicipi tubuhmu.''

''Gila ...'' Aku menggeleng-gelengkan kepala. Aku benar-benar tidak percaya.

''Lalu aku memanfaatkan momen ulang tahunmu dan merencanakan semua sesuai dengan keinginan Pak Armando dan kami berhasil.''

''Kamu benar-benar keterlaluan, Rud ... pengkhianat dan jahat!'' Aku mengepalkan tangan menahan geram.

''Aku jahat karena kamu sudah merebut Randy dariku, Poo ...'' tukas Rudy.

''Kamu salah besar, Rud ... aku tidak pernah merebut siapa pun ... kedekatan aku dan Randy hanya sebatas hubungan persahabatan tidak lebih!''

''Tapi Randy suka sama kamu, Poo ... bohong jika kamu tidak merasakan hal itu!"

''Aku bukan gay! dan aku tidak merasakan apa pun!'' gertakku.

''Munafik ... aku tahu sebenarnya kamu juga Gay, Poo ... tapi kamu pura-pura tidak menyadarinya!''

''Tidak ... aku tidak mau jadi Gay!''

''Tak perlu membohongi dirimu sendiri ... aku tahu kok, kalau kamu sebenarnya menyukai KONTOL ... sama seperti aku!''

''PLAAAKKK!!!'' Satu tamparan kerasku mendarat di pipi Rudy. Tamparan yang aku tahan-tahan dari tadi akhirnya melayang juga dan berhasil aku daratkan di tubuh Rudy. Aku tarik bajunya hingga kancing baju bagian atas terlepas satu.

''Dengar, ya ... aku tidak sepertimu. Dan kalau pun aku jadi gay, aku tidak akan melakukan perbuatan hina seperti kamu!'' tandasku sambil mendorong tubuh Rudy jauh-jauh,

Lalu aku pergi meninggalkan Rudy. Aku akan hilang kesabaran bila berlama-lama berhadapan dengan anak itu.

Entahlah, apakah aku akan memaafkan sahabatku itu atau tidak. Rasanya aku butuh waktu buat memaafkannya. Yang penting aku sudah mengetahui alasan demi alasan mengapa Rudy melakukan tindakan nekat yang merugikan diriku. Sungguh, aku merasa tidak mengenali dia. Banyak hal yang tidak aku ketahui dari dia. Dan salah satu fakta yang membuatku tercengang adalah bahwa Rudy ternyata seorang homoseksual.