Arga duduk di sebelah ranjang rumah sakit tempat pria yang kemarin ditembak oleh Ari Wicaksana terbaring. Ia duduk sambil memainkan ponselnya dan sesekali melihat ke arah pria tersebut. Ia tidak datang seorang diri. Ia datang bersama seorang Pengacara yang sengaja ia siapkan untuk pria tersebut.
Pria yang sedang berbaring di ranjang tersebut perlahan membuka matanya. Ia terdiam ketika melihat Arga sudah duduk di sebelahnya dan menghela napas panjang.
Arga tersenyum menyambut pria tersebut dan baru saja membuka matanya. "Welcome back. Kamu belum mati. Selamat."
Pria itu berdecak pelan. "Kenapa kalian menggunakan peluru karet?"
"Karena tujuan Bara bukan ingin membunuh kamu. Dia cuma ingin membuka wajah asli seorang Ari Wicaksana," jawab Arga.
"Dan sekarang dia sudah berhasil?" sahut pria itu.
Arga mengangguk pelan. "Belum sepenuhnya. Selanjutnya tugas kamu untuk membongkar semua kedok Ari Wicaksana. Apa yang sudah kamu lakukan untuknya."