Bara melepaskan jaket yang ia kenakan sambil menghela napas panjang. Setelah itu ia duduk di kursi yang ada di ruang gantinya sembari melepaskan celana panjang dan sepatunya. Maharani yang berdiri di bibir pintu ruang ganti tersebut memperhatikan Bara sambil tersenyum.
"Are you okay?" tanya Maharani.
Bara menganggukkan kepalanya.
"Sudah lega karena Ari Wicaksana akhirnya ditangkap?"
"I don't know. Masih ada yang sedikit mengganjal," jawab Bara.
Maharani kembali bertanya pada Bara. "Gimana sama pria yang ditembak Ari Wicaksana?"
"Harusnya dia cuma mengalami luka memar di keningnya. Peluru yang ada pistol itu cuma peluru karet. Minimal dia gegar otak karena ditembak dalam jarak dekat," terang Bara.
Maharani menghampiri Bara dan memeluknya dari belakang. Bara memegang tangan Maharani sambil tersenyum lebar. "Gimana acara memancing kamu sama Eyang?"
"Menyenangkan. Aku harus melatih kesabaran aku lagi," sahut Maharani. Ia kemudian mencium tengkuk Bara sambil memejamkan matanya.