Bara duduk di sebelah Arga yang kini tengah mengendarai mobil miliknya. Pandangannya tertuju pada jalanan yang ada di luar. Dengan mengenakan sarung tangan kulit berwarna hitam, Bara menggenggam senjata api yang digunakan untuk menembak Maya dan juga dirinya tepat setelah mereka mengucapkan janji pernikahan.
Arga melirik Bara yang nampaknya tengah diliputi kekalutan. Ia akhirnya mencoba untuk menyingkirkan awan hitam yang sepertinya bergelayut di atas kepala Bara dengan membuka percakapan. "Tadi Rani telpon. Dia bilang lu ngga bisa dihubungin."
Bara mengalihkan perhatiannya pada Arga sejenak. Setelah itu ia mengeluarkan ponselnya dari saku jaket yang ia kenakan. Ia menghela napas panjang dan memperlihatkan layar ponselnya pada Arga. "Handphone gue mati. Dia bilang apa?"
"Ngga bilang apa-apa, sih. Cuma nanyain doang," sahut Arga.
"Terus lu bilang apa waktu dia nanyain gue?" Tanya Bara.
