Rania menghela napas panjang ketika ia melihat Bara sudah kembali sibuk dengan komputer tangannya. "Harusnya Mama minta Dokter buat membius kamu lagi, supaya kamu istirahat."
Bara tertawa pelan sambil menoleh ke arah ibunya. "I'm fine, Ma."
"Sekarang kamu bisa ngomong baik-baik aja. Padahal kemarin kamu baru aja mengalami kejadian buruk," sahut Rania.
Bara berdecak pelan. "Itu bukan pertama kalinya aku mengalami kejadian buruk, kan?"
"Iya, bukan pertama kalinya. Tapi, tetap bikin Mama ketar-ketir."
"I love you," ujar Bara pada Rania.
Rania melirik tajam Bara. Ia kemudian kembali menghela napas panjang. "Eyang katanya sudah ketemu Rani?"
Bara menganggukkan kepalanya. "Semalam dia mampir ke sini. Tapi pagi waktu Eyang ke sini, mereka sempat ketemu sebentar."
"Oh," gumam Rania. Mata Rania tiba-tiba teralihkan pada koper berwarna hitam yang ada di dekat tempat tidur Bara. "Itu koper kamu?"
"Bukan, itu punya Rani. Dia boleh kan, di tempat Mama untuk sementara?" tanya Bara.