Bara berlari dengan napas yang terengah-engah ketika ia melewati lorong panjang dengan pencahayaan temaram. Di belakangnya, ia mendengar jejak kaki yang semakin mendekat ke arahnya. Sementara ia merasa tenaganya sudah hampir habis setelah melawan Rendi.
Mau tak mau Bara mempercepat larinya meski sedikit tertatih. Bara akhirnya berhasil mencapai pintu untuk keluar dari lorong tersebut. Ia berusaha untuk mendorong pintu tersebut. Namun, pintu yang berat itu seakan tidak mau bergerak.
Langkah kaki di belakangnya semakin mendekat. Sementara pintu yang ada depannya tidak juga membuka. Bara kemudian mencoba mencari cara lain untuk membuka tersebut.
Ia mencoba meraba-raba tembok yang ada di sekitar pintu tersebut. Pada saat ia sedang meraba tembok yang ada di hadapannya, tanpa sengaja ia kembali terbatuk. Bara tidak memperdulikannya dan terus mencari celah, tombol atau apapun yang bisa membuka pintu besar tersebut.