"Apa yang Bara tawarkan ke Bapak sampai Bapak bisa goyah seperti itu?" Tanya Maharani.
Pak Burhan menghela napas panjang. "Kalau kamu berpikir dia menawarkan uang, kamu salah besar Rani."
"Lalu apa yang dia tawarkan ke Bapak?"
"Sebuah kesempatan," jawab Pak Burhan. Ia terdiam sejenak. "Bukan untuk saya. Tapi untuk masa depan anak saya."
Maharani mengerutkan keningnya. "Maksudnya Pak?"
"Cita-cita anak saya untuk jadi pembalap itu butuh uang yang tidak sedikit. Olahraga balap di sini tidak banyak berkembang. Kebetulan ada orang yang mengundang seorang pencari bakat untuk melihat bakat anak saya. Dan orang itu tertarik untuk melatihnya di negaranya."
Pak Burhan melirik Maharani sambil berdecak pelan. "Perlu saya bilang, kamu beruntung bisa mendapatkan pria seperti Bara. Dengan apa yang dia miliki, dia bisa melakukan apa saja."
"Termasuk membuat orang seperti Bapak goyah?" Sahut Maharani.