Bara langsung pulang ke apartemennya begitu ia mengantar Maharani untuk tinggal sementara bersama ibunya. Ia menghela napas panjang sembari memasukkan tubuhnya ke dalam bak mandinya. Ia memejamkan matanya untuk menikmati sensasi air hangat yang melemaskan otot-ototnya yang kaku setelah seharian ini mengendarai mobil pergi pulang Jakarta-Bandung.
Ketika ia memejamkan matanya, bayangan Maharani ketika menangis di pusara Agung kembali terngiang di dalam ingatannya. Seketika itu juga, Bara kembali membuka matanya. Ia memandang lurus ke dinding kamar mandinya. "Kenapa dia yang muncul?" ujar Bara pelan.
Ia kemudian kembali memejamkan matanya. Bayangan Maharani yang sedang menangis tersedu-sedu kembali setiap kali Bara memejamkan matanya. "What is this mean?" ujar Bara tidak percaya. Rasanya sudah lama ia tidak merasakan sensasi seperti ketika dirinya sedang bersama Maya. Namun kali ini, sensasi itu terasa lebih rumit untuk bisa ia jelaskan.