Menjelang malam, orang tua Agung datang dan langsung menemui Maharani yang masih berada di rumah sakit. Maharani segera mengantar orang tua Agung ke dalam kamar jenazah. Ia mundur sejenak untuk membiarkan Ayah Agung mendekati jenazah anaknya. Dari belakang ia menyaksikan pria paruh baya itu menatap jenazah anak lelakinya itu.
Meskipun Agung bukan anak kandungnya, namun pria paruh baya itu memang sangat menyayangi Agung. Hal itu bisa Maharani lihat ketika ia sedang berkunjung ke rumah orang tua Agung. Bahkan keluarga Agung juga selalu bersikap baik kepada Maharani tiap kali ia berkunjung ke rumah mereka. Ibunya akan memasakkan banyak sekali makanan untuk Maharani. Tidak jarang Ibu Agung meminta maaf padanya, karena ia tidak bisa mengadopsi Maharani.