Bara memeluk erat Maya setelah mereka mengucapkan janji pernikahannya dan melakukan ciuman pertama mereka sebagai suami istri. Semburat cahaya senja semakin menambah makna dalam pernikahan keduanya.
Namun, prosesi pernikahan yang semula indah dan syahdu seketika berubah menjadi mimpi buruk begitu terdengar bunyi tembakan dari kejauhan.
-----
Bara kembali bangun sambil terengah-engah. Di dalam kegelapannya ia meremas rambutnya sendiri. Tangannya yang lain meraba bekas luka tembak yang ada di sebelah kiri dadanya dan meninggalkan sakit yang tak tertahankan meski peristiwa itu sudah lima tahun berlalu.
Ia bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan ke minibar miliknya lalu menuangkan segelas scotch ke dalam gelasnya. Tangannya bergetar ketika ia meletakkan kembali gelasnya.
"Why you here?" bisik Maya di telinga Bara.
Bara tersenyum sambil memegang lembut lengan Maya yang merangkul tubuhnya.
"I'm alone. Why don't you go back and sleep?" lanjut Maya.
"Sure," sahut Bara pelan.