Keesokan harinya, Pria suruhan Hanggono benar-benar tidak menyerah. Setelah semalaman mengamati situasi di sekitar apartemen Bara, ia memutuskan untuk kembali ke apartemen Bara.
Ia kembali mengendap-endap di luar apartemen Bara.
----
Pagi-pagi Pak Haryo dan Rania sudah mendatangi Bara di kamar rawatnya. Ben masih tertidur di sofa yang berada tidak jauh dari tempat tidur Bara.
Rania membelai kepala Bara sambil berdecak pelan.
Bara perlahan membuka matanya, dan melirik Rania yang sudah berdiri di sebelahnya. "Ma."
"Kenapa kamu bisa sampai seperti ini lagi," ujar Rania sembari membelai kepala Bara.
Bara tersenyum kecut mendengar ucapan Rania. "Aku ngga apa-apa, kok."
"Kamu ini, selalu bilang kalau kamu ngga apa-apa," sela Pak Haryo.
Bara tertawa pelan sambil meringis menahan sakit. "Ini belum seberapa."
"Jangan sok kuat kamu," sahut Rania.
"Masih lebih parah waktu Eyang nemuin aku dulu," ujar Bara sambil tertawa pelan.