Axel keluar dari restoran dengan sangat kesal. Ia menendang apa saja yang ada di hadapannya. Bertemu dengan Hanggono jelas bukan merupakan hal yang menyenangkan baginya. Jika bertemu Kinar saja sudah buruk baginya, maka bertemu Hanggono adalah lebih buruk.
"Hhh, bangsat," gerutu Axel. Ia pun akhirnya berjalan pergi meninggalkan restoran dengan berjalan kaki. Berharap dengan berjalan kaki ia bisa meredakan amarahnya.
"Tiiin, tiiiin." Axel semakin kesal mendengar suara klakson yang sepertinya diarahkan untuk dirinya. Ia segera menoleh. "Apa lagi woy, gue udah jalan di troto--" Ia terpaku melihat orang yang sedang mengendarai motor di sebelahnya. "--ar. Bang Jali?"
"Perlu tumpangan, ngga?" seru Bang Jali.
"Kok, Abang bisa ada disini?" tanya Axel keheranan dengan kemunculan Bang Jali yang tiba-tiba.
"Abis mampir ke warung rokok punya temen gue. Eh, ngga sengaja ngeliat lu. Akhirnya gue samperin," aku Bang Jali. "Mau naik ngga?"