Bang Jali mengetuk pintu ruang kerja Pak Angga sebelum ia masuk ke dalamnya sambil membawakan teh hangat. Sesuai dugaan Bang Jali, Pak Angga tidak akan terlalu menghiraukan kehadirannya. Ia hanya melirik sedikit ketika Bang Jali meletakkan teh hangat tersebut di atas meja kerjanya dan tetap melanjutkan menelpon.
Tanpa sengaja Bang Jali melirik ke balik lukisan yang ada di belakang meja kerja Pak Angga. Bagian belakang lukisan tersebut sedikit membuka serupa dengan daun pintu lemari yang sedang membuka.
Melihat Pak Angga yang bahkan tidak menoleh ke arahnya, Bang Jali memberanikan diri untuk melongok sedikit ke balik lukisan tersebut. Ia lalu memfotonya menggunakan kacamata yang ia gunakan saat ini.
"Lihat apa kamu?" seru Pak Angga tiba-tiba.
Bang Jali tergagap, "Eh, anu, Pak. Cuma lihat lukisan Bapak. Lukisannya bagus, Pak."
Pak Angga melirik tidak percaya, ia berjalan mendekati lukisannya dan menekannya sedikit agar celah dibalih lukisan kembali tersembunyi.